1

5.8K 236 3
                                    

"ah, aku masih hidup?"

Pandangan kosongku coba kuisi dengan cahaya yang mencoba masuk dari celah jendela. Seperti raga dengan jiwa yang terpisah, harapan hidupku sudah kandas. Namun aku masih menantikan cara mati yang indah agar setidaknya aku mati terhormat walaupun begitu jiwaku masih meronta kapan aku akan mati, semoga saja mati dalam waktu yang cepat.

Aku wanita yang sudah tidak ada artinya lagi, keluargaku meninggal karena dibunuh, hidup sendirian dan hidup dalam penampungan. Yap, penampungan manusia untuk dijual pada saudagar kaya yang butuh 'mainan' atau butuh organ tubuh segar yang masih berfungsi sempurna.

PRANKKK!

"makan! Kami gak mau mengangkat jasad kalian kalau kalian mati!" kata penjaga tahanan kami memaksa untuk memakan makanan yang entah sudah selang berapa hari saat dibuat. Aku melihatnya sudah jijik. "noona, makan?" kata seorang anak yang bernasib sama sepertiku. Aku melihatnya, mencoba tersenyum kearahnya. "noona sudah berapa hari tidak makan? Setidaknya ada yang masuk kedalam perut noona." Katanya mencoba membujukku. Membayangkan makanannya saja sudah tidak nafsu, ini hanya mempercepat mati saja. "kamu saja makan duluan, aku akan menghabiskan sisanya kalau kamu tidak habis." Kataku sembari berusaha mengelus kepalanya. Dia anak yang baik. Kalau aku bisa reinkarnasi kau ingin sekali melindunginya dan mengeluarkan dia dari neraka dunia ini. Dia tidak pantas hidup disini, dia bisa mendapatkan hidup yang layak setelah ini. Aku makan makanan yang hampir basi itu. Berkatnya aku bisa membedakan makanan yang kapan akan segera basi kalau di jejerkan di meja yang panjang. setidaknya ini kemampuan yang terlatih selama aku disini. Duduk termenung kembali dan akhirnya aku terlelap dalam lamunanku, lumayan untuk mempersingkat hari.

"aku akan selalu menjagamu, aku ingin melindungimu." Seorang laki-laki yang mencoba menenangkanku, dia mengelus mukaku dengan lembut dan mencium pipiku. Aku tidak bisa melihat mukanya, terlalu terang. suaranya husky, sedikit berat namun lembut. aku suka suaranya. "kamu siapa?" aku bertanya dan dia hanya tersenyum mengelus pipiku tanpa henti. Aku merasakan rasanya. Tenang, damai, penuh cinta, aku ingin tersenyum saat dia membelaiku. Dia sangat lembut. 

Tanpa sadar seorang penjaga datang ke kamarku, dia membuka pintu dengan kasar dan berhasil membuat ku terbangun dalam mimpi indah itu. Dia melihatku jijik, seperti melihat kotoran. "besok, kalian berdua akan keluar. Kalian sudah dibeli." Katanya dengan nada yang tidak enak pastinya. Aku masih dalam usaha mengumpulkan nyawaku. "menjijikan" kata penjaga itu, dia mengumpat namun suaranya masih terdengar jelas. Aku mendengar kata penjaga itu namun masih bisa belum merespon karena setengah sadar. Penjaga itu keluar dan menutup pintu dengan kasar. "Noona, kita akan keluar. Kita akan melihat udara segar bentar lagi!" Dia sangat senang mendengar kata keluar. "semoga, kita dibeli oleh satu orang yang sama. Jadi aku masih bisa menjaga noona." Katanya sambal memegang erat tanganku. Aku hanya menagangguk, aku tidak ingin mengakhiri mimpi indahku tadi. "maaf noona, kembali lah tidur." Katanya.

Bagi ku keluar dari tahanan dunia itu berarti sudah dibeli untuk dibunuh dan mati secara cepat. Banyak rumor mengatakan siapapun yang keluar dari neraka ini biasanya akan dibunuh dan diambil organ yang masih berfungsi bagus untuk penjualan organ ilegal, ada yang digunakan sebagai umpan yang langsung akan terbunuh, masih banyak kemungkinan mati lainnya. Jadi mungkin ini cara matiku nanti dan adik ini. 

Mine; Jung JaehyunWhere stories live. Discover now