#39 Dari Riyan & Kira : Dilemma

824 134 21
                                    

"Tante Marsha!"

Acha langsung disambut oleh senyuman manis milik Marsha, mamanya Riyan. Tanpa perlu disuruh, Acha langsung membuka pagar dan menghampiri Marsha yang sedang menyirami tanaman.

"Rapi amat, Cha. Mau ngedate sama Wira ya?"

Acha menyengir lebar, "Enggak kok, Tante. Mau ketemuan sama yang lainnya juga. Riyan udah siap belum?"

"Riyan?" sahut Marsha lalu menoleh ke arah rumah.

"Aku tahu ku takkan bisaaa, menjadi seperti yang engkau minta--"

Dari dalam rumah, sayup-sayup terdengar suara Riyan yang tengah bernyanyi sambil memainkan gitar.

"Riyan kenapa sih, Tante? Kayak orang galau gitu," sahut Acha membuat Marsha menoleh ke arahnya.

"Tante juga enggak tahu, Cha. Dari tadi malem sih. Apa berantem sama Kira ya?"

"Mereka kan emang dikit-dikit berantem, Tante."

"Tapi enggak mungkin sampai segalau ini kan anaknya?"

Benar juga.

Acha kembali menatap ke dalam rumah lagi. Mendengarkan nyanyian Riyan yang terdengar sedang mencurahkan isi hatinya. Sesering apa pun Riyan dan Kira bertengkar karena hal kecil, biasanya mereka akan langsung berbaikan dan hampir tidak pernah bertengkar dalam waktu yang lama.

Tapi rasanya, kali ini sedikit berbeda.

"Coba kamu samperin anaknya gih, Cha. Kalau sama Tante, dia mana mau cerita." ujar Marsha.

Acha lalu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Tanpa menunggu lama, Acha membawa dirinya ke lantai dua, ke kamar Riyan dan mengetuk pintu.

Nyanyian Riyan tiba-tiba terhenti setelah Acha mengetuk pintu kamarnya.

"Yan? Ini Acha,"

Tak ada suara dari dalam sana. Karena tak kunjung mendengar respon, Acha membuka pelan pintu kamar Riyan. Seolah sedang menunggu kehadiran Acha sedari tadi, Riyan hanya menatap lurus ke muka pintu.

"Yan, lo enggak pergi?" tanya Acha langsung.

"Pergi kemana?"

"Kan Kak Arga ngajak ngumpul,"

Riyan segera membuka ponsel yang ia anggurkan sejak pagi. Ada banyak pesan. Salah satunya adalah dari Kira dan Dion, yang tak satu pun ia buka.

"Gimana?" tanya Acha lagi.

Riyan menggeleng, "Enggak ikut,"

"Lo kenapa, Yan? Berantem sama Kira?"

Riyan tidak menjawab dan malah kembali memainkan gitarnya. Melihat itu, Acha tahu ia tidak perlu bertanya lagi.

"Mind to share with me, Yan?"

Riyan terdiam sejenak tanpa melihat Acha. Ia malah memandangi langit-langit kamarnya sambil tetap berbaring dengan gitar di atas perutnya.

"Later,"

Acha tahu, jika jawaban seperti itu yang keluar dari mulut Riyan, tandanya Riyan tidak ingin dipaksa bercerita dan suasana hatinya sedang buruk.

"Ya udah. Gue pergi dulu ya?"

"Iya, hati-hati lo."

Acha memandang Riyan sekali lagi sebelum akhirnya menutup pintu. Riyan terlihat begitu dingin, dan tidak bisa disentuh.

-US-

Kalau sudah begini, Riyan lebih ingin menghabiskan waktunya sendirian.

Riyan sedang tidak ingin diganggu oleh siapa pun. Suasana hatinya benar-benar sedang buruk. Bahkan melihat nama Kira atau Dion saja membuatnya kesal.

From Us To UsWhere stories live. Discover now