79

2.3K 263 8
                                    

"Mau bagaimanapun kita harus punya jalan keluar," Ucap Hanbin.

"Saat ini semuanya cuma bisa bergantung sama kerja sama kita," Kata Jackson, "Gue udah nggak bisa minta bantuan apapun ke kepolisian, bahaya,"

"Maksudnya?" Tanya Lisa.

"Gue bisa yakinin kalo semua oknum sedang mencari siapa dalang dibalik ini semua, alias kita," Jackson menjelaskan, "Kalo gue masih ngotot untuk minta bantuan, mereka bakal curiga,"

"Masuk akal," Bambam menimpali, "Saat ini cuma kita yang bisa nyelamatin Jisoo dan Jennie,"

"Tapi gimana?" Tanya Rose.

Situasi mendadak hening.

"Gue tetap pada keahlian gue, memantau dan ngebantu dibalik layar," Kata Bambam, "Gue siap,"

"Okay, untuk urusan dibalik layar kita serahin ke Bambam," Kata Jackson.

"Gue siap fisik," Ujar Lisa, "Cuma itu yang gue bisa,"

"Gue juga," Hanbin menimpali.

"Okay, kalo gitu gue, Lisa, dan Hanbin yang akan eksekusi mereka, kita terjun langsung ke lokasi," Kata Jackson, "Siap tempur,"

"Untuk lo Bob," Kata Jackson pada Bobby, "Lo driver, ikut gue ke lokasi untuk bawa dan ngamanin Jisoo sama Jennie," Jelasnya, "Jadi setelah kita berhasil bawa mereka berdua, yang terpenting lo segera bawa pergi,"

Bobby mengangguk.

"Gue?" Ada satu yabg dilupa, Rose.

"Lo sama gue aja di rumah, bantuin gue komunikasi dan memantau," Jawab Bambam.

"Iya bener, lo nggak perlu kemana-mana Ros, bahaya," Hanbin mengimbuhi.

Rose mengangguk.

"Okay, besok kita mulai terjun," Kata Jackson, "Sekarang lo berdua ikut gue, kita siapin senjata," Ucapnya pada Hanbin dan Lisa.

Lantas Hanbin dan Lisa mengangguk.

"Let's go Jack," Kata Hanbin.

••••

"Kak Jisoo!"

Jennie dilempar masuk pada ruangan dimana Jisoo berada.

Jennie menyeret tubuhnya mendekat pada kakaknya, kedua tangan dan kakinya masih rapat diikat seutas tali.

Jisoo masih terbaring. Masih tidak sadarkan diri.

Luka lebam dan bekas darah ditubuhnya masih sama.

"Kak Jisoo, kak, bangun kak," Kata Jennie, ia menyiku Jisoo dengan seadanya, "Ini Jennie kak, Jennie,"

Merasa resah, Jennie menyapu pandangannya pada ruangan itu, dicarinya akal untuk bisa melepas ikatan dikaki dan tangannya.

Matanya berhenti pada sebuah besi runcing. Lantas ia menyeret kembali tubuhnya dan perlahan menggesekkan tali yang melingkar kencang dipergelangan tangannya, hingga tak lama terlepas. Ia juga melakukan hal yang sama pada tali di pergelangan kakinya.

Semua tali sudah terlepas.

Segera Jennie berlari pada kakaknya, dibaringkan kepalanya pada pangkuan Jennie.

Jennie kembali menitikkan air mata, tak kuasa melihat kondisi kakaknya.

Ketakutan seperti apalagi yang menimpa dirinya, perasaan takut seperti ini benar sudah ia rasakan setahun yang lalu. Momen dimana Jisoo harus tidak sadarkan diri berbulan-bulan usai kejadian percobaan pembunuhan itu.
Sejak saat itu Jennie begitu sayang dengan kakaknya, perasaan takut kehilangan juga semakin besar, dan saat ini ketakutan itu berlipat-lipat kali rasanya.

RESET [BLACKPINK]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora