13. "You should see me in my nightgown, my legs look better."

2K 96 2
                                    


From: Jangan Diangkat

Ibu abis coba resep kue baru, kamu pasti suka (19.03)

Kamu udah makan malam kan? Jangan kelayapan kemana-mana, besok harus sekolah (20.49)

Ibu abis baca E-mail dari advisor kamu mengenai esai yang kamu tulis untuk syarat lulus, kamu ambil tema mengenai kesejahteraan untuk buruh pabrik? Hmm bukan Ibu yang menginspirasi kamu, kan? ^^ (21.10)

Selamat pagi sayang, sudah bangun belum? (06.25)

JINDRA selalu merasa menua bertahun-tahun hanya dengan membaca rentetan pesan masuk dari ibunya yang baru dia buka pagi ini.

Dasar wanita merepotkan, keluhnya sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dengan agak gusar tanpa ada niat untuk membalas setelah mengunci stang motornya yang terparkir di halaman sekolah, kenapa nggak pernah menyerah? Itu jauh lebih mudah buatmu.

Jindra mengenyahkan pikiran mengenai wanita paling merepotkan dalam hidupnya selagi langkah kakinya berjalan dari parkiran hendak memasuki gedung sekolah, ransel hitam yang kelewat ringan tersampir di punggungnya asal-asalan. Pagi hari di SMA Rajendra, artinya kau akan menemukan mobil-mobil pabrikan Eropa yang dikendarai sopir pribadi keluar masuk area sekolah ini, mereka semua mengantar putra dan putri dari para pengusaha atau pejabat di Jakarta. Atau, untuk anak-anak dengan usia legal yang sudah memiliki SIM, lapangan parkir Rajendra akan membuat orang luar berpikir tengah berada di showroom mobil-mobil mewah.

Bocah-bocah kaya dungu ber-privilege antek-antek kapitalis, itu sebutan Jindra untuk hampir semua murid sekolah ini.

Yeah, well, motor seharga ratusan jutanya juga mungkin akan membuat anak-anak scholarship ikut menuduhnya sebagai bagian dari the 1%, tapi tidak dengan attitude-nya.

Langkah kakinya tersandung ketika tanpa sengaja menginjak tali sepatunya sendiri, terpaksa menghentikan kegiatannya memaki-maki setengah penghuni sekolah ini. Sial, belum terikat dengan benar ternyata. Tubuhnya berganti ke posisi jongkok tepat di depan gedung sekolah untuk menalikan sepatunya.

Ada mobil yang kemudian berhenti tepat di sampingnya. Avanza putih, Jindra yang sempat melirik sebentar langsung menebak siapa pun yang menaiki mobil ini pasti berada di strata sosial paling bawah di kalangan murid. Lalu, seseorang turun dari mobil itu, dan hal pertama yang Jindra perhatikan adalah kaki jenjangnya yang dibalut kaus kaki putih yang hanya mencapai di atas mata kaki dan sepatu hitam. Dari kaki lalu naik ke paha yang sedikit terekspos karena rok di atas lutut yang dipakainya. Jindra sering dengar Wahyu dan cowok-cowok di sekitarnya menyebut-nyebut mengenai paha mulus atau betapa indahnya kaki perempuan, dan baru kali ini dia akhirnya mengerti yang mereka maksud.

Matanya sempat tak berkedip melihat pemandangan tepat di hadapannya, membuatnya melupakan tali sepatu yang harusnya segera dia ikat.

"Simpan saja kembaliannya, Pak, terima kasih."

Suara barusan yang keluar bersamaan dengan pintu mobil yang ditutup membuat Jindra otomatis menaikkan pandangan dari paha itu untuk memandang lebih jelas sosok tersebut. Dari suaranya saja harusnya sudah jelas, sosok itu Rosalyn, yang kini tengah memandangnya yang sedang dalam posisi jongkok dengan alis terangkat.

Buru-buru dia menyelesaikan ikatan tali sepatunya dan bangkit berdiri, membuat tubuhnya menjulang di sisi gadis itu yang masih memandangnya dengan ekspresi curiga.

"Lo berani juga ke sekolah naik Avanza, apa yang bakal temen-temen cheers lo bilang?" Jindra buka suara, memberi sapaan sekaligus berusaha mengabaikan fakta bahwa dia barusan terang-terangan tengah memandangi kaki Rosalyn dengan tatapan yang... yah, tidak usah dibahas.

I Slept With My StepbrotherWhere stories live. Discover now