34 - IMPOSSIBLE (End)

Mulai dari awal
                                    

"Ini buat kebaikan Aery. Kamu tau 'kan selama ini anak kita jalani hidup yang berat. Udah banyak orang yang nyakitin perasaan dia, jadi tolong kasih dia kesempatan buat kenal orang baru dan lingkungan baru."

"Bagaimana kalau keadaannya semakin parah kalau di sana?"

"Kita ga akan tau kalau belum pergi ke sana."

Abak melepaskan jas hitam yang membuatnya semakin gerah. Ia masih belum percaya dengan keputusan mantan istrinya itu.

Ama menggenggam tangan Abak, "Untuk kali ini percaya sama aku. Ini yang terbaik."

***

Aery membuka laci lemarinya, mengambil foto-foto yang berkaitan dengan Alwan. Ia melihat satu-persatu foto tersebut, kadang kenangan lama kembali terlintas diingatannya. Waktu kali pertama bertemu dengan Alwan, perhatiannya, semuanya membuat hati Aery kembali sakit saat tahu kalau ternyata Alwan sebenarnya tidak pernah menaruh rasa kepadanya.

Ia menatap dirinya di cermin, meraba matanya yang agak sembab dan bibirnya yang pucat. Dengan lirih Aery berkata, "Aku harus bahagia."

Ada yang mengetuk pintu kamar, Aery mempersilakan orang dibalik pintu untuk masuk. Tampak bi Supiak membawa sebuah kotak cokelat tua dan sebuah surat yang dibungkus dengan amplop merah hati.

"Non, tadi ada pria yang ngantar ini. Katanya ini buat non Aery," menyodorkan benda itu kepada Aery lalu pergi dari sana.

Aery duduk di tepi ranjang. Tangannya membuka kotak cokelat tua itu terlebih dahulu karena lebih mencolok keliatannya. Di dalam kotak terdapat sebuah foto dan gelang tali. Aery menyipitkan matanya karena merasa pernah melihat gelang itu sebelumnya. Kemudian ia memperhatikan satu-satunya foto yang ada di dalam kotak itu.

Ia tersentak. Ia kaget. Di dalam foto itu ada dirinya dan seorang bocah kecil berdiri di sampingnya sambil menunduk malu.

"Antonio?" ujar Aery dengan suara bergetar.

Orang yang selama ini dicarinya tiba-tiba saja datang dan memberikan ini? Itu artinya selama ini Antonio ada di sini.

Mata Aery menangkap amplop merah hati, buru-buru ia membukanya dan membaca surat itu.

Hai Aery, cewek berpita.

Gue cinta sama lo.

Reno

Aery masih bingung. Jadi selama ini Reno adalah Antonio tapi bagaimana mana bisa? Dari namanya saja sudah beda. Ada apa ini. Aery berulang kali melihat foto dan gelang tali yang diberikan Antonio dulu semasa kecil.

Ama mengetuk pintu namun tidak mendapat respon lantas ia memutar knop pintu dengan cepat. Ia mendekati Aery yang duduk di tepi ranjang yang keliatannya sedang memikirkan sesuatu. Ama duduk di sebelah Aery namun foto itu begitu menarik perhatiannya.

"Reno? Ama dengar dia satu sekolah sama kamu Ai. Dia juga tumbuh jadi anak yang baik."

Aery menoleh,"Ama kenal Reno?"

Ama mengangguk, "Belum lama ini, Ama ketemu Reno sama ibunya. Dan ternyata, Reno itu adalah Antonio yang dulu main ke rumah kita, Ama sampai ga ngenalin dia soalnya udah berubah banget. Reno dulu suka sekali sama nama Antonio makanya ia mau dipanggil nama itu. Reno juga memanggil dirinya Antonio, kamu ingat 'kan?"

Aery tiba-tiba saja bangkit dari duduknya dan bergegas turun menuju mobil yang terparkir di depan rumah. Ama kaget, ia hanya memperhatikan punggung gadis itu yang perlahan menjauh dan menghilang. Aery ingat waktu itu Reno sempat mengatakan bahwa akan berangkat ke Eropa hari ini. Dengan kecepatan penuh, mobilnya membelah jalan raya menuju Bandara. Ia cemas jika ternyata pesawat sudah lebih dulu Take off sehingga akan menjadi penyesalan untuknya.

IMPOSSIBLE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang