75

2.2K 279 13
                                    

Jennie kembali memanggil nomor telepon kakaknya, tapi lagi-lagi tidak ada jawaban.

"Gimana kak?" Tanya Rose.

"Nggak diangkat," Jawab Jennie.

Waktu sudah menunjuk pukul hampir dua pagi, tapi kakak tertua mereka masih belum juga sampai di rumah.

Sekitar lima jam yang lalu Jisoo sempat pamit pergi ke mini market untuk membeli beberapa camilan. Namun sudah berjam-jam tak kunjung pulang.

Jennie dan Rose sudah pasti merasa khawatir, ia takut kakaknya itu terjadi apa-apa.

"Kak Bob!" Panggil Rose dalam panggilannya, "Kak Jisoo ilang!"

••••

Tuk tuk tuk tuk.

Suara sepatu melangkah, ketukannya terdengar mendekat.

Perempuan yang duduk disebuah bangku dengan kaki dan tangan terikat, serta mulut terikat kain itu mendongakkan kepalanya.

Orang tua dengan rambut beruban yang mengenakan outer hitam itu melangkah mendekat. Ia tersenyum melihat anak muda dihadapannya.

"Senang berjumpa lagi denganmu Kim Jisoo,"

Wajahnya tampak sumringah.

Jisoo hanya diam dan menatap tajam orang didepannya. Jijik rasanya melihat orang dengan penuh dosa itu masih bisa tersenyum diatas banyaknya orang yang menderita karenanya.

"Bagaimana kabarmu anak muda?"

Lee Hyun Sik berjalan memutari bangku yang diduduki Jisoo dengan santai.

Ruangan yang terbuat dari seng dengan ukuran cukup luas itu terlihat seperti sebuah gudang penyimpanan besi dan kayu. Melihat disekeliling hanya ada tumpukan balok kayu, papan kayu, serta besi-besi panjang yang tersebar.

Ada beberapa sekat seperti sebuah ruangan di sekitarnya.

"Saya tidak menyangka kita akan berjumpa kembali dengan kondisi seperti ini," Ucapnya, "Saya pikir usai kejadian dahulu, kamu tidak akan mau berurusan lagi dengan saya, ternyata saya salah,"

"Kamu dan saudara-saudaramu begitu rindu dengan saya," Lanjutnya, "Bukan begitu?"

Hyun Sik memberhentikan langkahnya didepan Jisoo, "Ohya, bagaimana kabar adikmu Jennie? Masih menjadi pelacur?"

Mendengar itu Jisoo seketika melotot, ia seakan ingin menampar wajah orang itu bertubi-tubi.

"Kalo butuh pekerjaan, saya bisa tarik dia jadi pegawai tetap hotel saya, khusus pelayan K-room," Laki-laki tua itu tertawa, ia terbahak-bahak merasa senang, "Pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan K-room bukan? Ruangan yang penuh aib aparatur negara, bahkan pegawai-pegawai perusahaan saya. Hahahaha,"

Jisoo tidak habis pikir, apa yang perlu dibanggakan dari kelakuan menjijikan seperti itu.

"Tenang, jangan emosi dulu, memang itu kan yang menjadi pekerjaan adikmu? Justru kerja sama saya nggak bakal seleceh dia jual diri dengan laki-laki diluar sana," Hyun Sik masih tidak berhenti mengompori Jisoo dengan kondisi Jennie dimasa lalu, "Kerja sama saya masih terhormat, nggak perlu dibawa ke hotel dan tidur bersama, tidak perlu, yaa.. paling cuma.."

"Sudahlah, nggak perlu dilanjutkan, nanti kamu jijik sendiri sama adikmu," Katanya dengan wajah bahagia, "Hahahahaha,"

Demi apapun wajah Jisoo sudah benar-benar tampak geram, ia sudah tidak tahan melihat jelmaan iblis itu mengoceh tak karuan.

"Kamu itu cantik, masih muda, pintar lagi," Ucapnya dengan membelai pelan wajah Jisoo, ia menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinga yang menutupi wajah Jisoo, "Tapi kenapa harus membuat masalah dengan saya?"

RESET [BLACKPINK]Where stories live. Discover now