9. Cobaan

848 69 9
                                    

Typo betebaran😃




"Eh, Git? Ada apa? Kenapa nangis begitu?" Tanya Suchi panik.

Gadis itu terkejut luar biasa.
Pun Rachel, dia dilanda kebingungan.

"Tadi kenapa lari-lari begitu?" Tanya Rachel.

"Andre, dia mutusin aku," ujar Gita.
Air matanya kembali mengucur.

"Apa? Seriusan? Kapan putus? Karna apa?" Tanya Rachel heboh.

"Udah-udah, kita cari tempat yang nyaman aja," ucap Suchi.

Ketiga gadis itu berjalan mencari tempat untuk berbicara.

"Ada apa sebenarnya?" Tanya Suchi, setelah mereka mendapatkan tempat yang nyaman.

"Tadi aku lari karna ngelihat Andre jalan sama kak Dinda. Aku ngejar mereka. Sampai di parkiran tadi, mereka berhenti. Lalu Andre bilang, dia memilih untuk bersama kakak," ujar Gita lirih.
Air matanya kembali jatuh.

"Astaga, kok bisa? Emang belakangan ini kalian bertengkar?" Tanya Suchi.

Gita menggeleng.
"Dia bilang, aku memalukan. Nggak mau diajak jalan-jalan sama layaknya hubungan. Dia mau orang yang selalu ada untuknya," ujar Gita lirih.

Rachel dan Suchi terdiam.
Kedua gadis itu hanya bisa mengelus-elus punggungnya.

"Tapi dia juga minta maaf karna udah bohongi aku selama tiga bulan," ujar Gita.

"Udah Git, kita udah ngerti ceritanya. Nggak perlu dihelasin lebih lanjut," ucap Suchi.

"Cowok brengs*k juga ternyata," ujar Rachel geram.
Tangannya gatal ingin memukul wajah mantan kekasih sahabatnya itu.

"Udah, jangan cari masalah lagi, Ra. Biarin aja. Semua punya karmanya masing-masing. Selalu ada buah dari apa yang kita perbuat," ujar Suchi.

"Tapi, kan kalo mau putus, bisa di bilangin baik-baik," ujar Rachel.

"Mungkin dia nggak tega?" Ucap Suchi.

"Ngomong baik-baik nggak tega. Nyakitin tega. Beg* ya?" Ujar Rachel.

"Udah-udah, jangan diperpanjang lagi. Biarin aja," ujar Suchi.

Gita hanya terdiam.
Pandangannya kosong.
Dirinya tak tahu harus berbuat apa.

"Sekarang kita pulang aja ya, Git? Udah sore ini. Nanti kamu di marahi papa kamu," ujar Suchi.

Gita mengangguk.
Rachel segera memesan taksi online.

●●●
Mata Gita membulat dengan apa yang dia lihat.

Jantungnya berdetak tak terkendali.
Mobil ayahnya sudah berada di rumah.

"Papa udah pulang," ujar Gita.

"Kita antar masuk aja. Sekalian ngejelasin," ujar Suchi.

"Iya, nanti malah salah paham lagi," ujar Rachel.
Dia sudah hapal dengan tabiat ayah sahabatnya itu.

Ketiganya berjalan masuk ke dalam rumah itu.

"Aduh non, kamu dari mana?" Tanua Bi Inun. Nadanya terdengar sangat khawatir.

"Habis jalan-jalan sama Rachel dan Suchi, bi. Iyakan?" Ucap Gita.

Rachel dan Suchi mengangguk membenarkan.
"Kami jujur kok, Bi. Nggak bohong. Suer," ujar Rachel.

"Emangnya kenapa Bi?" Tanya Gita.
Gadis itu heran dengan Bi Inun.
Dia sudah tahu jika sang ayah sudah pulang. Tapi mengapa sekhawatir itu?

"Tuan sudah pulang," ujar Bi Inun.

Bitterness Life [Selesai]Where stories live. Discover now