4. Ayah

903 56 4
                                    

Typo betebaran😃



Sekolah sudah berakhir hari ini.
Semua siswa berhamburan keluar bagai singa berburu mangsa.

Gita dan kedua sahabatnya berjalan bersama. Ketiganya memang selalu bersama kemana-mana.

"Jadi hari ini mau ke rumah nenek lo?" tanya Rachel.

Gita mengangguk.
Sekali dalam sebulan dia pasti mengunjungi neneknya.
Minggu lalu dia sudah berkunjung.
Sekarang dia ingin menemui neneknya karena firasatnya tidak enak.

"Bukannya udah selasa kemarin?" tanya Suchi.

"Iya, tapi nggak tau kenapa, aku kayak harus kesana sekarang," ujar Gita.

Rachel dan Suchi kompak menatap bingung sahabatnya yang satu itu.
Apa ada hal yang seperti itu?

"Udahlah, nggak bakal ngerti kalo di jelasin. Ayo kita pergi," ucap Gita.
Dirinya memang meminta kedua sahabatnya itu untuk menemaninya.

Rumah neneknya kebetulan tak jauh dari sekolah.
Berjalan sekitar 10 menit pasti sudah sampai.

"Nenek lo lagi ngapain? Kok tuh rumah rame banget?" tanya Rachel bingung.

Gita menatap lurus ke arah rumah neneknya. Jantungnya berdetak tak karuan.

"Ayo!" ajak Gita. Gadis itu sudah berlari ke rumah neneknya.
Perasaannya tidak tenang, jantungnya berdetak tak karuan. Keringat dingin membanjiri pelipisnya, walauoun dia sedang berlari.

Rachel dan Suchi saling pandang.
Keduanya bingung apa yang terjadi.
Mengapa sahabatnya seheboh itu?
Memang dia tidak tahu jika neneknya sedang ada acara, atau bagaimana?

Rachel dan Suchi ikut berlari menyusul Gita.

Gita sudah sampai di pintu rumah neneknya. Dirinya terkejut luar biasa kala melihat sang nenek berbaring dengan tubuh kaku.

"NENEK!" teriaknya lalu berlari menuju tubuh kaku itu.

Neneknya sudah meninggal.
Tapi tak ada yang memberitahunya.
Mengapa sekejam itu?

Rachel dan Suchi berhenti di tempat tatkala telinga mereka mendengar teriakan dari sahabatnya.
Keduanya saling menatap.

"Kenapa itu?" tanya Suchi.
Rachel menggidikkan bahunya sebagai jawaban.

"Permisi Bu, mau nanya nih. Yang di rumah itu kenapa ya?" Tanya Suchi kepada ibu-ibu yang sedang berjalan bersama anak perempuannya.

"Oh, rumah Nenek Marni?" tanya ibu tersebut.
Sontak Rachel dan Suchi mengangguk.

"Oh, Nenek Marni tadi pagi meninggal dek. Katanya jatuh di kamar mandi," ujar ibu tersebut.

Rachel dan Suchi terdiam.
Cobaan apa lagi yang di berikan Tuhan kepada sahabatnya?

"Oh, makasih ya Bu," ujar Rachel. Gadis itu menunjukkan senyum simpulnya.

Ibu tersebut mengangguk lalu berjalan kembali bersama anaknya.
Rachel dan Suchi saling pandang.
Keduanya seperti bertelepati.

Bitterness Life [Selesai]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum