56. I Will Stay With You

1K 119 11
                                    

Pagi-pagi sekali, Ali telah datang ke rumah Prilly. Ia datang dengan sebuah kotak makan di tangannya, "Ini masakan Bunda, katanya buat calon mantu."

Prilly tertawa pelan, "Titip makasih ya ke calon mertua." Ali mengangguki ucapan Prilly.

Prilly menarik tangan Ali menuju kamarnya, Ali mengikuti langkah Prilly tanpa berkomentar apapun. Prilly mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah muda.

Ali mengerutkan dahinya, "Apa ini?"

"Kotak," jawab Prilly.

"Aku juga tau, Sayang. Maksudnya, kenapa ngasih aku kotak?" Tanya Ali menjelaskan.

Prilly menggelengkan kepalanya, "Ini, kotak ini, isinya tentang kita."

"Jadi, aku nulis banyak hal tentang kamu di kotak ini. Coba kamu buka deh," ujar Prilly.

Tangan Ali membuka kotak merah muda itu, tatapannya jatuh pertama kali pada puluhan polaroid dirinya yang diambil diam-diam.

"Paparazzi," cibir Ali yang membuat Prilly tertawa lebar.

"Emangnya kalo aku minta langsung kamu bakal ngasih? Nungguin kamu baik-baikin aku aja susah banget, apalagi minta foto." Balas Prilly sendu.

Ali mengeluarkan ponselnya, "Kalo gitu, sini kita foto bareng. Dan ke depannya, kamu bebas minta foto aku kapanpun. Kita harus banyak ngeabadiin momen kita."

Prilly mengangguk kemudian tersenyum cerah, tangannya berpose di depan kamera. Ali yang melihat hal itu gemas bukan main, kini gantian ia yang mengecup pipi Prilly tiba-tiba. Merasakan pipi kanannya dicium oleh Ali, wajah Prilly memanas hingga ke telinga.

"Nakal," gantian Prilly yang mengatai Ali.

"Nakal sama pacar sendiri kok," ujar Ali santai.

"Ih...Ali," ujar Prilly dengan geraman gemas.

"Kenapa?" Tanya Ali polos.

"Aku jadi pengen bawa kamu ke KUA," lanjut Prilly sambil tersenyum mesem-mesem.

Ali tertawa, "Coba aja kalo bisa."

Prilly mencebikkan bibirnya, "Kamu jangan nantangin aku ya!"

"Jadi, gak beli bunganya?" Tanya Ali.

"Ih, gak romantis banget. Harusnya tuh kamu dateng dengan buket bunga, terus surprise gitu loh." Ali hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ekspetasi gadis itu.

"Ayok," ajak Ali sambil merangkul Prilly. Prilly mengangguk dan mengikuti Ali.

* * *

Sejak keluar dari toko bunga, bibir Prilly tidak berhenti mengembang dan tersenyum. Matanya bahkan menyipit karena tidak bisa menahan buncahan kebahagiaan di dalam perutnya.

"Kemarin, kenapa kamu ngasih aku bunga matahari?" Tanya Ali kepada Prilly.

Prilly mengangguk dan kemudian menjelaskan, "Bunga matahari itu identik sama kesetiaan. Aku berharap kamu bisa setia sama aku, Li."

Stay (Away)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang