30

645 39 8
                                    

Wanita yang mencepol rambutnya secara sembarangan itu keluar dari mobil sambil menjinjing kresek putih bermotif kotak tak beraturan. Tepat di belakangnya ada seorang gadis kecil dengan pita merah yang selalu menghiasi rambut panjangnya. Kali ini gadis itu tidak sendiri, ada sebuah tangan kekar menuntunnya berjalan ke arah pintu.

11 oktober 2010, hari ini adalah hari ulang tahun Aery. Semua persiapan telah di pikirkan dan dilaksanakan jauh-jauh hari. Ama dan Abak sengaja mengambil cuti selama 3 hari, mereka ingin turun tangan menyiapkan acara ulang tahun untuk putri mereka.

Aery telah mengundang semua temannya agar datang ke pesta kecil-kecilan ini, tidak semeriah acara pesta pernikahan tapi cukup untuk menjamu dan menghibur para tamu. Satu-persatu dari semua undangan datang memenuhi rumah mereka yang lumayan besar.

Balon berwarna putih, pink, dan biru berserakan di lantai, ada juga yang tertata rapi di sekitar dinding maupun pintu masuk. Mereka yang datang menggandeng sebuah kotak berbungkus indah, berbeda ukuran dan bentuknya.

Ama, Abak dan Aery mengenakan pakaian yang serasi. Hijau, putih menjadi paduan warna untuk pakaian mereka ditambah dengan corak dan gaya pakaian yang dibuat khusus oleh penjahit profesional. Masih dengan pita namun kali ini berbeda warna, menghiasi ujung rambut Aery yang di kepang.

Acarapun di mulai, di buka oleh nyanyian dari penyanyi terkenal dan setelah itu acara potong kue. Senyum Aery merekah, ia menatap semua yang hadir dan juga Ama, serta Abak yang setia berada di sisinya.

Sebelum memotong kue besar itu, Aery memejamkan matanya dan meminta permohonan ke Tuhan. Entah apa yang ia minta hanya Tuhan yang tahu. Setelah itu, ia memotong kue ulang tahun dengan perlahan dan mengambil sedikit bagian untuk diberikan kepada Ama dan Abak.

Aery mengangkat kepalanya, ia juga memutar tubuhnya namun begitu saja semua orang menghilang. Hanya tinggal dirinya seorang serta dekorasi yang berantakan. Bagaimana semua ini bisa terjadi? Entahlah.

Ia melempar kue itu ke lantai, berteriak memanggil Abak, Ama dan semua yang hadir di sini tadi. Tanpa sengaja, Aery menginjak salah satu balon dan itu membuatnya melonjak kaget. Semua yang ada berubah menjadi begitu sunyi, langit yang tadinya berwarna biru berganti menjadi abu-abu. 

Aery berdiri di depan pintu, ketakutan menjamah dirinya saat ini. Ada sebuah tangan yang menyentuh bahunya, dengan cepat gadis itu berbalik dan berteriak.

"Abak," ucap Aery sadarkan diri.

Kamar ini rasanya tidak asing, ia yakin pernah ke sini sebelumnya. Seorang wanita dengan tahilalat di pipi sebelah kanan sedang duduk di tepi ranjang sambil menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Aery. Tentu saja dia bukan Ama, karena wajah mereka tidak mirip sama sekali.

"Akhirnya kamu bangun juga," ujar wanita itu.

Aery memalingkan wajahnya sehingga tangan asing itu menjauh, penglihatannya masih belum pulih total karena masih tampak bintik-bintik hitam yang menghalangi saat ia melihat. Gadis itu bersandar ke dinding, mengusap kepalanya yang kini telah terlilit perban.

Diam-diam matanya melirik ke segala arah, mencari sesuatu yang mungkin saja dikenalnya namun ternyata semua ini begitu asing. "Ande siapa?" tanya Aery penasaran, kepalanya menunduk karena tidak berani menatap wanita itu.

"Dia nyokap gue," sambung Alwan di ujung pintu kamar.

Sontak Aery menatap ke arahnya, jadi semalam orang yang menolong dirinya adalah lelaki ini. Apakah ada unsur ketersengajaan atau malah kebetulan? Gadis itu bertanya pada dirinya sendiri mengapa selalu saja Alwan yang menjadi malaikat penolong untuknya.

IMPOSSIBLE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang