28

822 68 0
                                    

"sayang, dengarkan. Aku hanya ingin kamu aman. Disini, di rumah oppa." Kata Doyoung. "sudahlah, jangan paksa dia." Jaehyun mencoba untuk menghancurkan suasananya. "JANGAN IKUT CAMPUR!" kata Doyoung, mencekik Hyesoo menodongkan pistolnya ke Hyesoo. Jaehyun terdiam. "lepasin, Oppa..." kata Hyesoo yang hampir kehabisan napasnya. Jaehyun tidak bisa bergerak, tidak bisa melihat Hyesoo dalam kondisi dicekik seperti itu."wah,wah... permainan yang menarik ya. Aku menang lagi! Saya sedikit terkejut kalau kelemahannya terdapat pada budak yang dijual ini." kata Doyoung dengan senyuman. "mau menyerah tuan muda Jung?" tanya Doyoung senyumnya miring. "

"tentu saja tidak tuan muda Kim." Kata Jaehyun. Dia mendecak, dia tidak suka kondisi yang seperti ini. Jaehyun maju memantapkan langkahnya, matanya benar- benar seperti intimidasi. "mau lepaskan dia?" kata Jaehyun. Ceklak! Bunyi platuk dari arah lain. "Kim Jungwoo, sudah lama kita tidak bertemu." kata Jaehyun.

"TUNGGU APA?! TEMBAK!" teriak Doyoung yang terus mencekik adiknya yang dalam keadaan hamil itu. Adiknya sudah mulai melemah dan sudah pada titik dia sudah tidak kuat menahan dan kehilangan kesadaran. Jungwoo melihatnya, bagaimanapun itu adiknya juga. "lepaskan Hyesoo, hyung." Kata Jungwoo. "hah? Kau gila? Aku memanggilmu bukan untuk bikin drama disini. Cepat bunuh dia!" kata Doyoung.

***

"KAMU SUDAH GILA YA?!" kata Nyonya Kim. "Kenapa kau tidak suka pada cara mainku?" kata Tuan Kim. "anak perempuan itu hanyalah hambatan! Untuk apa kita memelihara hambatan saat kita ingin sukses?!" teriak Tuan Kim. "gak! Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh putriku." Kata nyonya Kim. "HAHA! Kalau begitu bagaimana kita singkirkan hambatan ini dulu." Kata Tuan Kim.

"oppa, bacakan untukku lagi!" kata Hyesoo pada Jungwoo. "kau tidak bosan ya mendengarnya, aku saja sudah hampir muak membacakannya." Kata Jungwoo dan menggaruk kepalanya. "ayolah oppa! Ceritanya bagus soalnya. Aku suka!" kata Hyesoo. "HAH! Cerita bodoh! Buat apa! Jungwoo bersama ku saja! Kita main bola bersama!" kata Doyoung. Doyoung mengambil tangan Jungwoo dan menariknya. Hyesoo ditinggal sendiri dan Hyesoo pun sedih.

15 menit setelah Jungwoo dan Doyoung bermain bola, "huh, kau masih membaca buku itu?" kata Jungwoo. "aku belum bisa membaca lancar. Siapa tau dengan buku ini bisa." Kata Hyesoo. Jungwoo menghampiri Hyesoo dan membantunya membaca buku itu. Doyoung melihatnya dengan wajah yang cemburu dan menendang ingin menendang buku itu. Meleset dan mengenai muka Hyesoo. Hidungnya berdarah dan Hyesoo pun mulai menangis. "HYUNG! KENAPA KAU MENENDANGNYA?!" kata Jungwoo. "habisnya kau bermain dengan Hyesoo! Kau kan laki-laki! Harusnya bermain denganku bukan dengan Hyesoo! Atau jangan jangan kau seorang banci yang bermain dengan perempuan! HAHA!" Doyoung terus meledek Jungwoo. Sampai pada akhirnya bibi Ahn datang dan terkejut, "astaga nona!". "bibi, tolong Hyesoo berdarah!" kata Jungwoo. Hyesoo pun dibawa oleh Bibi ahn dan Jungwoo meninggalkan Doyoung sendiri.

Doyoung pun berlari pada Tuan Kim. "Appa!!!!" teriak Doyoung, "ada apa doyoung?" Tuan Kim membelai anak kesayangannya. "Semua karena Hyesoo! Jungwoo bermain dengan Hyesoo dan aku dibiarkan sendirian!" kata Doyoung mengadu. Ambisi untuk mengeluarkan Hyesoo semakin besar. Dia pun dalam murkanya. "Doyoung! Tidak masalah, kau akan mendapatkan Jungwoo dan Appa akan memperingatinya untuk selalu bermain dengan Doyoung." Kata Tuan Kim. "WAH! BENARKAH???" kata Doyoung. "iya, sekarang tugas mu panggil Hyesoo kesini. Appa mau memberikan dia pelajaran." Kata tuan Kim. 

Mine; Jung JaehyunWhere stories live. Discover now