#43 Dari Arga : Senyumnya

1.3K 203 42
                                    

Suasana malam itu agak sedikit canggung. Setibanya di rumah, Kayla langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa mengatakan apa-apa kepada Arga.

Arga menggantungkan kunci mobilnya di dekat gantungan yang ada di pintu lalu menatap pintu kamar Kayla yang tertutup. Tak lama, terdengar bunyi pintu yang dikunci dari dalam. Setelahnya, Arga mendengar Kayla seperti menyalakan musik di dalam kamarnya.

Arga terdiam sejenak. Arga juga tidak tahu kenapa ia malah memeluk Kayla tadi saat di mobil. Mungkin Arga hanya ingin menenangkan perempuan itu tanpa tahu bahwa tindakannya malah akan semakin membuat Kayla jatuh hati.

Ada banyak hal yang Arga permasalahkan. Arga tidak mungkin tega menyuruh Kayla pergi sendiran. Lalu masalah hanya ada 1 kamar yang dipesan, meskipun status mereka sudah sah sebagai suami istri, tetap saja Arga belum pernah tidur sekamar dengan Kayla selama setengah tahun ini.

Dulu saat masih cuek-cueknya, Arga lebih sering tidur di depan televisi, atau malah menginap di apartemen Juan dan tidur di studio.

Arga lalu masuk ke kamarnya. Ia membuka jam tangan dan meletakkannya ke atas meja lalu berbaring di atas ranjang sambil memainkan ponselnya. Arga mengetikkan nama hotel yang dipesan oleh orang tuanya saat di Bali nanti.

Arga lagi-lagi terdiam, kali ini tidak menatap ponselnya lagi. Beberapa detik kemudian, ia bangkit dari ranjangnya dan berderap menuju kamar Kayla lalu mengetuknya.

"Kayla?" panggilnya dari luar.

Ada sekitar 1 menit lamanya Arga menunggu Kayla untuk membukakan pintu. Sampai akhirnya perempuan itu terlihat di depannya dengan mata yang sembab dan pandangan yang tertunduk.

Arga memperhatikan perempuan itu lekat-lekat lalu tersenyum tipis. "Ayo kita pergi ke sana, Kay."

Karena ucapan Arga, Kayla langsung mengangkat wajahnya dan menatap Arga bingung.

"Ayo kita ke Bali." ajak Arga sekali lagi.

"Kak Arga serius?"

Arga menganggukkan kepalanya lalu tersenyum. "Iya, ayo kita ke sana. Kamu kan jarang pergi-pergi juga."

Kayla terhenyak untuk beberapa saat. Setelah menyadari dan memahami maksud Arga, sebuah senyuman lega tampak di wajahnya. Arga tertegun, rasanya, ia tak pernah melihat senyuman itu sebelumnya. Arga baru sadar, kalau Kayla kelihatan lebih cantik saat ia tersenyum.

"Beneran, Kak?"

"Iya, Kay. Kita berangkat lusa."

"Nanti gimana?" tanya Kayla.

"Nanti apanya?"

"Kamarnya,"

"Kenapa sama kamarnya?"

"Kan Cuma satu?"

Arga mengangguk-angguk. Kedua orang itu tampak diam lagi. "Ya enggak apa-apa kan, Kay? Toh kita udah nikah,"

"Ha-hah?"

Arga mendengus melihat ekspresi di wajah Kayla. Ia lalu terkekeh dan mendorong pelan kening perempuan itu. "Kenapa sih? Takut canggung? Kalau takut canggung, kita coba dulu malam ini, tidur seranjang."

Wajah Kayla langsung merah pandam dan membuat Arga kembali tertawa. "Eeeh.. aku siap-siap dulu,"

"Lho, kan masih lusa?"

Kayla tak mengindahkan ucapan Arga. Ia langsung masuk kembali ke dalam kamarnya dan menutup pintu. Arga tertawa lagi. Ternyata, Kayla bisa menggemaskan juga.

-US-

Malamnya, Kayla tidak bisa tidur. Ia terlalu menanti pergi ke Bali bersama Arga. Berdua, tanpa teman-teman satu band Arga. Kayla menatap langit-langit kamarnya sambil mengulum senyum.

From Us To UsWhere stories live. Discover now