20. Korban Yang Saling Menyakiti

3.1K 290 23
                                    

"Guys, hari ini pelajaran olahraganya di lapangan," ujar Ali selaku ketua kelas untuk menyampaikan pesan guru bidang studi yang bersangkutan.

"Li, gue nitip absen ya, lagi mager soalnya," ujar Fadil.

"Li, gue lagi dapet," celetuk Milea.

"Li, mendadak kepala gue puyeng," kata Natasha.

"Li, gue sakit perut."

"Li, maaf banget ya, gue males panas-panasan."

"Li, gue lagi sakit gigi."

"Li, gue lupa bawa baju olahraga."

"Li, gue yang jagain kelas aja deh, takutnya barang-barang berharga kalian hilang digondol maling."

"Gak ada alasan buat kalian stay di kelas, semuanya harus turun atau dianggap absen," ancam Ali membuat teman sekelasnya bersorak lesu.

"Kemarin Fira juga udah beliin gembok buat kelas kita, jadi barang-barang kita semua bakal aman," lanjut Ali tegas.

"Pokoknya lima belas menit lagi, kita semua udah harus ngumpul di lapangan. Gak pake lama, titik."

Prilly menghempaskan diri ke bangkunya, pelajaran olahraga adalah pelajaran yang paling menyebalkan untuknya. Akan lebih menyebalkan lagi, jika mereka harus menghabiskan waktu di bawah paparan sinar matahari yang teriknya, tidak dapat diajak kompromi.

"Gue bolos aja kali, ya?" Tanya Rassya yang membuat Prilly cemberut.

"Mau ikut," ujar Prilly dengan nada yang menggemaskan.

"Biar gue yang bilang ke Ali," tawar Fathar.

Prilly menggeleng, "Gue udah gak mau berurusan sama dia lagi."

"Ya udah, kita bolosnya diam-diam aja," ide Rassya

"In, lo join gak?" Tanya Prilly sambil melirik ke arah Indah. Yang dilirik hanya mengangguk setuju.

"Gue gak ikut ya," seru Maxime.

Prilly menaikkan sebelah alisnya, "Gak asik lo!"

"Lo gak tau aja Pril, Maxime itu seneng banget sama olahraga dan ngegym," ujar Rassya membuat Prilly bersungut, "Ya udah, kalo bisa sih titipin absen kita."

Prilly, Rassya, Indah, Fathar, dan Dino melancarkan aksi mereka untuk membolos pelajaran olahraga. Prilly sendiri tidak peduli dengan konsekuensi yang akan terjadi, entah dimarahi atau dimaki Ali. Yang Prilly tahu hanyalah ia tidak menyukai pelajaran olahraga dan ia tidak mau berurusan lagi dengan Ali.

Bukan Rassya namanya jika tidak disertai dengan ide konyol nan ekstrim, mereka memilih membolos pelajaran olahraga dengan duduk nyaman di dalam kelas.

"Gue hari ini piket," ujar Fathar lesu.

"Lah, terus?" Tanya Prilly meremehkan.

"Lo emang gak peka banget, Pril," cibir Fathar.

Prilly tertawa cekikikan, "Gue gak bisa, Thar. Sorry."

"Kalo lo, Sya?" Fathar menatap Rassya dengan binar di matanya, berharap Rassya mau berbelas kasih dan menemaninya hari ini.

"Gue, Dino, sama Maxime off, kita mau main billiard entar pulang sekolah," tolak Rassya sambil cengengesan.

Kini, giliran Fathar menatap Indah dengan tatapan yang sulit diartikan. Bibirnya mengerucut seperti anak gadis yang habis ditinggal tanpa kabar oleh pacarnya.

"Apaan?! Jangan berharap banyak sama gue! Gue sibuk," tolak Indah dengan jutek.

"Kalian, argh, gak setia kawan banget sih!" Fathar menampilkan ekspresi dan tingkah merajuk membuat sahabat-sahabatnya hanya bisa tertawa meledek.

Stay (Away)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang