29

796 65 0
                                    

"baiklah sekarang kamu sudah sembuh." Kata bibi ahn selesai mengobati Hyesoo. "makasih bibi ahn!" kata Hyesoo kecil. "darahnya tidak mengalir lagi kan?" tanya Jungwoo. Bibi Ahn terkekeh, "sudah tidak tuan Jungwoo. Dia sudah baik baik saja." Katanya. Doyoung berlari dengan muka marahnya, "HYESOO! DIPANGGIL APPA! DIA AKAN MENGHUKUMMU! HAHAH!" kata Doyoung sambil berlari. "memangnya kau melakukan kesalahan apa?" kata bibi Ahn. "aku membaca buku dan meminta Jungwoo menemaniku dan membacakannya untukku." Kata Hyesoo. "nona, itu bukan kesalahan. Tuan Kim tidak akan menghukum nona." Kata Bibi Ahn. Bibi Ahn membelai kepalanya Hyesoo dan dia tersenyum. "baik lah Ahn imonim." Kata Hyesoo

Hyesoo kecil berjalan menuju kantor Tuan Kim dengan takut. "Appa memanggilku?" tanyanya. "iya. Kemarilah." Kata Tuan Kim

"appa, Hyesoo mana?" tanya Jungwoo. Tuan Kim menghampiri Jungwoo, "Jungwoo sayang, kau anak kebanggaan Appa. Kau harus tetap membela Doyoung Hyung ya." Kata Tuan Kim. "tapi Hyesoo?" tanya Jungwoo, "Hyesoo sedang pergi, Appa menyuruhnya untuk tinggal di rumah Appa yang ke dua." Kata Tuan Kim, "kenapa? Kenapa gak tinggal sama Jungwoo dan Doyoung Hyung?" kata Jungwoo. "karena dia perempuan, perempuan tidak bisa tinggal disini." Kata Tuan Kim. "Eomma juga disana, jadi tenang saja." Tambahnya.

Beberapa tahun berlalu, Jungwoo tumbuh menjadi Jungwoo yang kuat. Lebih kuat dari pada Doyoung. Doyoung tumbuh dengan tubuh yang sedikit lemah namun memiliki otak yang cerdas dan licik seperti ayahnya. Saat Tuan Kim terbunuh, Doyoung naik menjadi penerus keluarga Kim dalam umur yang muda. Kecurigaannya mulai tumbuh. Jungwoo yang beranjak remaja tidak bisa lagi ditipu dengan cara anak kecil. Dia mulai mencari tau keberadaan Hyesoo, segala cara dilakukan namun masih belum ketemu. Apapun caranya, bagaimana wujudnya. Dia harus menemukan Hyesoo dalam bentuk apapun.

"Jungwoo." Panggil Doyoung. Jungwoo tidak menjawab, dia bukan anak yang ceria dan gampang diajak bermain seperti dulu lagi. "kita akan cari Hyesoo bersama." Kata Doyoung. Perhatian Jungwoo tersita dengan kata-kata yang membawa nama perempuan itu. "kenapa kau tiba-tiba ingin mencari Hyesoo?" kata Jungwoo. "hmm, kenapa? Aku kakaknya ya jelas aku ingin menemukan adikku." Kata Doyoung. "bukannya biasanya kau menganggapnya sudah mati?" kata Jungwoo. Jungwoo tidak suka percakapan ini, dia membiarkan Doyoung sendiri. "kalau aku berhasil mendapatkannya?" tanya Doyoung dengan senyum jahatnya. Dia berhenti sejenak, benar juga. Sekarang apapun yang doyoung inginkan, dia bisa mendapatkannya dengan mudah. Dia banyak sekali asisten, bodyguard yang selalu mengikutinya.

***

Jungwoo menodongkan pistolnya ke arah Doyoung. "kau yang bilang ingin melindunginya kan?" tanya Jungwoo. "ternyata sikapmu sama saja, biadab sama seperti appa" Tambah Jungwoo. Mata Doyoung yang membesar berubah menjadi lebih santai. "ah, jadi saudara laki-lakiku yang tadinya berpihak padaku. Sekarang berpihak pada lawanku." kata Doyoung. Jaehyun tetap siaga, Jungwoo tetap dalam bidikannya ke kepala Doyoung. "HAHAHA! what a plot twist!" kata Doyoung. "semua gara-gara perempuan ini kan?" kata Doyoung.  "memang sih, dia cantik. cantiknya sampai aku jatuh cinta padanya." kata Doyoung melihat wajah Hyesoo yang pingsan di tangannya karena tercekik terlalu lama. Dia mencium bibirnya membuat semua sontak kaget dengan aksinya. DOR! Sebuah peluru pun lepas dari pistolnya. Tidak disangka mengarah ke perut Hyesoo yang sedang dalam masa kehamilannya. tubuh Hyesoo mulai mengeluarkan darah. 

Mine; Jung JaehyunOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz