7

120 22 4
                                    

*sajangnim : CEO

*hoejangnim : Ketua/Pemimpin Perusahaan






-



“GANG JEON SOO sajangnim . Semakin kulihat nama itu lebih cocok dengan gelar sajangnim. Bukan begitu, Bu Park?” ucap Ketua Choi seraya memegang papan nama kepala sekolah.

“Tentu saja, hoejangnim. Aku juga sudah tidak sabar melihat kepala sekolah kita di Eugene Group, bukan di Daesang High School lagi.” tambah Bu Park sebelum menyeruput teh hangat yang disajikan di meja tamu ruang kepala sekokah.

Sementara orang yang dibicarakan sejak tadi , tengah duduk di tengah-tengah mereka , sambil tersenyum menatap lurus ke depan seolah masa kejayaan telah menanti di depan matanya .

“Jangan bicara begitu, Bu Park. Nanti kepala sekolah malah berpikir bahwa kau ingin beliau cepat-cepat meninggalkan sekolah ini, bukan begitu , Gang Sajangnim?” goda Ketua Choi pada kepala sekolah .

“Tentu saja tidak, sebenarnya aku sangat menyukai sekolah ini . Tapi, karena jabatan CEO adalah permintaan langsung dari Ketua choi, aku bisa apa?” ucap kepala sekolah dengan tertawa lepas diujung pembicaraannya.

Semua orang di ruangan itu pun ikut tertawa, termasuk Ketua Choi. Namun, di sela-sela tawanya, Ketua Choi berkata, “Itu semua sebab anda selalu menolongku. Lagipula, jabatan CEO sangat cocok untuk anda karena keterampilan ‘menutup’ yang anda miliki.” ucap Ketua Choi dengan senyum ke arah kepala sekolah.

Kepala sekolah yang semula tertawa lepas, tiba tiba salah tingkah dan sedikit merasa jengkel karena ucapan ketua Choi yang terkesan sedang menyindirnya.

Bu Park yang tahu maksud dari ucapan ketua Choi hanya bisa menahan hasratnya untuk tertawa, sebelum akhirnya ia memulai pembicaraan di tengah suasana yang tiba-tiba canggung itu, “Sebentar lagi anak itu datang, sebaiknya kita pergi, ketua Choi.”

“Baiklah, aku harap acara kemenangan kita nanti malam akan menjadi langkah awal untuk kesuksesan kita, dan tidak ada lagi penghalang bagi kita semua.” ucap Ketua Choi seraya bangkit dari duduknya.

“Ya, aku harap ini adalah masalah terakhir kita.” sambung kepala sekolah.

Ketua Choi dan kepala sekolah pun saling berjabat tangan. Setelah itu, Bu Park menuntun ketua Choi untuk keluar dari ruangan itu.


-


Huh, si tua bangka itu terlalu banyak meminta!” gumam ketua Choi saat dirinya dan Bu Park keluar dari ruang kepala sekolah.

Bu Park yang berjalan di samping ketua Choi tersenyum mendengar kekesalannya, “Ah, lusa adalah pelantikanku sebagai kepala sekolah yang baru. Anda akan ikut menghadirinya, kan?” tanya Bu Park.

“Tentu saja. Aku juga akan memperkenalkan diriku sebagai dewan komite di sekolah ini. Yang terpenting, kita semua akan disibukkan dengan acara-acara besar yang merupakan hasil dari usaha keras kita selama ini. Aku sudah lama menunggu hari-hari seperti ini tiba.”  

“Ya, tentu saja. Masalah terakhir kita hanya anak ini..” bisik Bu Park pada ketua Choi saat melihat Yeeun berjalan menghampiri mereka.

“Benar. Kuharap si tua itu bisa menyumpal mulut anak ini. Tapi, bagaimana dengan temannya yang gemuk itu? Dia juga tahu, kan?” tanya ketua Choi.

“Tenang saja. Dia tidak seberani itu. Aku bisa menjaminnya.” bisik Bu Park lagi.

Yeeun langsung membungkuk hormat ke arah Bu Park .

BYE MY FIRSTWhere stories live. Discover now