31

584 29 0
                                    

Abak turun dari mobilnya yang tampak kusam karena belum sempat membawanya ke tukang cuci kendaraan. Ya memang, biasanya pak Buyuang yang bertugas mencucikan tapi jika sudah di perintahkan Abak terlebih dahulu.

Dulu pernah, pak Buyuang berinisiatif mencucikan mobilnya namun Abak marah-marah setelah mengetahui hal tersebut. Hari itu suasana hatinya sedikit terganggu akibat adanya masalah di kantor. Bisa disebut Abak melampiaskan amarahnya pada pekerja yang ada di rumah dan sejak saat itu pak Buyuang menjadi trauma.

Wajahnya kusut dan terdapat kerutan berlapis-lapis di keningnya yang lembab karena peluh. Dengan langkah panjang ia berjalan memasuki rumah sakit, tak sengaja menabrak seorang lelaki bertubuh jangkung, berotot dan dilengan kanannya terukir gambar naga. Lelaki berotot itu mendecah, Abak meminta maaf dan meninggalkan orang tersebut yang sepertinya masih mengumpat.

Sekilas Abak berpikir, memangnya ada ya lelaki seperti itu di sini? Pertanyaan bodoh, tentu saja ada. Toh dia juga manusia yang mendadak bisa sakit, kecelakaan, kemungkinan itu selalu ada. Abak menggeleng, membuang jauh-jauh akan hal itu karena sekarang ia harus fokus pada keadaan Aery yang masih belum sadar semenjak kemarin.

Abak berbelok ke kanan, melewati lorong terang akibat cahaya lampu. Sepertinya setiap sudut rumah sakit ini wajib di berikan penerangan karena semua tempat sering kali ditemui bercahaya putih.

Tak sengaja, Abak melihat seorang pasien baru dengan wajah dan tubuhnya berlumuran darah. Ada beberapa bagian tubuhnya yang membengkak dan membiru, pasien itu meronta-ronta dan menjerit kesakitan. Abak menarik napas panjang, bau rumah sakit yang khas menyeruak masuk ke hidungnya. Tak ingin berlama-lama melihat hal tersebut, Abak mempercepat langkahnya.

Tak lama, Abak sampai di suatu kamar bernomor 67. Ia menarik ganggang pintu dan masuk ke dalam. Semua pasang mata kini tertuju kepadanya namun Abak santai saja berjalan menuju sofa berwarna hitam.
Kedua tangannya direntangkan di atas sofa, melepaskan penat-penat yang sedari tadi merajalela. Tentu, 2 hari ini dia terpaksa bolak-balik dari rumah sakit ke kantor, dari kantor kembali lagi ke rumah sakit. Tidak ada jeda untuk bersantai sambil meneguk kopi panas, tidak ada waktu untuk menyantap makanan di restaurant.

Ama berdehem lalu berucap, "Bagaimana?"

Abak melirik Ama dan mengangguk malas, lalu memejamkan matanya untuk beristirahat mungkin untuk 10 menit, harapnya demikian. Ama kini berada di samping Aery yang tengah tertidur sangat pulas, bahkan karena sangat pulas ia lupa untuk bangun.

"Baiklah, bagaimana kalian bisa tahu tentang hal ini? Apa kalian teman sekelas Aery? Jika benar, baguslah. Itu artinya anak saya punya teman di sekolahnya," tanya Ama menuntut jawaban dari mereka.

Seorang gadis dengan tahilalat di antara kedua alis angkat suara, "Kabar buruk itu selalu cepat menyebar Ante. Ya, kami teman sekelasnya dan akan selalu begitu meski tak pernah dianggap."

Ama yang tengah mengusap rambut Aery menghentikan aktivitasnya itu, tak pernah dianggap, kalimat itu membuatnya bertanya, heran. Sekejap sebuah kesimpulan muncul di benaknya bahwa Aery tidak ingin berteman. "Hmm, bisa jelaskan bagaimana Aery di sekolah?"

Perempuan bertahilalat tadi menatap temannya yang lain, mereka agak ragu menjelaskan namun Ama tampaknya butuh ke jelasan di sini. Baiklah, seorang lelaki bermata cokelat jernih menjelaskan, "Seperti anak sekolah pada umumnya, Aery juga belajar hanya saja ia tidak pandai bergaul terutama pada kami semua. Entahlah, kadangkala ia sangat bahagia dan berambisi untuk meninggalkan kami dalam pelajaran. Kadang, ia datang dengan wajah tak bersemangat. Begitu lesu hingga sesekali guru memarahinya karena sering memenung di kelas. Diam-diam kami memperhatikan, namun setiap kali kami ingin berteman dia pergi. Ante tahulah, ada massanya kami bersenda gurau tapi sepertinya dia tidak nyaman akan hal itu dan sangat jelas Aery dendam pada kami. Semua terpancar dari matanya, tatapannya."

IMPOSSIBLE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang