14

1.2K 87 0
                                    

"Kenapa tidak? Dia orang yang sangat penting. Main Character dalam cerita ini." kata Jaehyun dia tersenyum jahat. "Jaehyun, ini sudah keterlaluan. Dia juga tidak mungkin mengerti maksud dari permainan ini. Kalau dia tau dia tidak akan memaafkanmu." Kata Yuta. "hmm? Aku hanya ingin balas dendam atas apa yang mereka lakukan pada keluargaku Hyung. Aku gak perlu dia memaafkanmu." Kata Jaehyun dengan sedikit nada yang berbeda. Yuta mengerti itu bukan jalur yang diam mau, itu bukan kehendak hatinya. Semua masih karena egonya untuk balas dendam.

"hooh? Kau yakin?" kata Yuta, menatap mata Jaehyun. "Aku yakin Hyung." Katanya dengan jelas. Yuta terkekeh kecil, mengacak rambut Jaehyun. "kamu tau kan Hyung kamu yang satu ini bisa membaca pikiran?" kata Yuta. "Terserah hyung, kalau gak percaya." Katanya dan meninggalkan Yuta.

***

Aku melihatnya berjalam menuju dapur. Menuju aku. "hmm, ada apa Yuno?" kataku, dia tersenyum. Dia tersenyum sangat manis. "besok kita akan jalan-jalan dan menginap. Aku ingin menghabiskan waktuku denganmu." Kata Jaehyun. Selagi aku di negeri orang, aku juga tidak pernah tau apa itu Osaka, jadi apa ruginya kalau jalan-jalan bersamanya.

"Sudah siap, Sayang?" Jaehyun mengintip masuk ke kamarku dan melihatku sedang bersolek. "sebentar lagi... oke selesai." Aku tersenyum depan kaca. Dia memelukku dari belakang. "parfum yang aku belikan ya, wanginya sangat cocok untukmu."katanya sambil mengendus leherku. "hmm, geli.." pipiku merah dan aku salah tingkah. "ayo, berangkat sayang." Katanya. Dia memegang tanganku, merangkul pinggangku. Dia mengerti caranya membuat wanitanya tersenyum malu.

Padahal rumah yang ada di Osaka ini cukup besar, namun dia masih mau menginap di hotel bintang 5? Memang pemilik perusahaan memiliki selera yang berbeda. aku menghabiskan waktuku bersamanya, benar-benar menyenangkan. Berjalan bersama, bermain, dan menikmati pemandangan cantik Osaka. Aku benar-benar menikmatinya, apalagi sekarang aku bersama Yuno. Orang yang aku sayang.

Satu hari habis ku jalani dengannya. Aku sangat senang berada dekatnya. Dia sangat romantis kali ini pipiku seperti terbakar kalau terus terusan seperti ini. aku berendam dalam bath tub dan membayangkan semua yang telah terjadi hari ini. reflek aku memasukkan mukaku ke dalam air. Huf dinginnya. Cekrek, Jaehyun masuk ke dalam kamar mandi. "uh Jaehyun!" aku kaget, aku masih belum selesai berendam. Dia dalam senyum penuh artinya itu, dia membuka bathrobenya, yang berarti membiarkan dirinya telanjang. Dia masuk kedalam Bath tub yang sama denganku. Aku benar-benar malu. Bath tub ukuran muat untuk 4 orang, aku tidak merasa kesempitan. Namun dia masih ingin berada di dekatku. Dia duduk memangku ku dan berendam bersama dalam diam. "kau mencintaiku?" tanyanya. Pertanyaan macam apa ini. aku membelalakan mata, "hmm, maaf ?" kata ku tidak percaya.

"kalau aku bilang, aku mencintaimu. Apakah kamu akan percaya itu?" katanya kepadaku, akum au meledak. "tapi aku," kataku terpotong. "tanpa memandang siapa budak siapa tuan." Katanya lagi. Dia sudah tau apa yang inginku katakan. "tapi kenapa aku?" tanyaku, "entah lah, cinta tumbuh tanpa harus memandang siapa dia kan?" kata Jaehyun. Dia menaruh kepalanya di pundakku. Aku masih sangat bingung apa yang harus ku jawab, dia yang aku cintai tapi aku takut sekali.

Keluar dari bath tub dengan berbalut Bathrobe tebal, aku melihat Jaehyun memegang 2 gelas wine. Dia menuangkannya untukku. "minumlah, supaya badanmu sedikit hangat." Katanya, rasanya seperti anggur, manis juga asam. Setelah ditelan aku merasa hangat. Dia memelukku dari belakang, "bagus ya, pemandangannya?" katanya kepadaku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum tipis. "kamu masih belum menjawabku." Katanya, ya pertanyaan yang aku biarkan tak terjawab. Aku masih takut. Siapa aku? Beraninya mencintai seorang yang berada sepertinya. Mungkin saatnya ku berikan dia kesempatan? 

Mine; Jung JaehyunWhere stories live. Discover now