24

77 12 3
                                    

‘Baiklah. Aku akan meminta maaf padanya sekarang.’

‘Aku tidak bisa mengabaikannya terlalu lama lagi.’

‘Tapi, bagaimana jika dia balik marah padaku dan tidak akan memaafkanku ?’

Arrgghhhhh

Jika tidak ada Yeeun disampingnya, mungkin Jaehyun sudah mengacak-acak rambutnya sendiri dengan kesal. 

Penderitaan Yeeun ternyata sama besarnya dengan penderitaan yang juga dialami Jaehyun.

Sejak hari itu, tepatnya sejak saat sikap bodoh Jaehyun yang membentak Yeeun, hidupnya pun tak tenteram sama sekali. Dia memang sibuk mengurusi beberapa hal di pengadilan. Tapi, pikirannya tak pernah lepas dari Yeeun. Belum lagi masalah baru yang ia hadapi saat ini. Pikirannya jadi bercabang-cabang dan dipenuhi oleh masalah. Begitu banyak permasalahan yang datang secara bersamaan membuat dirinya bingung apa yang harus ia jadikan sebagai prioritas. 

Dan sekarang, saat Jaehyun sudah memiliki kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Yeeun. Ia malah semakin bingung dan takut. 

‘Ayolah. Dimana keberanian yang selama ini selalu bersamamu!? Sadarlah, Jung Jaehyun!’ 

Kedua mata Jaehyun memang hanya terfokus ke jalanan. Karena ia tak sanggup menoleh sedikit saja ke arah Yeeun. Ia tak sanggup menahan penyesalannya yang sudah meluap-luap ini. Mungkin, disamping semua kesempurnaan yang dimiliki oleh seorang Jung Jaehyun, hal ini akan menjadi satu-satunya kelemahan yang ia miliki.

“Jaehyun-ssi..”

Jaehyun sedikit terkejut karena setelah suasana hening yang sekian lama tadi, Yeeun-lah yang berani membuka suara terlebih dahulu.

‘Baik, aku akan meminta maaf padanya sekarang.’ batin Jaehyun siap.

Dan saat dirinya hendak membuka mulut, 

“Tadi..aku tidak melihat adikmu. Dimana dia? Apa dia masih di pengadilan?” sambung Yeeun.

Dahi Jaehyun spontan berkerut. Entah kenapa ia sangat tidak menyukai pertanyaan itu, hingga membuat niat baiknya tadi sedikit tertutup.

“Apa maksudmu?”

Eo? Ah..itu..orang yang melaporkan Johnny, dia adikmu, kan? Kenapa aku tidak melihatnya...”

“Dia bukan adikku.” potong Jaehyun cepat.

“Apa? Bukan adikmu?” 

“Nanti..nanti aku akan menceritakannya padamu.” 

“Ah..tapi..”

Oh, Tuhan. Kenapa dia harus menanyakan hal itu di saat seperti ini. “Yeeun-ssi?”

“Ya?”

“Aku sedang mengemudi. Bisakah kau berhenti bicara?”


Suasana pun kembali hening. Jaehyun semakin mengutuki dirinya. Lagi-lagi pikirannya terusik, dan akibat kelemahannya yang tak bisa mengontrol pikiran, kesempatannya pun terbuang sia-sia. 




Setelah Yeeun keluar dari mobilnya, Jaehyun langsung menginjak gas dan meninggalkan Yeeun sendiri di pinggir jalan. 

Ya. Lagi-lagi ia bersikap bodoh.

Hanya karena tak bisa mengendalikan diri.

Jaehyun tahu itu bodoh.

Tapi, dia sangat malu.

BYE MY FIRSTWhere stories live. Discover now