25

830 65 0
                                    

"bagaimana kabarmu?" tanyanya berusaha memecah keheningan. "baik." Kataku. Aku berusaha untuk tidak memperhatikannya. "kau sudah makan?" tanyanya lagi, "sudah." Kataku, sepatah kata cukup untuk menjawab sebuah pertanyaan kan? "Oppa disini hanya ingin mewakili Appa dan Eomma. Oppa minta maaf." Kata Doyoung menunduk ke arahku. Perhatianku tersita. "Oppa tidak akan membawamu pergi dari sini, melihatmu sehat dan bahagia disini saja. Oppa sudah senang. Oppa cuma ingin kamu tau kalau Oppa akan selalu ada untuk keponakan Oppa. Itupun kalau kau butuh." Kata Doyoung.

Aku tidak bereaksi apapun. Aku hanya memegang perutku. Semua orang menerima anak ini, padahal ayahnya sendiri saja tidak. "Oppa akan pergi, maaf mengganggu mu." Doyoung tersenyum sedih dan beranjak keluar.

***

"selamat datang kembali Tuan." Sambut Jaemin. "Panggil Haechan kemari." Kata Jaehyun. Dia mengambil rokok baru dan sebuah korek, menghisapnya dan menghembuskannya. "apapun yang terjadi, dalam kondisi apapun dia. Dia harus ditemukan." Kata Jaehyun. Ambisinya tidak tertebak, apa yang ingin dilakukan?

***

"Haechan, kita harus lebih berhati-hati. Kabar Jaehyun telah disini sudah tersebar." Kata Winwin. Apa yang harus di lakukan? Mau mengasingkan Hyesoo kemana lagi? Ini diluar rencana dan perkiraan Haechan. Secara tidak sadar, kita sudah masuk perangkap Jaehyun lagi. "Sekarang Hyesoo dimana?" tanya Haechan. "dia masih di Apartemen kan? kau pikir dia akan kemana?" kata Winwin. Haechan langsung menelepon Johnny. "Hyung, tolong datang ke apartemen, sekarang." Kata Haechan. "walaupun kita telah kalah, aku harap Hyesoo masih tetap hidup." Kata Haechan.

"ANGKAT TANGAN KALIAN." Jaemin dan Jeno menodongkan pistol ke arah Haechan, Winwin. Haechan dan Winwin mengangkat tangan, mereka memang dalam tidak memegang senjata apapun, saling berhadapan mengisyarakat sesuatu. "Haechan, ikut kami. Anda dipanggil Tuan." Kata Jaemin. "Yo! Hyung. Sudah lama tidak bertemu." kata Jeno kepada Winwin. "seperti biasa, budak peliharaan Jaehyun. Pergilah urusanmu selesai kan?" Kata Winwin merendahkan Jeno mencoba untuk pergi dari tempat Jeno berdiri. Muka Jeno berubah dan memukul tengkuk Winwin sampai pingsan. Walaupun Winwin pandai dalam senjata, namun dia tidak kuat dalam pertahanan diri. sekali pukulan keras di tengkuknya membuat dia tidak sadarkan diri. "hah. Budak peliharaan yang berguna. Tidak ada salahnya, hyung." Kata Jeno membiarkan dia tergeletak. 

"Hyesoo-ya!" dia teriak sekeliling apartemenku, dia siapa? Ah Johnny Oppa. "ah Johnny Oppa? Ada apa?" tanyaku. "cepat keluar dari apartemen ini dan ikut aku." Kata Johnny. "kenapa Oppa?" katanya. "tinggalkan saja barangnya dan ikut aku cepat." Kata Johnny. Aku dibawa ke rumah Doyoung. Apa yang akan terjadi? Perasaanku mengatakan ada yang tidak beres.

"Hyesoo?" panggil Doyoung. "Oppa?" aku melihat Doyoung Oppa. Dia memelukku." Kamu tidak kenapa-kenapa kan?" tanyanya. "tidak, ada apa ini?" tanyaku. Apa jangan-jangan tentang Jaehyun? "sementara kamu disini ya?" kata Doyoung. "Oppa, jelasin dulu ada apa." Tanya Hyesoo. Dia mencium keningku, "percara pada Oppa, kamu tidak akan kenapa-kenapa dan tenanglah." Kata Doyoung. "apakah ada masalahnya dengan Jaehyun?" tanyaku, "kau tidak perlu tau. Jangan pernah keluar dari ruangan ini tanpa seizinku." kata Doyoung dan aku hanya bisa mengangguk. "Johnny, kali ini aku tidak ingin dia terluka. Kita harus memenangkannya kali ini. bagaimana keadaan Winwin?" kata Doyoung, "dia sebentar lagi sadar." Kata Johnny. Doyoung mengambil ponselnya, "Jungwoo, aku minta bantuanmu."  

Mine; Jung JaehyunWhere stories live. Discover now