#2 Dari Arga : Somehow

2.9K 328 40
                                    

Juli, 2019

Arga pulang ke rumah tepat jam dua pagi. Sepertinya.

Setelah selesai manggung, Arga biasanya tidak langsung pulang karena harus main-main dulu dengan yang lainnya. Bukan keharusan, sebenarnya. Hanya saja, Arga lebih senang bersama mereka daripada pulang ke rumahnya.

Arga masuk ke dalam kamarnya dengan hati-hati. Kondisi kamar sudah gelap, karena Kayla sedang tertidur dengan lelapnya. Tumben sekali. Biasanya, Kayla akan bersikeras untuk menunggu Arga sampai di rumah. Tetapi sepertinya malam ini, Kayla menyerah dan mengaku kalah telak dengan matanya.

"Kalau kamu masih ngotot mau ngeband, kamu harus nikah sama Kayla."

Setiap melihat Kayla, Arga selalu teringat perkataan ayahnya. Itu bukan lagi sekadar perkataan biasa. Tetapi sudah suatu keharusan dan mau tak mau Arga menurutinya. Semua hanya demi mimpi Arga, tentu saja.

Sudah tiga bulan, Arga menikah dengan Kayla. Seorang perempuan yang berjarak empat tahun lebih muda darinya, yang merupakan anak perempuan dari sahabat ayahnya saat sekolah dulu.

Mereka menikah tanpa cinta. Setidaknya bagi Arga—karena ia tidak punya pilihan lain. Kalau tidak, bisa-bisa dia tidak bisa lagi menyanyi di atas panggung dan Arga jelas-jelas tidak mau itu terjadi.

"Kak Arga?"

Arga memandangi Kayla yang terbangun yang sekarang sedang menggosok matanya dan menahan kantuk.

"Kak Arga baru pulang?"

"Iya." balas Arga sambil melepaskan jam tangannya lalu kemudian mengambil handuk baru dari dalam lemari.

"Kak Arga laper enggak? Aku tadi malem udah masak tapi mungkin aku bisa panasin—"

"Nggak perlu, Kay. Aku udah makan." jawab Arga dingin lalu berjalan keluar kamar.

Kayla hanya memandang pintu yang setengah terbuka itu. Bukan hal yang baru lagi bagi Kayla untuk menghadapi sifat dingin Arga.

Kayla sudah sangat biasa, terlebih lagi setelah menikah. Arga benar-benar membangun tembok untuk mereka berdua. Kayla sama sekali tidak bisa mendekat. Berbagai macam cara Kayla coba. Tapi, tetap saja, Arga tidak pernah membuka hatinya.

Padahal dulu, Arga tidak sedingin itu. Arga lumayan sering tersenyum dan bercerita kepada Kayla. Akan tetapi, setelah perjodohan mereka dilanjutkan, Arga berubah seratus persen. Arga tidak pernah lagi tersenyum dan selalu menatap Kayla dengan datar. Kayla berusaha maklum. Karena bagi Kayla pun, pernikahan ini tidak adil.

Sejak dulu, hanya Kayla yang mencintai Arga. Bahkan sebelum mereka berdua menikah. Bagi Kayla, Arga tetap akan menjadi cinta pertamanya. Tapi bagi Arga, Kayla nyaris seperti orang yang hampir merusak kebahagiaannya. 

Setelah menikah, Arga tidak pernah menyentuh Kayla sedikit pun. Kayla tidak ingin berpikiran maklum kali ini sampai gadis itu mengira bahwa Arga memiliki kekasih di luar sana. Tapi ternyata tidak. Bahkan Kayla sampai harus memastikan hal itu berkali-kali lewat Juan dan yang lainnya. 

Arga pikir, Kayla akan menyerah dan pulang ke rumah orang tuanya lalu menceritakan hal-hal yang buruk tentang Arga sehingga orang tuanya akan meminta anak bungsu mereka itu kembali. Tapi ternyata tidak. Kayla tetap bertahan di rumah itu dan terus saja mencoba menyenangkan hati Arga.

"Kak?" Kayla akhirnya berjalan keluar dari kamar setelah tiga puluh menit menunggu, karena Arga tak kunjung masuk ke dalam kamar.

Kayla menghentikan langkahnya saat lagi-lagi, Arga lebih memilih tidur di sofa di ruang tv daripada di kamar bersamanya. Memang selalu begitu. Kayla tersenyum miris. Apa yang ia harapkan? Arga tidak mungkin berubah begitu saja dalam semalam, bukan?

From Us To UsWhere stories live. Discover now