6

1.3K 63 13
                                    

Happy reading😘

"Hai, lo masih inget sama gue?" tanya Ren sambil bersandar pada pintu UKS dan tepat di depan Aery.

Aery menyunggingkan bibir atasnya melihat Ren yang berpangku tangan ala model di depan pintu UKS. Kenapa harus makhluk astral ini yang datang dihadapan Aery? Bukan apa-apa, hanya saja Ren itu terlalu nyinyir sehingga Aery merasa terganggu akan kedatangannya.

Memang Ren adalah orang pertama yang berbicara dengan baik kepada Aery ya walaupun agak tidak sopan tapi dia lebih baik daripada teman-teman sekelas Aery yang selalu saja menggunjingkannya.

Aery masuk ke dalam, namun tidak ada buk Tuti di sana. Ren merasa harga dirinya jatuh karena didorong secara kasar oleh seorang cewek, yang tidak meleleh akan ketampanannya, yang tidak menjerit histeris ketika bertemu dengannya, yang hanya berlalu akan kedatangannya.

Ren menggaruk kepalanya, sambil berpikir sebenarnya Aery itu terbuat dari apa? Kenapa Aery berbeda dari kebanyakan cewek yang pernah Ren dekati atau temui? Dan semua perbedaan itu membuat Ren penasaran pada sosok Aery.

Setelah memeriksa beberapa lemari UKS, akhirnya Aery menemukan kotak P3K. Segera saja Aery membersihkan lukanya akibat cakaran Brian tadi, sedangkan Ren hanya duduk disamping Aery.

Aery cukup pandai mengobati dirinya sendiri, setelah memakai perban ia segera meletakkan kembali kotak P3K ke dalam lemari disudut ruangan. Aery berjalan menuju pintu tanpa mempedulikan kehadiran Ren semenjak tadi.

"Tunggu dulu, gue mau ngomong sama lo," teriak Ren namun Aery tetap saja memacu langkahnya.

Ren mengejar Aery yang berada jauh didepannya, ia menarik lengan gadis itu sehingga ia merintih kesakitan karena Ren memegang lengan Aery yang masih dibalut perban. Ren tidak sengaja menyentuh luka Aery, cepat-cepat Ren melepaskan cengkramannya.

Aery berbalik badan menatap pria yang ada dihadapannya kini.

"Lo sombong banget sih, gue cuma mau nuntut ucapan terimakasih yang seharusnya lo ucapin ke gue. Udah itu doang, gue udah nolongin lo kemaren, nggak ada salahnyakan ngucapin makasih kek atau apa gitu," ucap Ren panjang lebar dan mengungkit-ungkit kebaikannya terhadapat Aery.

"Makasih," sambung Aery dengan seulas senyuman.

Setelah mengucapkan satu kalimat itu, Aery berbalik badan dan menabrak seseorang.

"Lo kalau jalan hati-hati dong," memungut beberapa lembaran kertas yang berserakan dilantai.

Aery hanya diam saja, toh itu bukan sepenuhnya salah Aery yang patut disalahkan itu adalah orang yang berada dibelakangnya tadi. Kan dia masih bisa lewat ke samping, masih ada ruang kenapa harus berjalan ke arah Aery.

Selesai memungut lembaran kertasnya, orang itu berdiri dan bersiap-siap untuk memarahi Aery karena menabraknya.

"Lo?, ngapain lo di sini?" ucap mereka serentak.

Ren yang berada di sana juga merasa heran kenapa temannya itu bisa kenal sama Aery.

"Lo kenal dia Wan?" tanya Ren menghampiri Alwan.

"Lo harus tanggung jawab," kata Aery karena merasa Alwan telah berbuat yang macam-macam saat ia mabuk malam itu.

"What? Lo apaiin ni cewek sampai minta tanggung jawab segala? Jangan bilang kalau lo udah--" Ren kaget mendengar ucapan Aery dan menuduh Alwan yang tidak-tidak.

"Ehh asal lo tau ya, gue udah nolongin lo malam itu dari amukan masa karna lo seenaknya berdiri ditengah jalan raya. Gue nggak tau rumah lo dimana ya mau nggak mau gue harus nampung lo di rumah gue sendiri. Bukannya berterimakasih malah nuduh gue seenaknya."

IMPOSSIBLE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang