32. Reconcile

844 64 0
                                    

DOR! Doyoung meletakkan aku terkapar dan penuh darah. Jaehyun yang melihatku, dia terkejut. Dia tidak terima. "HYESOO!" teriak Jaehyun, Doyoung tidak termaafkan oleh semua orang. "BERANINYA KAU MELUKAI HYESOO!" kata Jaehyun. DOR! Tembakan lain pun melesat. "TUAN, BAWA HYESOO KE RUMAH SAKIT SEKARANG!" kata Haechan yang berhasil menembak kaki Doyoung. Doyoung mengerang kesakitan. Haechan langsung mengambil pistol yang dipegang Doyoung dan mengamankan situasi. "ini orang yaku percayai sebelumnya? Benar-benar psikopat!" kata Haechan. "YA! LEE HAECHAN! BERANINYA KAU.." perkataan doyoung mengerang kesakitan dan tertahan saat Haechan sudah menaruh pistolnya mengarah ke dagu Doyoung. "heol! Aku tidak akan memaafkan siapapun telah melukai Hyesoo noona. Bahkan kalau aku harus membunuhmu." Kata Haechan, tatapannya tidak main-main. Dia seperti jaehyun saat membalikan semua keadaan, sama seperti saat membunuh tuan Jung.

Jaehyun membawa Hyesoo langsung ke dalam mobil. Dia diamankan di rumah sakit terdekat. Darahnya terus mengalir. Jaehyun harus menghentikan pendarahannya. Dia panik dan terus menangis. "Hyesoo, jangan tinggalkan aku." kata Jaehyun. Dia gemetar, dia tidak tau harus berbuat apa. "DIPERCEPAT! DARAHNYA TIDAK BERHENTI KELUAR!" kata Jaehyun.

Dia sudah masuk kedalam ruang IGD. Dia sangat frustasi, dia mengacak rambutnya tidak berhenti berjalan mondar mandir, menggigit kukunya. Seseorang datang, murkaya membara. Dia menghampirinya mengambil kerahnya. Jaehyun dalam amarah yang besar, muka lawannya tenang, tidak melawan. "untuk apa kau menampakan diri lagi?! tidak puas melihat Hyesoo dalam masa kritis?!" kata Jaehyun. "katanya kau akan melindungi Hyesoo! Apa yang kau lakukan?! Melihatnya terbunuh?! Itu maksudnya?" Jaehyun terisak. Dia takut sekali, dia tidak bisa berpikir jernih karena ketakutannya. "saya benar-benar minta maaf. Kalau saya menjadi orang yang tidak berguna untuk Hyesoo." Kata seorang laki-laki itu.

"itu tidak akan membalikkan keadaan kalau Hyesoo akan bangun!" kata Jaehyun. Dia menonjok pipi laki-laki itu. Namun laki-laki itu tidak melawan. "silahkan, saya tau anda masih kesal dengan saya, keluarga saya." Kata Laki laki itu. Jaehyun mengikutinya dan ingin menonjok pipi sebelahnya. Namun aksinya tertahan karena ditahan seorang berpakaian lengkap medis. "harap tenang, tuan. Ini rumah sakit!" kata seorang laki-laki paruh baya itu. Jaehyun menghempaskan tangan dokter itu, dia berusaha menahan emosinya. "mengenai nona Hyesoo, kondisinya sangat kritis dan kekurangan banyak darah. Selain itu, juga dia sangat membutuhkan transfusi darah. Darah yang diperlukan lumayan banyak dan persediaan kami kurang memenuhi yang diminta. Presentase keselamatan nona sangat minim, ditambah anaknya tidak bisa diselamatkan." Jelas dokter itu. "golongan darahnya apa? Saya bersedia untuk melakukan transfusi darah." Kata Jaehyun. "golongannya A-, darah yang lumayan langka." Kata dokter. Jaehyun kecewa, Darahnya berbeda rhesus, dia tidak bisa mendonorkan darahnya. "Cek darah saya, saya bersedia." Kata laki-laki itu. "baik, ikut saya." Kata dokter itu.

Darah laki-laki ini memiliki kecocokan yang sama, dia yang bisa menyelamatkan Hyesoo walaupun dia tidak yakin atas keselamatan Hyesoo. Dia melihat Hyesoo terbaring tidak sadarkan diri dengan banyak alat bantu disekelilingnya. "disebelah sini tuan." Kata suster itu, "baik lah, kami akan memulai transfusi darahnya apabila ada keluhan sakit kepala atau mual dan selainnya. Tolong katakana pada kami." Kata suster itu dengan baik. Laki-laki itu mengangguk, memandang langit langit ruangan dan memejamkan mata. "Oppa masih ingin kamu memintaku membacakan buku itu lagi. Bangunlah Hyesoo." Katanya.

Selesai proses transfusi darah, Jungwoo keluar dari ruangan dengan perban. Duduk di kursi dengan minuman manis sebagai pengganti energi yang terbuang setelah transfusi. Beberapa jam menunggu, akhirnya dokter keluar dari ruang operasi. Jaehyun langsung bangun dari duduknya, menunggu dokter ini mengatakan kabar baik. "Nona Hyesoo bisa diselamatkan. Namun anak dalam kandungannya, maaf kami tidak bisa mengusahakan dia untuk tetap hidup." Kata dokter ini. "lalu Hyesoo sekarang bagaimana?" tanya Jaehyun masih panik, "Hyesoo dalam masa rehatnya, kondisinya membaik dan akan cepat sadar." Kata dokter itu. Rasa tenang dan sedih bercampur menjadi satu. Dia bahkan tidak melihat pertumbuhan kehamilan Hyesoo.

"ya!" kata Jaehyun. Laki-laki itu mengerti, Jaehyun memanggilnya. "terima kasih karena kau telah menyelamatkan calon istriku." Kata Jaehyun mukanya masih kusut dan tidak mau melihat ke arahnya. "aku hanya melakukan apa yang harus ku lakukan sebagai kakak." Katanya. "tidak usah mengatakan kalau dia calon istrimu. Candaan mu menjijikan." Kata laki laki ini. "Kau bahkan yang menolak anaknya dulu. Kalau kau mau merusaknya, bunuh aku dulu." Kata laki-laki itu dalam geram. Dia mengepalkan tangannya dan melihat Jaehyun. "aku melihat reaksi Hyesoo, saat dia melihatmu. Dia sangat merindukanmu. Orang yang bahkan ingin membunuhnya." Lanjutnya. Jaehyun tertunduk dia kalah ucapan.

"Untuk kali ini, aku tidak akan membiarkan dia terluka. Bahkan olehmu." Kata laki-laki ini. "ya, memang aku yang ingin menyiksanya karena keluargamu. Namun satu hal yang kau harus tau, aku menyesali apa yang aku lakukan. Aku mencintainya." Kata Jaehyun dengan mantap. "aku tidak..." kata laki-laki ini, "aku tau kau tidak akan percaya! Tapi tolong, aku mohon. Berikan kesempatan sekali lagi untuk menjaganya." Kata Jaehyun. Dia menundukkan kepalanya pada laki-laki itu.

"aku juga tidak akan memaafkannya kalau dia melakukan hal diluar janjinya, Jungwoo-ssi." Kata seseorang laki-laki lain dari ujung koridor. "Haechan?" kata Jaehyun. "aku sudah tidak bekerja untuk Tuan Jaehyun. Aku hanya bekerja untuk menjaga noona. Walaupun aku sedikit khawatir kalau laki-laki ini akan membunuh Hyesoo suatu saat nanti." Dia menatap Jaehyun tajam. Jungwoo tau kalau Haechan yang telah menjaga Hyesoo sampai ke detik ini, dia yang berada di posisi paling terdekat Hyesoo. Jungwoo memejamkan mata, "aku tidak bisa memercayai dia karena dia rivalku. Namun, karena Haechan-ssi sudah berkata mungkin aku bisa sedikit mempertimbangkannya." Kata Jungwoo. 

Mine; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang