72

2.1K 265 8
                                    

Jackson memasuki ruang dengan wajah tidak santai, seperti banyak masalah yang sedang dia hadapi saat ini.

Laki-laki berjaket hitam itu melepas jaketnya, ia berdiri didepan seperti biasa sambil menatap teman-temannya.

"Kenapa lagi Jack?" Tanya Hanbin.

"Ada masalah lagi?" Lisa menimpali.

"Jangan bilang lo nggak ada jalan lain," Lagi-lagi Bambam menyulut.

Jackson melirik pada Bambam, tatapannya mengarah tajam.

"Bam," Jennie yang duduk disebelah Bambam menyiku lengannya, menegur, "Udah jangan mancing,"

"Kalem dulu Jack," Kata Jisoo, "Kalo emang lo nggak bisa sekarang kita tunggu waktu aja,"

"Gue udah nyoba berbagai cara, tapi percuma," Jackson mulai membuka suara, "Gue udah berkali-kali cari cara buat laporan kita diterima, tapi nihil, kekuasaan tertinggi bener-bener kuat,"

"Bahkan tim gue udah angkat tangan,"

Semua yang mendengar penjelasan Jackson benar-benar kecewa, mereka ikut merasa tidak ada harapan lagi terhadap semua yang sudah mereka upayakan.

"Ada," Ucap Jisoo.

Seketika pandangan menoleh pada wanita yang duduk disebelah Rose.

"Ada satu cara terakhir yang bisa kita gunakan,"

"Apa Jis?" Tanya Jackson.

Suasana menghening.

"Wartawan,"

Merasa tercerahkan kembali, semuanya paham dengan maksud Jisoo.

"Oh iya bener wartawan,"

"Kenapa nggak kepikiran sih,"

"Boleh juga idenya,"

"Gimana Jack?"

Jackson mengangguk.

"Kita pancing lewat wartawan," Kata Jisoo, "Kasih umpan aja sedikit informasinya, pasti mereka bakal panas, nggak perlu nunggu lama juga, seluruh negeri ikut panas,"

"Trus kita lihat gimana reaksi kepolisian dan kejaksaan, apakah masih mau menutupi kesalahan atau tidak?" Jakson menimpali.

"That's right," Jawab Jisoo, "Kita lihat, mereka bakal menindak lanjuti atau tetap diam,"

"Kalo tetep diam?" Rose kali ini bertanya.

"Kita buka lagi informasi lainnya,"

"Sampai mereka bener-bener mau menindak lanjuti?" Jennie ikut bertanya.

"Bukan, terakhir kita sebar video mereka." Kata Jisoo, lantas ia tersenyum.

Diantara mereka hampir semuanya menganga, diam mendengar pernyataan Jisoo, terkejut, tidak menyangka.

"Lo serius Jis?"

"Iya, biar masyarakat tau," Jelasnya, "Biar masyarakat nggak selamanya dibodohi dengan kekuasaan petinggi negara yang udah mereka pegang,"

"Selama ini kan yang kita tau, pemerintahan kita bersih, adem ayem aja kan? Padahal dibalik itu semua? Lebih busuk dari bangkai hewan," Lanjutnya.

"Tapi ini bakal beneran bikin gaduh negara sih Jis, bisa-bisa sedunia juga tau," Kata Hanbin.

"Makanya itu kenap gue bilang kita pancing lewat wartawan," Jawab Jisoo, "Kita kan kasih kesempatan dulu buat mereka balik ke jalan yang bener, urus masalahnya, kelarin perkaranya, tangkap semua oknumnya, jadi kita nggak perlu lebih jauh lagi juga untuk ngebongkar aib mereka ke masyarakat,"

"Boleh juga sih idenya," Bambam terlihat setuju dengan cara yang diajukan oleh Jisoo, "Lagian siapa lagi yang bisa buat mereka sadar kalo mereka salah, jangan merasa punya kekuasaan tertinggi jadi lupa daratan,"

"Gimana kalo lo Jack?" Tanya Hanbin.

"Gue setuju sama Jisoo," Jawab Jackson, "Menurut gue apa yang dibilang Jisoo emang banyak benernya, kita harus kembali menegakan keadilan, hukum ya hukum, nggak pandang bulu untuk siapapun, lagian gue juga udah malu lihat aparat negara yang busuk kaya gini,"

"Okay, berarti kita tinggal persiapkan bahannya," Ucap Bambam.

"Gue punya banyak kenalan wartawan, nanti biar gue suruh ngehubungin lo Jis," Kata Jackson.

"Temen-temen," Rose berdiri dari duduknya, "Jangan kaget kalo negara kita bakal heboh untuk minggu ini,"

"Dan jangan bosen kalo televisi, sosmed, bahkan dimana-mana isinya berita," Jennie menimpali.

"Headlinenya, Akankah nasib hukum negara kita ambyar dalam penerapannya?" Kata Rose.

"Heheh bodo amat gue sama lo,"

Kali ini semuanya berharap jalan terakhir yang akan mereka tempuh benar-benar bisa berhasil.

🖤🖤🖤🖤

RESET [BLACKPINK]Where stories live. Discover now