3

134 21 0
                                    

Yeeun menghabisi semua uang yang ada di dompetnya untuk menaiki taksi ke Myeondong, rumah paman dan bibinya.

Setelah sampai, dengan secepat kilat, Yeeun segera masuk ke perkarangan rumah paman dan bibinya, lalu memencet bel berkali-kali.

“Siapa itu?”

Terdengar suara ramah bibinya dari sebuah mesin suara.

“Ini aku, Yeeun. Buka pintunya.”

“Omo! Yy-yyee-yeeun!?”

Yeeun dapat menyadari suara bibinya yang mendadak panik.

Tiba-tiba, terdengar suara pamannya yang juga ikut panik.

“Yeeun? Kenapa dia disini!?”  bisik pamannya yang juga dapat terdengar dari mesin suara itu.

“Aku tidak tahu. Apa jangan-jangan dia sudah tahu?”

“Jangan bicara macam-macam!”

Yeeun memutar bola matanya, “Aku bisa mendengar kalian. Cepat buka pintunya!”

“Bagaimana ini!?”  tanya si bibi panik pada suaminya.

“Sudah. Buka saja.”

Pintu pun terbuka. Yeeun segera masuk tanpa basa basi. Bahkan ia melewati paman dan bibinya begitu saja, lalu masuk menelusuri rumah sambil mencari-cari sesuatu.  

“Hei! Apa yang kau lakukan !?” tanya bibinya marah.

Yeeun tak menggubris. Ia tetap memeriksa satu per satu ruangan yang ada di rumah itu sambil sesekali memanggil nama “Shemi~”.

“Ke..kenapa kau mencari Shemi disini?” tanya bibinya lagi yang kembali panik.

Paman dan bibinya hanya bisa terdiam pasrah sambil ketakutan saat Yeeun memeriksa rumah mereka seperti seorang detektif yang sedang mencari barang bukti di rumah tersangka.

Karena tidak mendapatkan apa yang ia cari, Yeeun menghampiri paman dan bibinya, “Kembalikan Shemi padaku. Dan juga, kunci cadangan rumahku yang kalian rampas dari ibuku!”

"Apa katamu!? Hei! Apa kau tidak merasa kalau kau ini semakin kurang ajar!? Kami ini paman dan bibimu! Jangan pelakukan kami seperti pencuri !” jawab bibinya dengan penuh emosi .

“Bukankah itu memang benar ? Kalian mencuri Shemi, dan masuk ke dalam rumahku diam-diam. Kalau bukan pencuri , lalu apa?”

“Kau benar-benar anak tidak tahu diri! Kami ini lebih tua darimu! Aku adalah adik dari ibumu! Kenapa kau menganggap kami sebagai orang asing!? Apa kau tidak sadar kau hidup dari uang kami!?”

Yeeun tersenyum sinis , “Uang? Ahh~” tiba-tiba Yeeun membuka tas ransel yang ia bawa, lalu menjatuhkan seonggok uang yang kira-kira nilainya sebesar 100 won ke lantai di hadapan paman dan bibinya. “Ini uang kalian , kan? Uang yang kalian pikir bisa merubah semua tindakan licik kalian dan membuat kalian seperti keluarga yang membesarkanku?”

Paman dan bibinya serentak melongo hebat dengan tindakan dan ucapan Yeeun.

“Aku tidak ingin berlama-lama disini. Cepat kembalikan Shemi!” tambah Yeeun.

“Sh-shemi? Apa maksudmu!?”

Yeeun mendesah kesal, “Tidak usah membuang-buang waktu. Aku tahu kalian sudah lama ingin menjual Shemi.”

“Hei! Apa kau tidak tahu, Shemi itu juga milik kami! Nenekmu yang membelikannya, kan? Nenekmu itu adalah ibuku. Yang memiliki hubungan paling dekat dengan nenekmu adalah aku. Maka Shemi adalah milikku!”

BYE MY FIRSTWhere stories live. Discover now