17

987 52 16
                                    


Happy reading😘

[Inyiak=kakek]

"Bel udah bunyi tuh, gue masuk kelas dulu. Woi lu ngelamunin apaan sih?"

Alwan mengguncang bahu Aery dan membawanya kembali ke masa sekarang.

"Ntar pulang sekolah tunggu gue di gerbang ya, ingat lo gak boleh takut. Gini deh biar lo gak takut lagi bayangin kalau gue ada di samping lo, okay!" ucap Alwan mengacak rambut gadis itu.

"Oh iya, kalau Aery takut sama kecoa bayangin aja kalau ada Anton, pasti gak takut lagi," sambungnya sambil menunjuk awan.

Aery seketika mengingat Antonio, teman yang selalu ditunggunya waktu itu namun tidak pernah datang lagi.

Mereka berpisah di simpang jalan karena kelas yang berbeda arah, Alwan tetap berdiri memperhatikan punggung Aery yang kian menjauh di telan jarak.

Kring, kring.

Kalian tahu apa yang akan terjadi jika mendengar suara itu? Ya ini waktunya anak ayam keluar dari kandangnya, bukan mencari sang ibu tapi mencari kebebasan setelah dikurung dan disuguhkan pelajaran yang membosankan bagi sebagian orang.

Aery mengemasi barang-barangnya yang bertebaran di atas meja sedangkan yang lain sudah lebih dulu pulang, bagaimana tidak kebanyakan dari mereka cuma bawa 1 buku kosong selebihnya dibiarkan di dalam laci sebagai koleksi.

Aery menyandang ranselnya, meninggalkan kelas persegi yang bercat hijau bahkan semua mejapun juga dilapisi karton berwarna sama. Ia berjalan melewati lorong-lorong sekolah yang panjang, dimana kebanyakan siswi dan siswa berpacaran di sana.

Aery dapat menghirup udara segar setelah berpisah dengan lorong pengap itu, ia melangkahkan kaki dengan langkah santai menuju gerbang sekolah yang katanya Alwan menunggu dirinya di sana. Ia mencari ke sekitar gerbang namun tidak ada sosok Alwan, lalu kemana pria itu? Bukankah ia sudah berjanji akan menunggu Aery di sini tapi nyata, ah sudahlah.

Tit, tit, tit. (Bunyi klakson motor)

Aery kaget, ia berbalik badan dan mendapati Alwan tengah menatapnya sambil mengangkat kedua alis, tersenyum manis sehingga lesung pipi itu tampak di pipinya yang mulus.

Alwan memberikan kode lewat matanya agar Aery segera naik ke motor itu. Bukan motor ninja, bukan, tapi cuma motor biasa yang tidak memiliki gigi, tidak perlu diengkol agar menyala. Ya mungkin kalian tahu apa jenis motornya, Alwan telah memodifikasi motor itu agar terlihat lebih keren.

Bukan berarti ia tak punya motor ninja tau semacamnya, punya ada tiga malahan di rumah tapi Alwan tidak ingin memakai motor itu karena satu alasan yaitu di sekolah udah banyak yang makai, jadi mau beda aja sama mereka.

Alwan melajukan motornya ke aspal jalan, dari jalan kecil yang muat untuk beberapa motor saja sampai ke jalan raya, kalau raya artinya kan besar itu berarti jalan besar yang muat untuk beberapa truk besar.

"Lo tau kita kita mau kemana? Kita mau ke tempat paling romantis, lo tau kenapa kita ke sana? Karena mau metik buah mangga. Pasti lo seneng kan sekarang?" Tanya dan langsung di jawab oleh dirinya sendiri.

Aery mengernyitkan dahi, hingga kerutan itu membuat wajahnya tampak lucu kayak master limbad. Emangnya master limbad lucu ya? Coba liat dulu deh yang teliti pasti lucu banget, banget, banget.

Baru setengah jalan Alwan berhenti di sebuah toko kecil, ia membeli 2 air mineral lalu menunjukkannya kepada Aery yang menunggu di samping motor. Mereka kembali lagi memadati jalan kota di siang menjelang sore hari.

Tangan kiri Alwan menarik tangan Aery agar melilitkannya ke pinggang pria itu walaupun gadis itu terus saja memberontak tapi kalah kuat dengan tenaga Alwan.

IMPOSSIBLE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang