5

2.3K 152 1
                                    

Aku bekerja seperti pembantu pada umumnya, membersihkan segala yang ada disini. Semua ruangan kecuali kamar yang di larang dan halaman depan karena aku gak boleh keluar. Aku sedang membersihkan meja kerja Tuan. Aku menemukan pulpen mewah yang bagus, mengelapnya dan memasukan ke tempat seharusnya. Siapa sangka kalau itu adalah kunci untuk masuk ke dalam ruangan rahasia. Ruangan itu terbuka, aku penasaran dan masuk kedalam tanpa ragu. Tidak menyadari semua ruangan ini memiliki cctv yang langsung terakses Jaehyun. Aku hanya melihat-lihat apa saja yang ada didalam, banyak sekali buku-buku tua. Buku tua? Ini perpustakaan Tuan?!

Aku telah melanggar apa yang dilarang Tuan, aku harus keluar dari sini. "Sudah lihat-lihatnya?" suara itu. Aku menoleh ke belakang, mendapatkan Jaehyun sudah tidak dalam keadaan baik. Dia menarikku keluar paksa dan melemparku ke kasurnya. Dia menamparku, menampar bekas memarku. Bukan hanya itu, dia memukulku brutal sampai aku menangis lemah tidak berguna. Masih belum puas dengan apa yang telah dilakukan, dia menarik ku ke atas, melihatku memohon dalam tangisan. "sudah ku bilang jangan kan?" tanyanya. "ini baru awalan. Kamu akan menikmatinya sayang." Kata Jaehyun.

Dia membuka pakaianku, menelanjangi ku mencium bibirku paksa, menggigitnya kasar, bibirku berdarah, namun dia tidak mempedulikannya. Dia bermain dengan payudaraku kasar, walaupun begitu masih menghasilkan rasa nikmat yang berbeda. dia menyentuh punyaku dan memainkan jemarinya, "Tu-an... akh... sakit, tu-an, amp-un... akh..." aku mencoba meminta pengampunan Tuan. Dia berhenti, melihat kearahku. "aku sudah memperigatimu kan? Kalau begini bagaimana aku bisa bekerja dengan baik? memangnya aku harus memperhatikan mu 24 jam?" tanyanya seraya tidak ada ampun. "ma-maafkan aku tuan, aku tidak akan mengulanginya." Aku masih merintih kesakitan dan menahan rasa malu ditelanjangi.

"tadi aku mendengar desahan nikmat dari mu? Kamu menikmatinya kan?" tanyanya dengan senyum miring dari mukanya. Aku menggeleng sambal menunduk, aku tidak ingin melihat wajahnya. Dia menaikan daguku, "jangan bohong sayang, kamu menikmatinya. Aku tau itu. Kalau begitu kita akan mencobanya lagi."

Dia memeluk paksa aku, mendaratkan bibirnya ke bibirku. Menjelajahi seluruh isi mulutku dengan lidahnya. Melakukannya cukup lama berpindah ke leherku dan dadaku. Aku merasakan ada yang mengeras dari dadaku, tidak menyangka bahwa reaksi tubuhku akan menunjukan kata 'mau'. Jaehyun mengambil tanganku menahannya sembari dia mengemut salah satu buah dadaku. Turun dan menuju kepada tempat tersensitifku. Aku mohon jangan menyentuhnya aku masih ingin hidup dengan tenang.

Aku terbangun dengan kondisi sangat lemah dan telanjang yang terselimuti. Aku masih merintih sakit dan sedikit pusing. Aku di kamar tuan Jaehyun, namun tidak ada tanda yang menunjukan keberadaan tuan Jaehyun di sini. Aku tidak sanggup untuk bangun, rasanya sangat sakit. Aku mencoba membalikan badanku melihat ke arah jam yang menunjukan jam 10 malam. Bagaimana dengan makan malam tuan? Jaehyun masuk ke dalam kamar dan mendapatkanku masih lemah dan menutup diriku karena telanjang. "kamu sudah sadar?" tanyanya dengan nada husky itu lagi. "sudah Tuan, maafkan aku." Jawab aku. Dia duduk di dekatku sambal meraih mukaku, dia mencium pipiku. Aku memejamkan mata, aku takut ditampar lagi.

"ini akan menjadi peringatan terakhirmu, Jangan pernah membantah atau kamu tau apa jadinya." Kata Jaehyun dengan intimidasinya.

Keesokan harinya

Ding dong! Lonceng pintu depan berbunyi, tanda ada tamu. "sebentar ya!" kebetulan aku sedang membersihkan ruang tamu, aku bergegas ke pintu depan untuk menyambut tamu tersebut. "Rumah Tuan Jung, ada yang bisa dibantu?" Muka mereka seperti mendapat lotere di siang hari, terkejut dengan senyum miringnya.

Mine; Jung JaehyunWhere stories live. Discover now