7

1.9K 138 0
                                    

***

"Haechan..." kata Jaehyun, "iya Tuan? Tuan memanggilku." Kata Haechan. "kamu akan dipindah tugaskan, masukan segala barangmu dan kamu akan pindah." Kata Jaehyun sambil membaca koran yang ada di depannya. "tapi Tuan, aku akan dibawa kemana? Noona bagaimana?" kata Haechan bingung. "ikuti saja, dan pergi. Dia akan baik baik saja disini." Kata Jaehyun mulai menaikan nadanya. "baik lah, aku mohon satu hal tuan." Kata haechan merundukkan kepalanya, "tolong jaga noona, Haechan tidak tau apa yang akan Haechan lakukan nanti di sana. Tapi Haechan mohon, dia seorang yang baik. Takutnya Haechan gak bisa jaga noona lagi." Kata Haechan menyembunyikan sedihnya.

Haechan keluar kamarnya, Jaehyun langsung menelepon seseorang, "Winwin, lakukan seperti apa yang aku bilang."

"Noona, hati-hati ya. Kamarnya jangan gelap-gelap. Nanti noona jatuh lagi." Dia mengelus muka Hyesoo. "kamu mau kemana? Jawab aku dulu." Hyesoo tidak puas dengan jawabannya. "noona, aku akan bertahan hidup. Noona juga ya... janji kita akan bertemu lagi." Kata Haechan. Dia membuat janji kelingking, dia mengambil tangan Hyesoo manjadikan janji kelingking yang sempurna. "Haechan, noona nanya...", "Haechan, pergi dulu ya noona." Kata terakhirnya yang membuat dia menangis. "Haechan noona belum selesai bertanya..."dia mencoba mengejarnya. Aku melambaikan tanganku dan merundung sedih. Melihat kelingking yang sempat bersatu membuatnya menangis. "jangan menangis, dia akan baik baik saja." Kata winwin dengan baiknya. "aku Winwin, lebih tua daripada mu." Kata winwin. "hyung, maaf tapi aku akan dibawa kemana?" tanya Haechan sehabis menangis. Winwin tesenyum, "yang jelas aku tidak akan membiarkan kamu terbunuh. Karena...kamu permata bagi kami."

DOR DOR DOR!! DOR!!

Peluru terus membolongi bagian bagian tubuh orang-orang yang menjadi targetnya. "sudah, istirahat. Untuk apa menghabiskan peluru untuk mayat yang tidak berguna" Kata Winwin, "belum, aku masih belum puas menembaki dia." Kata Haechan. "BUAT DIA BERDIRI TEGAK!." Teriak Haechan. "awalnya seperti ayam yang tidak berinduk, melemah dan buta." Kata Haechan, DOR! Dia berhasil menembaki orang itu tepat di kedua matanya.

***

Malam ini hujan disertai petir, aku berusaha untuk tidur dengan tenang, semua ingatanku selama berada di dalam penampungan. "NOONA! AKU TAKUT!" teriak Haechan, aku juga takut. Disana Haechan terus menangis Suara petir yang sama. "NOONA!", "HAECHA.." aku terbangun dari tidurku. Sudah ada Jaehyun yang berdiri melihatku khawatir.

"mimpi buruk lagi?" tanya Jaehyun. Aku tidak bisa menutup ekspresiku kalau aku benar-benar merindukan Haechan dan takut petir. Dia memelukku , mengelus rambutku. "sudah, gak ada apa-apa..." kata Jaehyun dengan suara huskynya. Aku merasakan dia mencium pucuk kepalaku. "kembalilah tidur." kata Jaehyun dan berniat pergi dari kamarku, "Tuan..." teriakku sesaat dia ingin pergi.

Dia menoleh, "maaf kalau aku lancang. Aku masih takut." Kataku, entah kenapa di otakku sudah mulai berani meminta sesuatu dari Jaehyun, Tuan yang keji itu. Dia kembali kepadaku, duduk dikasurku. Aku bisa melihat otot tubuhnya dibalik baju tidurnya itu. "untuk kali ini aku akan tidur disini." Kata Jaehyun. "sudah tidur sekarang." Kata Jaehyun, JEDARR! Bunyi petir yang sangat kencang, aku terkejut dan reflek memeluk Jaehyun ketakutan, mendekapkan muka ku padanya. Dia memendamkan mukaku ke dada bidangnya, mengelus kepalaku, menenangkanku sampai aku tenang dan terlelap. Ya, aku terlelap dalam dekapan tuanku. Hangat, aku tenang dengannya. 

Apa ini? Perasaan tenang ini? aku tidak mungkin suka padanya. Aku selalu tenang ada di dekapnya. Ini bikin candu. Tolong, aku takut perasaan ini jadi kenyataan.

Mine; Jung JaehyunWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu