50. Sudah Tau

829 45 34
                                    

Typo betebaran😃




Seminggu telah berlalu sejak di mana hubungan Gita dengan keluarganya telah membaik.
Dan minggu-minggu terakhir di akhir tahun ini, sudah mulai terasa suasana libur dan tentunya perayaaan Natal bagi umat Kristiani.

"Eh... enaknya nanti tahun baru nanti kita liburan ke mana?" ujar Zeus. Lelaki itu membuka obrolan di ruang tamu keluarga Pranadipa.

Ada Zeus, Rachel, Suchi, Betrand, dan Andre di sana.
Mereka hanya kumpul-kumpul saja di sana. Menghabiskan makanan ringan milik si pemilik rumah, dan membuat ruang tamunya kotor. Itu adalah ide Zeus.

"Ke Bali aja gimana?" usul Gita.
Dia menjadi teringat dengan rencana Daniel yang akan berkunjung ke mari bersama Lira.

"Nah, betul tuh. Gue suka sama usul si Gita," ujar Rachel yang menyetujuinya.
Gita bertos ria bersama Rachel karena mereka memiliki pemikiran yang sama.

Zeus memandang curiga kearah kekasihnya dan sepupunya. Biasanya jika Gita dan Rachel sudah bertos ria seperti itu, ada hal lain dibalik itu semua.

"Kami juga ingin ikut. Tapi apa tidak kejauhan ke Bali?" Andre ikut bergabung dalam obrolan.

"Kejauhan kenapa?" balas Betrand. Lelaki itu memandang bingung ke arah Andre.

"Yah, kan kukatakan tadi, kami juga ingin ikut. Bagaimana dengan Dinda dan Devan nanti? Mereka akan kecapekan, apalagi Devan masih berusia satu tahun lewat beberapa bulan," jawab Andre.
Dia memikirkan anaknya yang harus menaiki pesawat nantinya.

"Yah, tidak perlu ikut. Kan gampang," balas Rachel.
Dia terkekeh setelah mendapat pelototan Zeus.

"Nggak apa-apa. Naik pesawatnya juga sebentar, nggak perlu sampe sepuluh-dua puluh jam. Malah, jika kita ke puncak akan lebih capek. Belum macetnya," ujar Gita.

"Nah, betul itu. Kalo kepuncak, bisa patah tulang punggungku karena kelamaan duduk nanti," ujar Suchi.

"Nggak apa-apa. Kita ikut saja. Itu bisa diatur nantinya," ujar Dinda yang mendadak datang sembari menggendong anaknya.

Andre memandang ke arah sang istri yang berujar seperti itu.
"Emang nggak apa-apa?" tanyanya memastikan.
Dinda mengangguk saja.

"Ok, berarti setuju kan ke Bali?" tanya Gita.

"Iya," balas Zeus dengan nada juteknya.

"Yes!" Gita berseru senang.

"Lah, dari tadi mencet bel, nggak ada yang bukain pagar. Ternyata lagi ngerumpi di sini."

Semua yang berada di ruang tamu menoleh terkejut ke arah sumber suara. Mata mereka membulat ketika mendapati Yudistira dan Immanuel ada di sana.

"Yaudistira? Ngapain di sini?" ujar Gita terkejut.

"Mau ngamen. Emang salah kalo datang ke sini?" balas Yudistira.
Gita terkekeh mendengarnya.
Kedua lelaki itu mengambil posisi duduk di sofa panjang yang diduduki Zeus.

"Masih ingat nggak sama gue?" tanya Zeus sembari menaikkan alisnya.

Terlihat Yudistira membenarkan kacamatanya. Lelaki itu menatap dengan intens ke arah Zeus.
"Yang waktu kelas sepuluh, pernah kepentok kepalanya di kolam renang karena merasa hebat dalam berenang," balas Immanuel dengan acuh tak acuh.

Seluruh orang yang ada di ruangan itu tertawa mendengarnya.
Zeus hanya melotot kepada Immanuel yang berujar seperti itu.

"Oh, iya. Rencananya awal tahun nanti, kami mau ke Bali, liburan. Ikut nggak?" tanya Gita ke arah Yudistira dan Immanuel.

Bitterness Life [Selesai]Where stories live. Discover now