#25 Us : Datang Kembali

1.1K 152 28
                                    

Sejak sweetchaos terbentuk, mereka jarang sekali bertengkar. Paling hanya perbedaan pendapat kecil yang mengawali pertengkaran mereka. Setelah itu, mereka akan berbaikan dengan sendirinya. Tapi hari ini, untuk pertama kalinya, Fares melihat Wira marah dan Riyan yang hampir saja melayangkan pukulan kepada Wira. Diam-diam Fares berterima kasih kepada hujan yang sepertinya tidak akan reda dalam waktu yang dekat.

"Gimana?" Arga kemudian bersuara, menatap Kayla yang tengah menempelkan ponsel ke telinganya untuk menghubungi seseorang.

Kayla menggelengkan kepala dengan wajah cemas, "Enggak diangkat, Kak."

Arga kemudian berdecak frustasi. Kayla berusaha untuk menghubungi Kira, bermaksud menceritakan apa yang baru saja terjadi kepada Riyan dan Kira. Dan berharap dengan kedatangan Kira, Riyan bisa sedikit tenang dan meredakan emosinya.

Helaan napas berat terdengar kembali dari Arga. Sejak Riyan dan Wira dipisahkan, tak satu pun dari mereka yang berbicara. Mereka saling menghindar dan menjauh dari satu sama lain.

"Ga, sini bentar deh." Arion, manajernya sweetchaos yang sejak tadi tak bersuara akhirnya memanggil Arga dan ikut membuat Fares melirik mereka.

"Kenapa?" tanya Arga setelah Arion membawanya sedikit menjauh dari Fares dan yang lainnya.

"Kayaknya, ini bakalan jadi gigs terakhir kita di bulan ini. Lebih baik lo semua istirahat dulu." ujar Arion sambil mengedarkan pandangannya dan memperhatikan anggota sweetchaos satu persatu. "Gue enggak tahu ini pada kenapa tapi gue yakin mereka punya masalahnya masing-masing. Biar agak redaan dulu dan lo juga bisa ngabisin waktu lebih banyak sama Kayla."

Arga langsung menoleh kepada Kayla yang tengah mengobrol dengan Calista dari tempatnya. Arga kemudian ikut memandangi anggotanya satu persatu lalu kembali menghelakan napasnya. "Ntar gue obrolin sama yang lain, Ri. Sekarang kayaknya harus kelarin masalah Wira sama Riyan dulu."

Arion mengangguk setuju, "Kita kelarin bareng-bareng." ujarnya sambil menepuk pelan pundak Arga.

"Ada yang punya payung enggak? Gue mau ke toilet," sahut Fares memecahkan keheningan.

"Aku punya!" seru Calista dengan girang.

Berbeda dengan Calista, Fares tiba-tiba memasang wajah murung, "Payung we bare bears?"

Calista hanya menyengir lalu mengeluarkan payung lipat yang selalu ia bawa di dalam tasnya dan memberikannya kepada Fares. "Hati-hati ya, Res. Hujannya deras banget, kamu jalannya pelan-pelan aja jangan buru-buru. Ntar kepeleset."

Fares memandangi Calista dengan penuh arti. Calista memang selalu membawa benda-benda yang di luar perkiraan Fares. Pernah sekali, Fares bertanya, "Kenapa sih kamu bawa payung lipat? Menuhin tas aja."

Pertanyaan itu dibalas dengan ceria oleh Calista, "Kita kan enggak tahu kapan hujan datang? Jadi kita harus persiapan dulu sebelum basah!" Fares kemudian menanggapi perkataan Calista dengan tertawa dan mencubit kedua pipi Calista karena gemas.

"Iya, Cal bawel." Fares lalu mengusap pelan kepala Calista dan berjalan meninggalkan tenda dengan payung milik Calista.

Fares berjalan dengan hati-hati ke arah toilet setelah bertanya kepada panitia. Tak lupa, panitia berkali-kali mengucapkan maaf kepadanya karena hujan mendadak turun dan membuat acara berjalan tidak kondusif. Fares pun berkali-kali mengatakan kalau itu bukan salah mereka. Memangnya, siapa yang akan tahu kalau hujan akan turun?

Setelah menyelesaikan urusannya di toilet, Fares sudah bersiap-siap akan pergi dan membuka payung milik Calista. Namun gerakannya terhenti saat ujung matanya mendapati sosok perempuan berhijab yang tak asing.

From Us To UsWhere stories live. Discover now