#6 Dari Ara : Arvel Juan Veylano

1.5K 226 9
                                    

Maret, 2018

Waktu pertama bertemu dengan Juan, Ara kelewat bersemangat. Bahkan jauh bersemangat dibanding dirinya yang pernah memenangkan perlombaan sebagai make up artist terbaik di jurusannya dulu.

Jika Juan menganggap pertemuan mereka adalah sebuah kebetulan, Juan salah besar. Karena sesungguhnya pertemuan itu bukanlah takdir yang diatur. Pertemuan itu terjadi karena teman Ara, yang kebetulan ada di Underground, mengenali wajah Juan, sebagai gitaris sweetchaos.

Sebagai penikmat lagu-lagu indie, Ara tentu tahu sweetchaos. Sebuah band yang membuat dan memproduksi lagu-lagu mereka sendiri.

Saat pertama kali mengenal sweetchaos, Ara langsung menempatkan Juan di hatinya. Bukan suka dalam artian jatuh cinta. Bukan. Saat pertama kali melihat Juan, Ara memutuskan untuk menjadi penggemarnya.

"Ra, di Underground kayaknya ada Juan deh. Itu lho gitaris sweetchaos. Sendirian lagi."

Begitu mendapat telepon dari temannya, Ara langsung melesat ke Underground. Sebuah kelab malam yang lumayan sering Ara kunjungi jika ada waktu kosong dan dompet yang tidak kering tentunya.

"Mana?" tanya Ara kepada Sabrina, temannya yang tadi menelepon, begitu ia tiba di Underground.

Sabrina langsung menganggukkan dagunya ke arah jam 10. Ara menolehkan kepalanya ke arah yang Sabrina maksud. Netranya langsung menangkap sosok Juan yang tengah duduk sendirian dan jauh dari keramaian.

"Tapi, kayaknya lagi frustasi." ujar Sabrina membuat senyuman Ara menghilang.

"Frustasi?" tanya Ara.

Sabrina mengangguk, "Lo pasti inget kan kalau mantannya Juan tuh jadian sama sahabatnya sendiri. Setelah mereka putus lagi. Padahal baru putus banget."

Ara menoleh lagi untuk menatap punggung Juan yang terlihat kesepian. Rencana Ara ingin memperkenalkan diri sebagai seorang penggemar, gagal setelah melihat punggung itu.

Ara dengan segera menyusun rencana lain. Detik itu juga, Ara ingin berteman dengan Juan. Bukan sebagai penggemar, tetapi sebagai pendengar.

"Eh, lo mau kemana, Ra?" tanya Sabrina membuat Ara menghentikan langkahnya yang sudah bersiap untuk menghampiri Juan.

Ara menatap Sabrina bingung. "Ya mau nyamperin Juan lah, Na. Emang mau ngapain lagi?"

Sabrina menatap Ara dengan penuh arti. Kemudian perempuan itu terkekeh. "Ya udah. Gue duluan ya, Ra?"

Ara tersenyum dan melambaikan tangannya. Setelah itu, Sabrina meninggalkan tempat itu dan Ara kembali mengalihkan atensinya kepada seorang Arvel Juan Veylano.

"Hoi, Ja." sapa Ara kepada bartender setelah ia duduk di beberapa kursi dari Juan.

"Eh, Ara. Udah lama lo enggak ke sini." balas Reza, sang bartender dengan akrabnya. "Yang biasa?"

Ara tersenyum dan Reza langsung membuatkan minuman untuk Ara. Ara lalu kembali memperhatikan Juan yang masih termenung entah sejak kapan. Minuman yang ada dihadapannya masih penuh. Tanda bahwa Juan tidak menyentuh minuman itu.

"Kok minumannya masih penuh?" Ara akhirnya bersuara.

Juan perlahan menoleh kepada Ara. Untuk beberapa saat, Juan hanya memandangi perempuan itu lalu akhirnya tersenyum tipis. "Gue enggak suka alkohol." jawab Juan.

"Enggak suka, kenapa dipesen?" tanya Ara bingung.

Juan menggedikkan bahunya. "Enggak tahu juga."

Ara terkekeh, "Aneh."

Juan menatap Ara lagi yang sekarang sedang menatap minumannya yang baru saja diberikan oleh Reza. "Lo sering ke sini?"

From Us To UsWhere stories live. Discover now