21

854 72 2
                                    

***

"APA?!" teriak doyoung, dia tidak percaya. Berita kehamilan Hyesoo sudah terdengar sampai telinga doyoung. "dasar laki-laki bajingan!" katanya marah, frustasi. Doyoung benar-benar tidak menyangka adiknya akan mengalami hal yang menyedihkan seperti ini. "sekarang jemput Hyesoo paksa dari Osaka!"perintah Doyoung. "Tapi dia sudah dibawa kabur atas perintah Nakamura Yuta. Semua orang tidak bisa menjenguknya sekarang." kata Chenle. "aku akan mencarinya. Bagaimanapun caranya." Kata Doyoung. Dia mulai beranjak dan mengambil jasnya. Johnny menahan Doyoung. "KENAPA LAGI?" teriak Doyoung, "Tuan tau dimana dia? Jangan gegabah." Kata Johnny dengan tatapannya penuh arti. Doyoung saar dan berusaha tenang. Dia hampir putus asa. "terus aku harus apa?" suaranya gemetar. Tidak biasa, petinggi perusahaan Kim gemetar dan takut seperti ini.

"Aku akan mencoba mencari tau." Kata Johnny. Doyoung hanya diam, dia masih mengurut pelipisnya, menarik nafasnya dalam-dalam. "tolong...dan jangan sampai dia kenapa-kenapa." Kata Doyoung mencoba memohon. "aku mengerti." Kata Johnny. Johnny keluar dari ruangan Doyoung, dia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Yeoboseyo? Kau dimana? Kita bisa ketemuan?" kata Johnny dengan suara rendahnya. "ah, entahlah. Itu baiknya kita bicarakan nanti saja. Saat kita bertemu." Kata Johnny.

"Apakah ada baiknya kita membicarakannya dengan Hyesoo?" kata Winwin, Haechan tidak menoleh ke arahnya. Dia sibuk menghisap rokoknya, memejamkan matanya, dan menghembuskannya. Itulah caranya melepaskan rasa stressnya sejenak. "aku berjanji tidak ingin membuatnya merasa sedih lagi ataupun berurusan dengan hal kejam itu." Kata Haechan. "Dia sudah lupa, ada baiknya kalau dia terus melanjutkan kehidupan barunya. Hidup sebagai wanita normal. Aku tidak ingin menambah bebannya." Tambah Haechan. Kriing~ bunyi ponsel Winwin memecah keheningan itu, dia mengangkat ponselnya. "Aku? Ada di apartemen... baik lah, pasti kau ingin membicarakan mengenai Hyesoo kan?" kata Winwin, Haechan menengok ke arah Winwin. "baik lah." Winwin menutup teleponnya dengan kata itu. "Siapa itu?" muka Haechan langsung berubah saat ada yang berusaha mencari tau keberadaan Hyesoo.

Haechan benar-benar tidak mengindahkan pertemuannya dengan Johnny, asisten Doyoung. Baginya semua adalah orang jahat. "Baik, aku tidak ingin bertele-tele. Dimana Hyesoo?" kata Johnny, Haechan tetap memalingkan muka, mengisap rokoknya, membuang asapnya tanpa tidak peduli. "kau harus tau kalau..." kata Johnny yang terpotong, "aku tidak akan memberi tahu kalian." Pernyataan Haechan mutlak. "mau apa? Menghancurkan noonaku lagi? belum puas?" kata Haechan, Winwin hanya menjadi penengah dan tetap memegang Haechan. "jangan naif, Tuan Doyoung juga tidak ingin menghancurkan Hyesoo." Katanya. "hah? Tidak ingin?" kata Haechan, "Itu kau sebut tidak ingin menghancurkan hidupnya? Kau tidak pernah rasakan yang namanya dibuang. Jangan pernah ikut campur urusan kami." Mata Haechan berbinar, dia menahan rasa sakitnya.

"kau harus tau hal ini..." kata Johnny menceritakan faktanya dengan lugas. "ITU SEMUA GAK MUNGKIN!" teriak Haechan memenuhi kafe itu, dia tidak menerimanya. Semua yang dikatakan Johnny pasti bohong. Winwin menahan Haechan, dia tau Haechan akan segera menghajar Johnny. "menurutmu kenapa Winwin mempertemukanku denganmu? Kau masih mau mendengar fakta dari saksi hidup siapa lagi?" tanya Johnny. Haechan melihat Winwin, mukanya sedikit termenung. "aku keluar dari Jaehyun karena aku tau kebenarannya, untuk apa aku berbohong?" Johnny masih tetap tenang. Johnny berdiri, tegak "tidak terima? Bunuh saja aku." Kata Johnny. Mata Haechan terbelalak tidak menyangka kalau Johnny aka mengatakan hal itu.

***

"Noona Haechan pulang" suaranya terdengar dari depan pintu apartemen. Aku harus cepat minta pertolongan, bagusnya dia tidak lama muncul sejak aku merasakan sakit ini. "Hae-Haechan to-tolong noona!" aku mencoba teriak, pendarahan ini membuat suaraku tertahan aku menangis merintih sakit. "NOONA!" teriaknya. Melihatku tergeletak dengan darah. Mataku sayup, mukaku pucat, tolong.

Mine; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang