21

109 14 0
                                    

Hari ini suasana kantor tidak seperti biasanya. Tentu saja, para karyawan tak bisa bekerja dengan tenang di tengah situasi genting saat ini. Rapat terus diadakan, sementara saham belum ada perubahan.

Yeeun pun selaku manager staff juga tak bisa melaksanakan tugasnya sebaik sebelumnya. Pikirannya terus diisi dengan kejadian semalam. Ia malah merasa bersalah karena tidak punya keberanian untuk mengatakan apapun.

“Manager Jang. Apa yang akan terjadi pada kami?” tanya salah satu staff memecah suasana dingin yang tercipta sejak tadi.

Yeeun mendongak, lalu memperhatikan wajah stafnya satu per satu. Mereka tampak sangat takut dan mencemaskan nasib mereka di perusahaan ini.

“Kulihat , yang dipecat adalah staff-staff  kecil seperti kami . Apa kami juga akan dipecat nantinya , Manager Jang?” tanya mereka lagi.

“Ini tidak adil! Mereka hanya mementingkan diri mereka saja! Kenapa kita harus dipecat!?” salah satu staff mulai tersulut emosi.

“Aku tidak mau dipecat! Bagaimana dengan nasib anak dan isteriku!?”

“Permisi! Kau pikir kau saja yang punya keluarga? Istriku sedang hamil besar anak ketiga, anak pertamaku sebentar lagi akan kuliah. Kalian pikir biaya hidupku tidak sedikit?”

“Jangan egois ! Kami yang belum berkeluarga ini juga butuh biaya hidup ! Kami bahkan harus menghidupi orangtua kami yang sudah tua!”

Tiba-tiba suasana kantor menjadi riuh, para staff saling beradu argumen yang tidak penting. Jelas ini bukan saatnya untuk mendebatkan biaya hidup siapa yang paling besar.

Yeeun lalu memijat kepalanya yang semakin pusing.

“Teman-teman, jangan berdebat..” Yeeun mencoba menenangkan suasana.

“Tolong hentikan...”

Namun, mereka tidak mendengarkan Yeeun dan masih berpacu menjelaskan rincian biaya hidup mereka yang tak ada akhirnya..

Yeeun menghela napasnya dalam-dalam, lalu bangkit dari duduknya.


“KUBILANG HENTIKAN!!!!”











Sontak semua staff yang berdebat itu langsung terdiam, dan serentak menoleh ke arah Yeeun setelah mendengar teriakannya yang tak pernah didengar sebelumnya .

“Teman-teman, aku tahu bagaimana kekhawatiran kalian saat ini . Dan kalian tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kalian . Tapi ingatlah , bukan hanya kalian , tapi semua yang bekerja disini juga merasakan hal yang sama . Termasuk aku. Kita semua adalah bagian dari Jiksu . Kita semua tentu tidak ingin Jiksu mengalami masalah yang terlalu besar. Di situasi genting seperti saat ini seharusnya kita bekerja lebih giat lagi agar kita bisa bersama-sama melewati masa kritis ini. Bukannya saling memperdebatkan biaya hidup siapa yang lebih besar , dan merendahkan orang lain . Kalian semua berasal dari universitas terbaik di Korea maupun di luar Korea. Apa ini yang kalian dapatkan setelah belajar selama 4 tahun disana?”

Semua orang di ruangan itu sontak menundukkan kepala karena merasa malu.

“Jangan lakukan perbuatan yang sia-sia. Dan teruslah berpikir positif agar sesuatu yang lebih buruk tidak akan terjadi.” tambah Yeeun dengan tegas.

“Baik, Manager Jang.”

“Maafkan kami, Manager Jang .”

Mereka pun satu persatu meminta maaf pada Yeeun dan menyesali perbuatan mereka.

“Lanjutkan pekerjaan kalian.”

Semua staff pun melakukan perintah Yeeun dan kembali ke tempat masing-masing.

BYE MY FIRSTWhere stories live. Discover now