30

854 69 0
                                    

"aku masih hidup?" aku melihat sekeliling. Panca indraku mulai aktif kembali. "akh.." yap dengan sakit kepala yang muncul tiba-tiba. "aku dimana lagi sekarang?" gumamku. "di rumah sakit." Kata seorang laki-laki yang menunggu ku sadar. Dia tersenyum ke arahku. "sekarang kau istirahat lah." Kata laki-laki itu. Seseorang laki-laki masuk dengan terburu-buru untuk melihatku. Yap, Tuan Jaehyun. Aku melihatnya sedikit ketakutan. Air matanya keluar dari matanya, duduk mensejajarkan wajahnya denganku. "maaf, kalau kelakuanku bikin kamu pergi dari rumah." Kata Jaehyun. Dia berubah?

Bagaimana dengan anakku? Tunggu kenapa perutku rata lagi? "anakku? Anakku?" aku panik. "anakku dimana?" tanyaku kepada Jaehyun. Dia diam, memejamkan mata. Tangan kanannya memegang tanganku, yang lainnya mengelus kepalaku. "dia sudah tenang disana.". Ini tidak mungkin, dia pergi meninggalkanku? Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Mungkin dunia terlalu kejam untuk anakku.

Beberapa hari aku tinggal di rumah sakit, keadaanku menunjukan hasil yang membaik. "nona, 2 hari lagi kau bisa dipulangkan." Kata suster yang merawatku. Pulang ya? Sekarang pulang kemana lagi. "kau akan pulang ke rumahku." Kata Jaehyun. Mukaku sayup. "baik tuan." Kataku, tidak melihat muka Jaehyun. Hah... hidupku menjadi seorang budak memang tidak akan lepas, kemanapun dan kapanpun aku pergi, dia akan mencari aku dan tetap menjadikan budak Jaehyun. Melayani Tuan, memenuhi semua kebutuhannya dan hawa nafsunya. Aku akan tetap menjadi seperti itu seumur hidupku.

Ini hari kepulanganku, mukaku masih terlihat suram. Aku agak sedikit menyangkali kalau aku masih hidup sampai sekarang. Aku masuk ke dalam mobil Jaehyun dan pulang dengannya. Jaehyun melihatku dan tidak tega. Dia hanya membiarkanku termenung. "Hyesoo-ah?" panggil Jaehyun agak sedikit gemetar, aku menoleh ke arahnya. Mataku masih sayup, hanya menaikan sedikit alisku, sebagai tanda aku masih meresponnya. "kita pergi ke tempat Jaehee ya?" katanya sambil memegang tanganku. Jaehee siapa? Dia memegang tanganku, dia membawaku ke tempat pemakaman. Disitu tertulis: Tidur dalam tenang Jung Jaehee. Putri dari Jung Jaehyun dan Kim Hyesoo. Aku jongkok depan makam anakku. "hm, Jung Jaehee ya?" tanyaku. Jaehyun jongkok disampingku, "namanya kurang bagus ya?" tanyanya. "tidak, aku senang." Kataku terharu. Dia, Ayahnya yang memberikan nama untuk anakku. Tidurlah dengan tenang, Jaehee. Eomma bakal tetap bersamamu.

Sampainya di rumah, aku di tempatkan di kamar Jaehyun. "kamu akan tidur disini mulai sekarang." kata Jaehyun. "baik Tuan." Kataku dengan menunduk hormat. Dia menaikan mukaku, "bukan sebagai budakku. Tapi sebagai calon istriku." Kata Jaehyun. Mataku terbelalak. Calon istri? Dia mengeluarkan kotak perhiasan di depanku dan berlutut. "Hyesoo, ber-bersediakah kamu menjadi calon istri Yuno?" tanyanya tanpa memandang muka Hyesoo. Aku menutup mulutku, rasanya ingin menangis. "maafkan aku, aku baru bisa menyatakan perasaanku sekarang. Aku memang seorang pengecut. Tapi, izinkan aku mencintaimu sekali lagi.. aku ingin memperbaiki semua ini, perasaanku, keluargaku, untuk Jaehee." Kata Jaehyun dari hatinya. "tapi Jaehee sudah tidak ada, apa yang kau mau perbaiki lagi?" tanyaku. Dia sedikit menurunkan cincin yang hendak ditawarkan ke Hyesoo. "benar, tapi aku mau dia melihat eomma dan appanya bersatu dari atas sana." Kata Jaehyun. Aku terkejut dengan jawabannya.

Hal yang ku rindukan. Aku tidak bisa membohongi perasaanku. Orang yang kau cintai, walaupun bengis dan kejam. Siapapun dia dan bagaimana pun wataknya, saat dia dalam pengaruh cinta pasti akan berubah menjadi seorang yang berbeda. Orang yang baik, orang yang ingin melindungi, membela dengan penuh raga dan jiwanya. Tapi aku takut, masih dalam trauma yang besar kalau aku akan menerima Jaehyun lagi, kalau dia berubah akankah dia mencampakkan aku kembali? 

Mine; Jung JaehyunWhere stories live. Discover now