#55 Dari Kayla : Diam

1.6K 186 24
                                    

Arga yang sekarang dengan Arga yang dulu, sangat berbeda.

Kayla tidak akan melupakan bagaimana sikap Arga dulu terhadapnya, terlebih ketika Arga tahu bahwa orang tua mereka memiliki janji yang tidak mereka ketahui.

Arga yang dingin, Arga yang ketus, dan selalu menggunakan gue dan lo, ketika berbicara dengan Kayla. Tidak seperti sekarang, Arga selalu berkata dengan lembut, suka menyicipi makanan buatan Kayla, dan kerap memuji gadis itu. Terlebih semenjak pulang dari Bali, sikap Arga benar-benar sangat manis. Kayla malah semakin bingung dibuatnya.

Tapi ada satu hal, yang benar-benar Kayla pikirkan semenjak kepulangan mereka dari Bali.

"Kay-Kayla!"

Kayla menyudahi lamunannya saat suara Kelvin-kakak lelakinya terdengar jelas. Kelvin memandangnya dengan cemas. "Dek, kamu kenapa sih? Kamu sakit?" tanya Kelvin.

Kayla menggeleng pelan lalu tersenyum kecil kepada Kelvin yang duduk di depannya. Siang ini, Kelvin mengajaknya untuk makan siang bersama.

"Maaf, Kak. Tadi Kak Kelvin ngomong apa?"

Kelvin meletakkan sendok dan garpunya secara bersamaan hingga terdengar dentingan kecil. "Kamu ada masalah, Kay? Sama Arga baik-baik aja kan?"

"Baik. Enggak ada masalah kok sama Kak Arga." Kayla menyengir lebar.

Kelvin menatapnya dengan seksama dan memberinya pandangan ragu. Sejak dulu, Kelvin adalah satu-satunya yang tidak setuju dengan pernikahan Kayla dan Arga. Tapi kala itu, Kelvin bisa apa, Kelvin tidak bisa menentang ayahnya.

"Bilang sama aku kalau kamu diapa-apain dia," ujar Kelvin. "Aku enggak bakalan tinggal diem."

Kayla terkekeh pelan. Walau Kayla sudah menikah dan menjadi istri orang, Kelvin masih saja melihatnya sebagai anak perempuan berusia sepuluh tahun.

"Kemarin waktu di Bali, kamu ketemu sama Bayu ya." kata Kelvin.

"Kok Kak Kelvin tahu?"

"Bayu cerita di dm instagram. Bayu balik ke sini lagi loh. Minggu kemarin aku pulang ke rumah, sempat ketemu."

Kayla mengangguk-angguk lalu kembali memandangi Kelvin. "Kak Kelvin mau bilang apa? Katanya ada yang mau diomongin."

Kelvin kembali meletakkan sendoknya di atas piring. Tangannya mengetuk meja dengan tidak tenang, seolah ada hal yang ia pikirkan dan sedang menimbang-nimbang untuk mengatakannya kepada Kayla.

"Kalau aku lamar Agin, apa enggak kecepatan?"

Kayla menyunggingkan senyumannya dengan labar setelah mendengar ucapan Kelvin. Agin itu Aginta, pacarnya Kelvin sejak kuliah.

"Enggak dong, Kak. Bukannya bagus? Tapi, Kak Kelvin udah yakin emangnya?"

Kelvin menggeleng pelan, "Aku enggak tau, Kay."

"Aku enggak tau kenapa Kak Kelvin tiba-tiba ngomong kayak gini. Tapi kalau jawaban Kakak seperti itu, bukannya itu artinya Kakak belum yakin? Nikah itu enggak gampang, Kak."

Kelvin tercenung sejenak lalu terkekeh pelan, "Kamu semenjak nikah, jadi lebih dewasa ya, Dek. Harusnya aku tahu, kamu bukan lagi anak umur sepuluh tahun."

"Apa pun masalah Kak Kelvin sama Kak Agin, lebih baik diomongin baik-baik." kata Kayla lagi.

Kelvin tersenyum lalu mengangguk-angguk dan kembali menghabiskan makan siangnya dan Kayla pun melakukan hal yang sama.

-US-

"Kamu bisa pulang sendiri kan, Dek? Aku harus balik kantor sekarang,"

From Us To UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang