#12 Dari Juan & Ara : Sunday Soda

1.1K 184 14
                                    

Hari minggu ini, tidak seperti hari minggu biasanya bagi seorang Arvel Juan Veylano. Pasalnya, Adara Daryn tiba-tiba meneleponnya pagi ini dan mengajak lelaki itu untuk berangkat ke Gereja. Juan yang memang tengah bersiap-siap dan sedang meminum segelas air, langsung tersedak karena terkejut.

Ara bukanlah orang yang seperti Juan, yang selalu rajin menghadiri ibadah tiap minggu. Kadang, ketika sahabatnya Ara, Sabrina yang juga tinggal di satu rumah indekos yang sama mengajaknya untuk ibadah, Ara akan menjawab dengan malas. Ara akan suka menunda-nunda. Seperti berkata "Iya, ntar sore gue ibadah deh." atau, "Minggu depan gue ibadah."

Tapi melihat Ara yang tiba-tiba sudah sampai di Gereja lebih dulu darinya, Juan terperangah dan tersenyum senang. Ke mana perginya Ara yang hobinya bermalas-malasan di minggu pagi?

Juan perlahan membuka matanya setelah selesai berdoa. Ia menoleh untuk menatap Ara yang ternyata masih memejamkan matanya dengan tangan yang saling bertautan. Ara terlihat begitu tenang dan menghayatai setiap kata dalam doanya. Melihat itu, Juan tidak bisa untuk tidak tersenyum.

"Ameen." Ara bergumam lalu membuka matanya dan membuat Juan tersentak saat tahu-tahu perempuan itu langsung menatapnya, sehingga membuat ia tahu bahwa Juan sejak tadi sedang memandanginya.

Juan langsung menutup matanya lagi dan menautkan kedua tangannya seolah-olah ia belum selesai berdoa. Ara tersenyum miring melihat itu.

Mendengar Ara tidak berkomentar apa pun, Juan kembali membuka sebelah matanya dan menatap perempuan itu. Menurutnya Ara sangat susah ditebak. Ara tak pernah bercerita banyak tentang dirinya. Tapi, Ara tahu apa saja yang terjadi terhadap Juan.

"Something's wrong?" tanya Juan membuat Ara menengok. "You look lonely, Ra."

"Am I?" Ara tersenyum kecil. "Tapi, gue baik-baik aja."

"Terus, kenapa tiba-tiba lo ngajak gue ke sini?"

"Bahkan lo pun kaget. Of course, you will. Enggak mungkin lo enggak kaget." Ara tertawa. "Sabrina kaget setengah mati sampai gue pikir dia kenapa-napa."

Juan tertawa kecil seraya membayangkan bagaimana histerisnya Sabrina melihat teman satu kos nya itu bangun terlalu pagi dan sudah rapi untuk berangkat ke Gereja. "I bet, she thought you're sick."

Ara tertawa lagi, ikut membayangkan bagaimana paniknya Sabrina tadi pagi.

"Yuk, berangkat sekarang." ajak Juan sambil bangkit dari duduknya lalu menatap ke jam yang melingkar ditangannya. "Kalau enggak pergi sekarang, ntar filmnya enggak keburu."

Ara menganggukkan kepalanya dan ikut berdiri. Kemudian Ara menepuk lengan Juan pelan dan berkata, "Yang paling lama sampai ke mobil harus traktir!" lalu ia segera berlari kecil dengan keluar dari Gereja.

"Lo curang!" gerutu Juan lalu menyusul Ara.

"Lo kalah." ujar Ara saat Juan baru saja tiba dimobil miliknya.

"Karena lo curang." balas Juan.

Ara tersenyum, "We will have fun, right?"

-US-

"Lo tahu enggak,"

Ara menoleh untuk menatap Juan yang sekarang, arah matanya sedang terfokus kepada suatu hal. Ara mengikuti arah pandangannya, dan tak paham apa yang sedang Juan lihat. Tapi, Juan malah tersenyum. Senyuman tipis namun menyimpan banyak cerita.

"Kadang, kemana pun gue pergi, gue kayak ngelihat Mine." lanjut Juan lalu terkekeh pelan. "Gue selemah itu. Bener kan, Ra?"

Ara menatap Juan sejenak. "Lo tahu enggak," ujarnya meniru perkataan Juan. "Lo tahu enggak kenapa gue enggak pernah sebelumnya ajak lo untuk lupain Mine? Setiap lo cerita, gue cuma dengerin tanpa nyela."

From Us To UsWhere stories live. Discover now