4

1.4K 76 10
                                    

F
Happy reading😘

"Hanya minuman yang akan menyelesaikan semua ini," ucap Aery dengan amarah.

Aery segera masuk ke Bar, hari ini pengunjung Bar lebih ramai dari hari kemarin sehingga ia merasa sedikit canggung. Namun dengan langkah pasti Aery duduk ditempat kemarin, pada kursi yang sama dan kebetulan kursi itu lagi kosong.

"Bang, kasih gue minuman yang kemaren," pesan Aery sambil menjentikkan jarinya memanggil bartender.

Tidak lama, bartender memberikan Aery minuman yang sama persis seperti yang ia minum kemarin. Karena Aery sudah tahu cara meminumnya seperti apa, sehingga tidak perlu bantuan bartender lagi.

Aery memegang tangkai gelas sambil memutarnya agar minuman itu dapat dinikmati kata si bartender, ia masih ingat betul akan hal itu. Hasrat Aery ingin sekali menghabiskan minuman itu dengan satu tegukan sekaligus dan memesan lagi, lagi dan lagi.

Belum sampai bibir Aery menyentuh pinggir gelas, seseorang sengaja menahan tangannya dan mengambil paksa gelas yang ada ditangan Aery. Tidak terima diperlakukan seperti itu, Aery memutar tubuhnya melihat siapa yang berani mengganggu waktunya saat ini.

"Lo mau mabuk lagi?" tanya Alwan yang kini tengah berada dihadapan Aery.

Aery hanya diam, ia berusaha menarik tangannya yang terasa sakit digenggam oleh Alwan. Hingga akhirnya minuman Aery tumpah hingga ia benar-benar marah.

Aery menarik paksa tangannya lalu memesan lagi, bahkan keberadaan Alwan baginya tidak penting sama sekali, hanya pengganggu saja. Kali ini Alwan menepis tangan Aery hingga gelas yang ada digenggamannya terlempar dan jatuh ke lantai.

Semua orang kaget dan memusatkan perhatian pada Aery dan Alwan. Merasa gelisah dengan tatapan liar para pengunjung, Alwan segera menarik tangan Aery dan membawa gadis itu keluar dari Bar.

Aery melawan namun tenaganya tidak berarti apa-apa bagi Alwan. Saat Alwan melepaskan pegangannya, Aery melangkah maju untuk memasuki Bar kembali namun langkahnya terhenti ketika Alwan kembali menahan tangan Aery.

"Lepasin, gue mau masuk," berontak Aery.

"Nggak mau," bantah Alwan yang masih mencengkram lengan Aery.

"Lepasin atau gue teriak maling."

"Oke, oke," Alwan melepaskan cengkramannya dan mengangkat kedua tangannya.

Aery mendecah kesal lalu berjalan ke arah pintu Bar.

"Minuman nggak akan nyelesain masalah lo justru itu bakal memperumit," teriak Alwan sehingga langkah Aery terhenti karena mendengar kalimat Alwan.

Aery merasakan nyeri dikeningnya yang perlahan masih mengeluarkan darah, ia menangis karena menyadari bahwa ini bukanlah Aery yang sebenarnya, Aery tidak akan pernah melakukan hal sebodoh ini.

Alwan mendekati Aery yang masih berdiam diri di depan pintu Bar, ia berdiri tepat di hadapan Aery yang sedang menangis.

"Gue harus apa? gue gak sanggup lagi," ucap Aery disela tangisannya.

"Ikut gue," menarik tangan Aery ke tempat dimana Alwan memarkir mobilnya yang berada tak jauh dari Bar.

Aery hanya diam saja didepan mobil sedangkan Alwan lebih dulu masuk lalu keluar lagi karena Aery hanya berdiri mematung diluar saja.

"Lo tenang aja gue bukan orang jahat, dan nggak bakalan nyakitin lo apalagi bertindak macam-macam. Percaya sama gue," bujuk Alwan yang melihat kekhawatiran Aery.

Aery masuk ke dalam mobil, sepertinya Alwan memang orang baik-baik. Alwan memacu mobilnya dijalan raya, saat lampu merah ia menatap Aery yang memalingkan wajahnya keluar jendela.

IMPOSSIBLE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang