23

822 68 0
                                    

"Yuno, kamu harus menjadi seorang yang kuat." Tuan Jung terus mengelus kepala Jaehyun. Yuno, panggilan kecil Jaehyun yang semua orang tidak tau. Jaehyun masih menangis, kekanak kanakkan. "Appa, Yuno tidak bisa kuat tanpa Appa." Jawabnya. "Bisa, pasti bisa. Asisten Appa akan terus bersamamu." Kata Appa. "Jadilah kuat, lebih kuat. Gunakan apapun. Kamu harus bertahan, anak kebanggaan Appa." Kata Appa. "berjanjilah pada Yuno kalau aku bisa menjadi pemenang, Appa harus melihatku." Kata Jaehyun kecil. "sekarang, kamu harus ke sekolah. Katakan pada Appa kalau lomba ini akan dimenangkan olehmu." Kata Tuan Jung

"Appa, Yuno pergi dulu ya!" kata Jaehyun dengan semangat ke sekolah. Tanpa dia sadari itulah salam terakhirnya sebelum Tuan Kim beserta bodyguardnya masuk kedalam ruangan tuan Jung. "Tuan muda, ayo jalannya di percepat. Sudah mau terlambat." Kata asisten yang mendapingi Jaehyun. "ada apa ini?" kata Jaehyun. "hanya diskusi bisnis Tuan Jung. Kau akan seperti dia nanti." Kata Asisten itu. Tapi perasaannya mengatakan tidak, ada yang aneh. Ada yang akan hilang. Hanya perasaan saja, yang terpenting dalam lomba ini Jaehyun harus menang untuk membanggakan ayahnya.

Tuan Jung melihatnya dari atas, Jaehyun yang menaiki mobil untuk pergi ke sekolah. Dia akan menjadi penerus keluarga Jung. "Apa yang kau inginkan?" kata Tuan Jung, "kawan lama, kau tidak ingin minum teh dulu untuk diskusi kali ini." kata Tuan Kim dengan senyum jahatnya. "tidak perlu." Kata Tuan Jung. "kok? Aku tamu, kamu tidak menjamuku dengan baik?" kata tuan Kim. "Kau sudah mengambil hartaku, lalu maumu apa?" kata Tuan Jung. "hmm, tidak. Tidak cukup... kalau kau tidak berbaring dengan tenang. Aku ingin membuatmu tidur tenang, aku temanmu yang baik bukan?" kata tuan Kim.

Hari ini lombanya selesai. Walaupun dengan cara licik yang tidak disengaja, dia mendapat kemenangan. Dia tau pasti Appa akan senang mendengarnya. Jaehyun turun dari mobil dan berlari membawa piala. Dia sangat menantikan seaksi Appa. "APPA! YUNO MENANG!" Jaehyun berteriak. Dia membuka pintu dengan keras, namun yang dilihat bukan apa yang diminta. "appa?" suaranya gemetar, "Appa kenapa berdarah? Sakitnya kambuh lagi ya?" kata Jaehyun yang mencoba berbicara pada Tuan Jung yang sudah tidak bernyawa. "Jaehyun ambilkan obat ya..." katanya dengan suara yang gemetar. Dia lari, dia turun ke ruangan utama, "DIMANA KALIAN SEMUA! TIDAK TAU TUAN JUNG KAMBUH! PELAYAN!!!!!!" Teriak Jaehyun memenuhi seluruh ruangan. "tuan? Ada apa?" asisten yang membawa Jaehyun datang dan terkejut. "Appa kambuh, mana obatnya?!" kata Jaehyun dengan suara yang gemetar.

Semua surat kabar menyatakan bahwa pendiri sekaligus direktur utama dari perusahaan Jung meninggal dunia. Perusahaan terbesar ke 4 di Korea, Perusahaan yang cukup disegani di seluruh penjuru Korea. Kematiannya membawa penurunan popularitas yang cukup drastis, bahkan hampir bangkrut. Jaehyun, dia pilar satu-satunya yang tersisa. Dia yang diharapkan dapat membawa kemenangan kembali. Terlalu banyak beban yang dipikulnya, dia hanyalah anak remaja yang baru kehilangan ayahnya setelah lomba pidato itu selesai.

Tahan banting setelah bencana bukanlah arti menjadi seorang yang kuat. Hanyalah menjadi seorang yang kebal dan tidak merasakan apapun, Ya, seperti robot. Jaehyun kecil tumbuh menjadi seorang yang cerdas. Dia membangun kembali perusahaan Jung menjadi 10 besar dalam umur 18 tahun, kembali 5 besar di umurnya 21 tahun. Yap masih muda, dia menerapkan kesempatan yang memungkinkan dia menang walaupun dengan presentasi menang yang tidak memungkinkan. Gila? Memang. Membalikkan semua yang telah direbut memang tidak mudah. Namun dengan apa yang dimiliki Jaehyun, semua menjadi terlihat mulus. Dia benar-benar tidak ada ampun dengan semua kompetitornya. Target utamanya perusahaan Kim. Dia tidak mengincar posisi pertama, dia hanya ingin menggulingkan apa yang digulingkan dulu. 

Mine; Jung JaehyunМесто, где живут истории. Откройте их для себя