43. Telepon

605 40 13
                                    

Typo betebaran😃




Sudah hampir dua bulan berlalu sejak kejadian sarapan tersebut.
Sejak saat itu, Daniel jadi lebih terbuka kepada Gita.
Tidak hanya soal makanannya, soal pekerjaan juga Daniel sering menceritakannya kepada Gita.
Dua manusia itu semakin lengket saja.

Tidak di kantor, tidak di luar kantor sama saja.
Dan juga Daniel akan menjadi ganas jika Gita bertemu dengan Yudistira. Hanya saling bertegur sapa saja, Daniel akan merasa panas.

Seperti kejadian sebulan lalu di mana Gita menghantarkan laporan bulanan, Yudustira menggodanya karena sudah memiliki hubungan dengan Daniel, Gita hanya tersenyum saja untuk menanggapinya, Daniel langsung salah paham dan mendiami Gita seharian.

"Kalian semakin lengket saja," dumel Lira yang mendapati Gita dan Daniel berada di dalam lift.

"Bukan urusanmu, makanya jika punya pasangan yang satu kantor," ejek Daniel.

Lira mencebik kesal mendengarnya. Jika bukan karena dirinya mungkin Daniel masih sering curhat perihal Gita kepada dirinya. Sekarang? Lihatlah, bahkan laki-laki itu jarang ada di rumah.

"Jangan kau ambil hati," ujar Gita ketika melihat wajah Lira yang suram sampai pintu lift tertutup.

"Aku kasihan kepadamu Gita," ujar Lira sembari menatap wajah Gita.

"Kasihan kenapa?" tanya Gita keheranan.

"Mengapa kau mau kepada saudaraku ini, dia bahkan rela dulu tak memiliki teman agar tidak di ganggu oleh penggemarnya," ujarnya. Daniel berdecak kesal mendengarnya yang membuat Lira terbahak di dalam lift itu.

"Itu bukan urusan mu. Lagi jangan mencampurinya," ujar Daniel kesal.
Lelaki itu menarik pinggang Gita, membuatnya berada di balik punggung Daniel seolah sedang melindungi dari musuh yang berbahaya.

"Jauh-jauh dari perempuan setan itu," ujar Daniel menjawab keheranan Gita.

"Kurang ajar," ujar Lira lalu memukul pundak Daniel.
Gita hanya terkekeh dari balik punggung Daniel.

"Kau ingin makan siang bersama kami?" ujar Gita.

"Yang ada aku akan diturunkan Daniel di tengah jalan yang membuatku seperti orang gila seperti kejadian dua minggu lalu," ujar Lira sembari menatap Daniel seolah menyindir. Lelaki yang di sindir hanya diam tanpa menghiraukan perkataan kembarannya itu.

Lift berdenting. Mereka keluar dari ruangan sempit itu dan berjalan ke arah parkiran.

Gita terkekeh sebentar. Ingatannya memutar kejadian di mana Lira berteriak kesal karena Daniel menurunkannya.
"Tidak akan lagi. Kalau Daniel menurunkanmu, aku akan ikut turun," ujar Gita.

"Terimakasih tawarannya. Tetapi aku cari aman saja," ujar Lira sembari tersenyum simpul.

"Yasudah, sampai bertemu lagi," ujar Gita lalu masuk ke dalam mobil Daniel.
Lira hanya tersenyum saja.

Tak lama berselang setelahnya, ada mobil yang berhenti di hadapan Lira. Ketika kaca mobilnya terbuka, gadis itu tersenyum dan masuk ke dalam mobil Immanuel.

"Kau sudah siap?" tanya Immanuel.
Lira mengangguk saja.

Lalu setelahnya mobil yang berisi dua orang itu berlalu begitu saja.
Kedua manusia itu sudah memiliki hubungan tak lama setelah Gita dan Daniel.
Tentu dengan bantuan Yudistira dan atas permintaan Gita.

Yah tak jauh berbeda seperti yang dilakukan Yudistira kepada Daniel. Dia juga memanas-manasi Immanuel dengan bertanya 'apa kau memiliki hubungan dengan Lira?'
Dan dengan mengucapkan, "Kau tahu? Tipe idealku orang yang seperti Lira."

Bitterness Life [Selesai]Where stories live. Discover now