2

142 23 0
                                    

Yeeun duduk di bangku taman sekolah sambil memperhatikan murid-murid lain yang berjalan menuju mobil jemputan mereka masing-masing. Hampir tidak ada satupun yang pulang dan pergi menggunakan angkutan umum atau berjalan kaki seperti dirinya.

“Yeeun~ kau lihat apa?” Hyemi yang datang dari belakang tiba-tiba duduk disamping Yeeun.

“Mereka yang berkuasa disini.” jawab Yeeun masih menatap anak-anak itu.

“Apa?”

Yeeun memalingkan pandangannya lalu tersenyum kearah Hyemi, “Tidak, tidak apa-apa. Apa supirmu belum datang?”

Hyemi menggeleng, “Hari ini ibuku yang akan menjemputku. Dia masih ada meeting, jadi aku harus menunggunya sebentar.”

“Ahh..”

“Hmm.. Yeeun, apa kau..sudah bertemu dengan Bu Park ?” tanya Hyemi ragu-ragu.

Yeeun tak langsung menjawab, ia kembali memandang ke arah depan , “Kau sudah mengetahuinya, kan?”

Hyemi sontak terkejut mendengar pertanyaan Yeeun, “Mengetahui apa?”

Yeeun kembali menoleh ke arah Hyemi, “Tadi pagi..yang ingin kau katakan padaku. Kau ingin mengatakan bahwa Bu Park juga memiliki hubungan dengan orangtuanya Lia, kan?”

Hyemi makin terkejut dengan ucapan Yeeun, namun sejenak kemudian, ia tampak menyesal dan meminta maaf pada Yeeun, “Maaf, Yeeun. Bukan maksudku ingin menyembunyikannya, tapi sungguh, aku juga tidak yakin dengan apa yang kudengar, tapi..setelah melihat reaksimu tentang Bu Park, aku rasa, yang kudengar tadi malam memang benar.”

Mendengar penjelasan Hyemi, Yeeun mengernyit keheranan, “Apa maksudmu? Apa yang kau dengar tadi malam?” tanyanya.

Hyemi mendesah, “Tadi malam, seluruh anggota komite sekolah berkumpul dirumahku. Mereka membicarakan sesuatu hal yang tidak kumengerti . Tapi satu hal yang kudengar, bahwa mereka harus kehilangan triliunan won karena…” Hyemi menatap Yeeun dengan penuh perasaan iba bercampur rasa bersalah, Hyemi sebenarnya tidak ingin mengatakan hal ini karena tidak ingin melukai perasaan sahabatnya itu.

Yeeun menatap Hyemi dengan penuh tanda tanya.

“..karena beasiswa yang kau dapatkan untuk masuk ke sekolah ini.”

“Apa katamu!?” tanya Yeeun setengah tak percaya.

“Awalnya aku kurang yakin dengan hal itu, tapi sepertinya, mereka telah menyusun suatu rencana yang akan memberi mereka keuntungan, namun karena pengirimanmu kesini, jadi mereka harus menunda rencana itu.” tambah Hyemi.

“Rencana sebesar apa yang mereka punya sampai menyalahkanku tanpa dasar seperti ini!?” Yeeun mulai emosi.

Hyemi mengendikkan bahunya lemas, “Aku juga tidak tahu.”

“Jadi, itu sebabnya mereka memperlakukanku seperti ini. Hanya gara-gara mereka gagal mendapatkan uang?” Yeeun tersenyum miris. Ia benar-benar tak ingin percaya dengan apa yang dikatakan Hyemi. Selama ini ia masih berpikir bahwa ia memang membuat kesalahan yang membuat orang-orang tidak menyukainya. Namun ternyata , rasa bersalahnya sia-sia. Kini, tidak ada lagi rasa kemanusiaan yang tersisa di benak Yeeun terhadap sekolah ini. Sekolah ini benar-benar telah hancur. Begitu pikirnya.

Tiba-tiba suara klakson mobil terdengar dari gerbang sekolah, ada seorang wanita paruh baya berjas rapi berdiri di samping mobil sedan hitam.

Hyemi pun bangkit setelah melihat ibunya. “Apa kau tidak akan pulang?” tanya Hyemi seraya menoleh ke arah Yeeun yang masih duduk terdiam.

BYE MY FIRSTWhere stories live. Discover now