18

965 54 10
                                    


Happy reading😘

"Puas?" tanya Aery menepuk bahu Alwan.

Mendengar nada suara ketus yang keluar dari mulut Aery membuat Alwan semakin iseng untuk mengerjainya. Mendadak saja kecepatan motor bertambah sehingga Aery spontan memeluk dan memejamkan mata karena takut serta menyandarkan kepala pada punggung pria yang bersamanya kini.

Alwan berusaha menahan tawanya saat Aery tampak cemas seperti itu, ia semakin iseng dengan terus saja menambah kecepatan motor. Udara  kian terasa, melawan arah motor mereka.

Aery cemas, ia mencubit pinggang Alwan berharap pria itu akan menghentikan aksi gilanya yang melaju bak kilat di jalan raya tapi berujung sia-sia karena Alwan tidak mendengarkannya sama sekali.

"Lo tau kita mau kemana?" tanya Alwan.

Ia melambatkan kecepatan motor di bawah rata-rata agar Aery tidak mencubitnya terus-terusan.

"Gak," jawab Aery ketus.

"Ya padahal gue mau bilang kalau kita mau ke kuburan, tapi lo gak mau tau ya udah."

Deg.

Seketika Aery kaget mendengar pernyataan Alwan barusan, ia kembali mengingat kejadian buruk kala itu yang hampir merenggut nyawanya sendiri. Ya waktu itu ia memang bodoh karena bertingkah sok berani tapi hati nuraninya terus saja memaksa untuk membantu Tono walaupun percuma saja.

Merasa Aery hanya diam saja, Alwan tertawa,"Ya ampun gue cuma bercanda aja kali, gak mungkin gue bawa lo ke kuburan mending langsung gue bawa ke KUA aja."

Aery hanya mencibir,"Gak lucu."

Motornya berbelok ke sebelah kanan persimpangan, tapi ini bukan jalan ke rumah Aery lalu mereka mau kemana? Entahlah semoga bukan ke kuburan.

Gadis itu semakin panik, ia sesekali memelintir bajunya sendiri karena takut jika memang benar Alwan akan membawanya ke kuburan lalu pergi begitu saja atau pria itu akan membawanya ke KUA, tapi rasanya tidak mungkin karena itu mustahil.

Mereka sampai di sebuah tempat yang terlihat seperti rumah yang berpagar tembok hanya berwarna semen serta palang yang bertuliskan,"Old School Resto Padang."

Aery menghembuskan napas lega, dugaannya ternyata salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aery menghembuskan napas lega, dugaannya ternyata salah. Melihat nama dari palang itu, membuat cacing-cacing di perut kian melonjak kegirangan selain itu makanan di sini terkenal enak apalagi di buat oleh chef yang berpengalaman.

Tak jauh dari pintu masuk tampak sebuah mobil putih mengkilat dan mobil berwarna hitam terparkir di sana. Alwan menghentikan laju motornya tepat di depan palang, ia berbalik badan menatap Aery. Alwan memarkir motornya di samping mobil putih, lalu menarik tangan Aery untuk masuk ke dalam sana.

Saat masuk tampak sebuah meja kasir yang lumayan besar dengan konsep rumah klasik. Miniaturnya terbuat dari kayu dan rotan lalu dicat dengan warna cokelat mengkilat. Di sana ada beberapa orang dengan pakaian yang sama tengah duduk sambil mengobrol.

IMPOSSIBLE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang