53. Bali

1.3K 48 31
                                    

Typo Betebaran😃


Pagi hari di hari-hari berikutnya, tampak suasana di kediaman Keluarga Pranadipa sedang riuh. Di pagi hari yang bahkan matahari belum terbit, mereka sudah membuat para tetangga melirik sedang terjadi apa di balik pagar yang tinggi tersebut.

Pagi ini, mereka akan pergi ke Bali. Maka dari itu mereka semua sedang heboh untuk mengangkat koper atau barang lainnya ke dalam mobil.

"Om Dimas di mana?" tanya Zeus setelah dia mengabsen keberadaan orang-orang yang akan ikut pergi.

"Masih di dalam. Bentar lagi keluar kayaknya," balas Dinda.
Wanita itu sudah siap dengan Devan di gendongannya.

"Ok, ok. Biar mempersingkat waktu, kita membagi beberapa tim. Yah, dikarenakan sopir kita tidak cukup, jadi hanya beberapa mobil saja yang kita naiki," ujar Zeus. Lelaki itu sekarang seperti ketua regu yang akan menjalankan misi.

"Yaudah, jadi bagaimana pembagiannya?" tanya Yudistira.
Sebenarnya dia tidak ingin ikut. Tetapi dikarenakan dia diteror oleh empat gadis (Gita, Rachel, Suchi, dan Lira) dia akhirnya memutuskan untuk ikut saja.
Yah, sekalian cuci mata di Bali.
Mengertilah maksudnya.
Hei, dia pria normal.

"Berhubung ada empat mobil, dan kita ada 12 orang. Maka satu mobil terdiri tiga orang," ujar Zeus.

"Tetapi di karenakan, Kak Dinda membawa putranya yang berusia satu tahun, pasti akan repot nantinya di mobil. Yah, yang seharusnya bertiga, mereka jadi berdua. Jadi akan ada satu mobil di mana dua orang, dan empat orang. Setuju tidak?" ujar Zeus.

"Setuju!" seru mereka kompak.

Zeus tersenyum mendengarnya.
"Ok, yang pertama, yah satu keluarga ini. Kak Dinda, Andre, dan Devan."

"Lalu yang kedua, khusus untuk para wanita. Gita, Lira, Rachel, dan Suchi."

"Yang ketiga nanti ada, Immanuel, Betrand, dan saya sendiri."

"Lalu yang terakhir, Om Dimas, Yudistira, dan Daniel~"

"Aku tidak setuju pada grup terakhir. Kau menyatukan aku dan dia dalam satu mobil?" tanya Yudistira dengan nada tidak percayanya kepada Zeus. Dia melayangkan protesnya.
Bagaimana mungkin dia bisa satu mobil dengan Daniel? Bisa habis dia.

Zeus terkekeh mendengarnya.
"Itu sudah direncanakan. Jadi ikuti saja alurnya," ujarnya.

"Tidak bisa! Betrand, kau tukar posisi denganku," ujar Yudistira dengan nada diktaktornya.

"Aku tidak mau. Akan terjadi kecanggungan jika aku semobil dengan dia. Kami tidak terlalu kenal," balas Betrand.
"Yang diatur Zeus sudah tepat. Apalagi kau sekretarisnya, pasti akan banyak hal yang dapat kalian bicarakan. Di tambah om Dimas juga terjun di dunia bisnis," lanjutnya.

"Justru karena aku jadi sekretarisnya. Astaga, apa kalian tidak mendengarkan ceritaku beberapa hari yang lalu? Dia penyiksa!" ujar Yudistira sembari menunjuk ke arah Daniel yang berdiri dengan wajah datarnya.

"Akan kuwujudkan ucapanmu. Kau akan ku siksa setelah cutimu selesai dan kau kembali ke kantor," balas Daniel cepat. Dia mengatakannya dengan suara rendah.

"Mampus," sahut Zeus spontan.
Semuanya tertawa mendengar hal tersebut.

"Bagaimana denganmu Immanuel? Kau kan calon adik iparnya. Kalian harus membangun hubungan yang baik," ujar Yudistira. Agaknya dia masih tidak menyerah agar tidak satu mobil dengan direkturnya itu.

"Tidak perlu. Hubungan yang baik tidak dibangun dengan duduk satu mobil," tolak Immanuel.
Sepertinya semuanya sudah direncanakan agar Yudistira satu mobil dengan Daniel.

Bitterness Life [Selesai]Where stories live. Discover now