🌸Part(DUA BELAS)🌸

287 36 4
                                    

Sebelum membaca,vote dulu ya, para readers yang budiman.😊

"Assalamual'aikum Ummi,Iffah pulang... "Aku menaruh sepedahku di dalam rumah.

"Wa'alaikumsalam Nduk,cepat mandi,ganti baju dan makan siang.."

"Iya Ummi."

"Kakak Iffah..."Teriak Johan menghampiriku yang hendak masuk ke kamar mandi.

"Ada apa,Johan sayang..?"Tanyaku penuh sayang sambil mengelus puncak kepala adek semata wayangku yang berumur 6 tahun itu.Aku memang sangat menyayanginya.

"Kakak,nanti main sama Johan ya kak?"Ahak Johan dengan suara rengekannya.

"Insya Allah,Johan sayang,tapi kak Iffah harus jualan kue dulu..."Jawabku,lalu mencium kening Johan.

"Iya kak..."Johan tersenyum polos,lalu masuk ke kamarnya.

Aku membalas senyumanan Johan,lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang kotor.Aku berniat untuk tidak bercerita pada Ummi,tentang kejadian yang menimpaku tadi di sekolah.Kalau Ummi tahu,ia pasti akan khawatir.Toh,keadaanku sudah baik_baik saja.

"Iffah berangkat dulu,ya Ummi... Assalamu'alaikum... "Aku mengecup punggung tangan kanan Ummi.

Kalau Abah,Abah bekerja dan pulangnya larut malam.Ia bekerja sebagai tukang parkir di sebuah rumah makan.Dengan penghasilan yang pas_pasan,Abah tetap semangat bekerja untuk menghidupi keluarga,walau kadang kurang.Makannya Ummi membuat kue untuk di jual,biar bisa menambeli kekurangan ekonomi dalam keluarga.

"Wa'alaikumsalam,hati_hati ya Nduk,semoga dagangannya laris."

"Aamiin... Ummi.."Aku bergegas keluar rumah dengan menenteng keranjang berisi kue.

Aku terbiasa berjualan kue keliling saat pulang sekolah hingga sore pukul 16:00.Tergantung juga sih,cepat habisnya. Biasanya,aku mencari masjid atau mushola untuk sholat ashar kalau pulangnya terlalu sore.Biasanya aku berjualan keliling desa.

**********

"Kue_kue."Aku berteriak seperti biasanya,berharap pembeli akan mendengarnya.Selang beberapa menit pembeli pun berdatangan dan langsung mengerubungiku.Alhamdulillah Ya Allah.

Bu Titin merasa iri dengan Iffah yang kuenya selalu laku,sedangkan kuenya gak ada yang beli.Padahal jenis kue yang Bu Titin dan Iffah jual itu berbeda.Tempat jualannya juga berbeda,Bu Titin menjualnya di toko depan rumahnya,sedangkaan Iffah berjualan keliling.Entah apa yang merasuki Bu Titin hingga dia ingin membuat kue Iffah tidak laku lagi.

"Fah,aku beli 2 ya.. "Pinta Bu Titin dengan siasat jahatnya.

"Sabar ya bu,antri dulu.."Jawabku cekatan melayani pembeli.

"Fah,5 ya,"

"3 Fah.. "Ucap pembeli yang di bayar Bu Titin sambil mengedipkan satu matanya ke arah Bu Titin,dan Bu Titin membalas kedipan itu.Wajah pembeli itu terlihat asing,mungkin bukan warga sini.

"Huh dasar belagu.."Gerutu Bu Titin dalam hatinya.

Kini giliranku melayani Bu Titin.

"4.000 ya bu,"

Setelah Bu Titin membayarnya,ia memakannya di tempat,kemudian,ia berlagak seperti keracunan.Bu Titin pura_pura kesakitan,sambil memegangi perutnya dan berakting.Tidak hanya itu,Bu Titin sudah membayar orang untuk berakting sama sepertinya.

"Haduh_haduh,perutku sakit... Kamu sengaja,mau ngeracunin saya ya!!kamu pasti,ngasih racun dalam makanan ini"

"Bapak_bapak,Ibu_ibu,jangan makan kue ini dulu,karena ada racunnya.Aduh_aduh."Bu Titin sambil memegangi perutnya seolah kesakitan.Ya Allah,Bu Titin pandai berakting.

"Haduh duh,Iya nih perut saya juga sakit,dasar kamu penjual penipu.."Ucap orang bayaran Bu Titin.

"Astagfirullahal 'Adzim...demi Allah, saya tidak menaruh racun pada kue ini bu..,"Ucapku membela diri.Aku tidak mungkin melakukan perbuatan keji ini.

"Halah bohong,gak percaya,buktinya perut saya sakit."

Semua pembeli pun ketakutan,mereka mengembalikan semua kuenya padaku sebelum memakannya,dan meminta uangnya kembali.

"Mana,kembalikan uangku!!"

"Uangku juga.."

"Aku juga,dasar penjual tidak jujur."Ucap pembeli,kasar padaku.

Aku pun mengembalikan semua uang pembeli.Pembeli pun pergi meninggalkanku dan Bu Titin sendirian.Memang,aku berjualan kue keliling belum lama,baru tiga bulanan saja.

"Astagfirullahal 'Adzim... kenapa Bu Titin tega fitnah saya?"Tanyaku pada Bu Titin dengan mata uang berkaca_kaca.

"Karena kamu,kue saya tidak laku,sukurin kamu.."Bu Titin tertawa bahagia seolah tanpa dosa.

"Ingat,azab Allah Bu,.."

"Apaan sih kamu,bawa_bawa Allah segala.."Ucap Bu Titin acuh,kemudian berlalu meninggalkanku sendiri yang mematung di tempat.

"Ya Allah,ampunilah Bu Titin sadarkan dia Ya Allah,Hamba Ikhlas mungkin ini belum rezeki Hamba.."Doaku dalam hati.Dengan tetpaksa aku kembali pulang dengan membawa keranjang kue,yang masih penuh.Tidak lama lagi,mungkin berita ini akan cepat menyebar.
Maafkan Iffah Ummi,Iffah belum bisa nyenengin hati Ummi.Batinku dengan perasaan pilu.

Aku pun mencari Masjid terdekat untuk melaksanakan sholat Ashar.Bermunajat dan meluapkan semuanya kepada Allah.Aku tahu,skenario Allah adalah yang terbaik untuk Hamba_Nya.

*******

"Assalamual'aikum Ummi,Iffah pulang..."Aku menghampiri Ummi di dapur.

Aku mengecup punggung tangan kanan Ummi.

"Wa'alaikumsalam sayang,gimana jualannya?kamu tahu kan sayang...Ummi harus bayar spp kamu dan sekolah adik kamu."Tanya Ummi antusias.Duh,gimana ini,ku tak tega mengatakan semuanya pada Ummi.

"Maaf Ummi,Jualan Iffah hari ini ga laku,Iffah tidak dapat uang sama sekali..."Jawabku menitikkan air mata yang tak sanggupku bendung lagi.Benteng pertahananku sebentar lagi akan runtuh.Ku peluk Ummi dengan erat,ku luapkan semuanya di pelukan Ummi dengan air mata yang mengalir.

"Astagfirullahal 'Adzim,kenapa sayang,sini duduk,cerita sama Ummi,sebenarnya ada apa?"

"Tadi,Bu Titin fitnah Iffah Ummi,ia hasut ke pembeli bahwa kue yang Iffah jual,ada racunnya,Bu Titin pura_pura kesakitan,lalu pembeli marah sama Iffah dan minta uangnya kembali..."Ceritaku masih menitikkan air mata ia tak tega melihat Ummi kecewa padahal sebenarnya ia sangat membutuhkan uang untuk membayar sppku dan sekolah Johan.

"Ya Allah,sudah lah sayang,jangan menangis lagi,ini belum rezeki kita,sayang...Ya sudah,nanti kuenya bagikan ke tetangga terdekat yang mau.. "Ucap Ummi Syifa tersenyum getir.

"Baik Ummi..."

Aku pun melepaskan pelukanku pada Ummi.Aku menangis bukannya aku tidak bersyukur,aku hanya tidak tega melihat Ummi kecewa dan sedih.

"Maaf Ummi,Iffah belum bisa membahagiakan Ummi.."

"Sudahlah Nduk,Ummi tidak papa.."

Tiba_tiba Johan datang.

"Ummi,kakak,kenapa nangis... ada apa?? "Tanya Johan begitu polosnya.

"Nggak ada apa_apa sayang,kita nggak nangis kok...lihat kakak sama Ummi senyum."Balasku,pura_pura tersenyum,lalu Ummi mengikutiku.

"Ya Udah,Johan nggak mau,lihat kalian sedih.."Johan langsung mempercayainya.

"Kamu sudah sholat Asar kan sayang? "Tanya Ummi padaku.

"Alhamdulillah sudah Ummi,tadi Iffah mampir ke Masjid."

"Ummi,sepatu Johan sudah robek Ummi,"Ucap Johan sedikit merengek.Aku semakin tidak tega,mataku kembali berkaca_kaca.Sama seperti Johan,sebenarnya sepatuku sudah lusuh sekali dan sudah robek.Sudah hampir dua tahun aku memakainya,sejak kelas sepuluh dan aku tidak tega kalau harus meminta pada Ummi untuk beli yang baru.

"Sabar sayang,nanti kalau uangnya sudah ngumpul,Ummi belikan Johan sepatu yang baru ya Nak,"

"Iya Ummi,"

Jangan lupa vote ya para readers dan komen juga😊

"Ku Mencintaimu Karena Allah"(On Going)Where stories live. Discover now