27. Harvard University

842 49 2
                                    

Typo betebaran😃



Hari demi hari dilaluinya seperti biasa.
Sejak pertunangan sang kakak, Gita memilih merelakan semuanya.
Dia merelakan semuanya termaksud sang ayah.
Merelakan impiannya yang ingin dianggap menjadi bagian keluarga Pranadipa.

Bekerja di restoran pada pagi harinya dan pulang ke apartmen sore harinya.
Itu adalah rutinitas yang dilakukannya.

Selama libur ini, Rachel dan Suchi beserta Zeus ikut membantu di restoran.
Zeus terkadang di bagian kasir, Rachel dan Suchi membantunya melayani pelanggan yang datang.

Semuanya indah seperti biasanya.

Hingga jadwal penerbangannya menuju Amerika Serikat sudah tiba.
Jujur, Gita sedih akan hal itu.

Seminggu sebelum keberangkatannya, ketiganya pergi ke mall guna membeli kebutuhan Gita. Dimulai baju, buku-buku, serta beberapa perlengkapan lainnya.

"Setelah sampai di sana, segera hubungi kami ya." Ujar Suchi.

Gita mengangguk.

"Jaga diri baik-baik di sana, kalo ada apa-apa, hubungi kami." Ujar Rachel.

Gita mengangguk.

"Lagi, kalo lo kurang uang, telpon aja. Yah setidaknya bisa membantu lah." Ujar Zeus.

Gita mengangguk.

Sesaat, terdengar pengumuman yang mengatakan pesawat yang akan Gita naiki akan segera berangkat.

"Aku pergi dulu ya. Kalo ada apa-apa, kalian juga beritahu aku ya." Ujar Gita.
Sebelum dia pergi, dia menggendong ranselnya terlebih dahulu.

"Doain, semoga apa yang kita harapkan, terkabulkan." Ujar Gita.
Gadis itu mulai berjalan menjauh.
Dia berjalan sembari melambaikan tangan kepada sahabat dan sepupunya.

"Hati-hati!" Teriak Rachel.
Tangannya tetap membalas lambain Gita.

"Iya! Aku berangkat!" Ujar Gita.
Dia berangkat dengan tersenyum.

●●●

Menghirup udara di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.
Gita sudah sampai di depan Asrama.
Dia terlebih dahulu pergi ke kantornya, guna menanyakan di tinggal di kamar berapa, dan bersama siapa.

Kepala Asrama sedang menuntun jalannya.
Gita mengikutinya dari belakang.
Ransel di gendongnya, dan koper di seretnya.

"Ini kamar mu, bersikap baiklah." Ujar kepala asrama tersebut.
Gita menganguk saja.

Pintu di ketuk.
Seorang gadis dengan panjang rambut sebahu, membuka pintu.
Anehnya Gita merasa familiar dengan wajah itu.
Dia seperti pernah melihat, tapi di mana?

"Oh? Bu kepala, ada apa bu?"
Ujar gadis itu.

"Aku datang membawa teman kamar baru, ku harap kalian bisa kompak." Ujar kepala Asrama tersebut.

Gadis itu memalingkan pandangan menatap Gita.
Gita tentunya gugup di tatap seperti itu.

"Apa kau yang di maksud ibu kepala?" Tanya gadis itu kepada Gita.
Kepalanya mengintip dari sela badan kepala asrama.

Gita hanya mengangguk saja.
Dia bingung harus berkata apa.

"Baiklah, aku pergi dulu." Ujar kepala asrama tersebut.

Seperginya kepala asrama tersebut.
Gita terdiam.
Dia memang seperti itu jika bertemu orang yang tak di kenal.

"Ayo masuk, jangan berdiri saja di sana." Ujar gadis itu membuka pintu lebih lebar lagi.

Bitterness Life [Selesai]Where stories live. Discover now