4

2.6K 167 1
                                    

Aku masih merunduk tidak melihatnya, dia mengambil daguku, "jangan membuatku marah lagi, Hyesoo." Dia mulai menahan emosinya. "aku mengerti, aku mengingatnya." Aku menjawab penuh rasa takut. Dia menurunkan daguku. "dengarkan aku, selama kamu menjadi pelayanku dan menuruti semua keinginanku. Ikuti semua laranganku, jangan pernah membantah.", aku mendengarkan semua larangannya, semoga saja aku tidak lupa. "jangan pernah ke ruangan dengan pintu hitam, jangan pernah mencari tau soal apapun dan jangan mengacak perpustakaanku." Katanya. "aku mengerti, tuan." Sembari mencuri pandang melihat mukanya.

Dia mengambil kotak p3k, dan mengobati luka memar di mukaku. "kenapa? Aku sangat tampan ya? Tidak usah melihatku seperti itu." Katanya padaku. Mukaku memerah, aku menyangkal perkataannya. Dia sangat fokus mengobati lukaku. Sepertinya dia sangat baik.

"Siapkan cemilan untukku dan panggil Haechan kemari." Permintaannya, aku segera bangkit dari dudukku dan melakukan apa yang diminta. Menyiapkan cemilan untuk Tuan memerlukan waktu 5 menit karena ceilannya sudah disiapkan oleh bibi. Semua pelayan disini sudah sangat sigap, sangat mengenali apa yang menjadi kemauan Tuan, jadi tidak memerlukan waktu yang banyak untuk mempersiapkan dan panik. Semuanya sudah terbiasa. Namun, kenapa semua pelayan disini sangat segan melihatku? Aku sama seperti mereka, seorang pelayan juga kan?

"ini, Tuan." Aku menaruh semua cemilan di meja kerja Jaehyun. "bisa kamu keluar?" katanya ketus, dia tidak melihat ke arahku, dia memandang keluar rumahnya. Sepertinya ada hal yangs erius yang mau dibicarakan dengan Haechan.

Aku masuk kamar, membersihkan diriku. Aku sangat beruntung Haechan tidak melihat kearah luka yang ada di dadaku. Dia akan lebih panik dari ini. Aku memasukkan badanku ke bath tub, menenangkan pikiran. Aku berharap semua akan baik-baik saja, semoga.

Selesai membersihkan diri dan berpakaian, aku duduk di depan kaca. Memikirkan apa yang akan terjadi kedepan. Firasatku mengatakan bahwa hidupku akan baik-baik saja. Baik baik saja? Dengan semua yang terjadi. muka lebam, dada tergores dan semuanya. Aku gak yakin akan hidup bahagia.

Aku membersihkan semua ruangan yang ada di lantai 1, rumahnya terlalu besar. Aku tidak sanggup membersihkannya sendirian. Ditengah-tengah membersihkan Haechan keluar dengan membawa semua barang-barangnya. "Haechan!" teriakku, dia hanya melambai. Aku menghampiri Haechan "Haechan, kamu mau kemana?" tanyaku. Dia memegang tanganku, mukanya sangat sedih namun masih memaksakan diri untuk tersenyum. "Noona, hati-hati ya. Kamarnya jangan gelap-gelap. Nanti noona jatuh lagi." Dia mengelus mukaku. "kamu mau kemana? Jawab aku dulu." Aku tidak puas dengan jawabannya. "noona, aku akan bertahan hidup. Noona juga ya... janji kita akan bertemu lagi." Kata Haechan. Dia membuat janji kelingking, dia mengambil tanganku dan manjadikan janji kelingking yang sempurna. "Haechan, noona nanya...", "Haechan, pergi dulu ya noona." Kata terakhirnya yang membuat aku menangis. "haechan noona belum selesai bertanya..." aku mencoba mengejarnya, haechan sudah memasuki mobil dan melambaikan tangan kearahku. "haechan-ah, jangan tinggali noona sendirian..." aku menangis, aku sendirian.

Aku mengurung diri di kamar, aku terus menangis. "Haechan, noona takut... Haechan jangan pergi..." tiba-tiba kamar terbuka. Aku terkejut menghapus air mata ku "Tuan, a-ada apa?" tanyaku, dia diam. "mau dibuatkan makan malam?" tanyaku, namun tetap dalam diamnya. "jangan menangis. Jangan pernah menangis." Dia memelukku, aku terkejut dan membalas pelukannya.

Ke esokan hari, Hari pertama tanpa Haechan. Padahal aku berjanji akan terus bersama Haechan. Aku terus mengkhawatirkan Haechan, apakah dia sudah makan? Aku sangat takut dia kenapa-kenapa. Tapi saat dia berjanji padaku kalau dia akan baik-baik saja, aku juga harus menjaga janji itu.

Aku memasuki kamar Tuan, membersihkan tempattidurnya menyiapkan bajunya. Dia akan bersiap ke tempat kerja. "Aku akan pergikerja. Jangan pernah keluar dari rumah ini. jika kamu melanggarnya, kamu akantau apa akibatnya." Nadanya sangat dingin, "baik Tuan." Kataku. Dia membiarkansarapan paginya setengah terhabiskan langsung masuk kedalam mobil untukberangkat.

Mine; Jung JaehyunDär berättelser lever. Upptäck nu