#49 Us : Yang patah tumbuh, yang hilang berganti

1.2K 155 46
                                    

"Yon, mami enggak percaya kamu akhirnya wisuda,"

Kira terkekeh mendengar ucapan Stella yang sekarang tengah menatap anak semata wayangnya itu dengan raut wajah bukan main senangnya.

Dion sendiri sudah balas menatap maminya dengan cemberut. Kira semakin tertawa melihatnya. Dion memang hanya bisa bertingkah seperti itu di depan maminya sendiri.

"Kirana, makasih lho kamu udah belain buat nungguin Dion dan bisa wisuda bareng. Mami terharu." kata Stella lalu memeluk Kira dan entah sudah berapa kali Stella melakukan itu.

Kira membalas pelukan Stella dengan hangat dan merasa rindu dengan Ibu yang jauh darinya. Tanpa kehadiran orang tua ketika wisuda, tentu sangat membuatnya sedih. Kira masih ingat percakapan ia dan Ibunya beberapa hari yang lalu.

Ayahnya sedang sakit di Palembang sana. Kira tidak mau merepotkan Ibunya untuk datang ke acara wisuda. Kesehatan Ayahnya nomor satu. Karena itu, melihat Stella juga turut bahagia karenanya, membuat Kira semakin rindu rumah.

"Kamu jangan sedih-sedih ya, Kir. Setelah ini kita poto bareng. Kamu kan anak Mami juga." kata Stella lagi.

Tangisan yang sejak tadi Kira tahan pun akhirnya tumpah. Ia kini menangis dan kembali memeluk Stella dengan erat. Sedangkan Dion memandang Kira dengan maklum. Bukan hal yang baru baginya melihat Kira selalu mencoba berpura-pura kuat seperti ini. Dion menipiskan senyum lalu mengusap pelan rambut Kira.

"Habis ini lo balik gih ke Palembang. Apa perlu gue temenin?" kata Dion.

Kira lalu melepas pelukannya dan mengusap air mata yang menempel di wajahnya dan menatap Dion. "Gue belum tahu soal itu, Yon... kayaknya gue bakalan balik ke sana, kerja di sana.."

Senyum yang tadi terlihat di wajah Dion pun langsung pudar. "Lo serius, Kir?"

Kira mengangguk, "Gue udah mikirin itu tapi belum seratus persen... Ibu juga enggak maksa gue buat balik. Tapi..."

Dion tak mengatakan apa pun lagi. Diam-diam, ia merasa ingin egois sedikit, karena takut jika Kira benar-benar akan pulang ke Palembang. Diam-diam, Dion berharap Kira tak melakukan itu.

"KIRAAAA!"

Baik Kira dan Dion dengan kompak menoleh ke asal suara yang memanggil namanya. Tampak Ara, Juan, Acha, Wira, Arga dan Kayla lalu Fares berjalan menghampirinya. Ara melambaikan tangan sambil membawa buket bunga yang besar.

Kira tersenyum dengan lebar. Walau di antara orang itu, tidak terlihat sosok yang paling ia harapkan.

"Selamat wisuda!" ujar Ara sambil memeluk Kira.

"Makasih, Kak Ara." balas Kira lalu menatap mereka bergantian. "Makasih udah sempetin dateng ke sini. Bukannya sweetchaos lagi rekaman ya?"

"Ya kita luangin waktu buat lo lah, Kir? Lagian sekalian lihat Calista juga." sahut Juan.

"Tahu nih, Kira. Masa enggak kita lihatin?" Acha ikut menimpali.

Kira terkekeh pelan dan menerima buket bunga dari mereka. "Makasih semuanya."

"Lo juga, selamat wisuda, Yon." kata Wira.

"Bisa juga ya lo wisuda, kirain masih lama." ejek Arga.

"Astaga, Bang. Kayak gini aja bikin gue pusing apalagi kalau lama-lama." balas Dion lalu tersenyum. "Makasih btw."

"Kalian udah ketemu Cal?" tanya Kira sambil menoleh ke arah Fares yang sedari tadi diam sambil memperhatikan sekelilingnya.

"Cal belum bales chat aku sih, tapi abis ini kita ke sana." ujar Kayla.

From Us To UsWhere stories live. Discover now