25.SHE IS MINE

571 34 2
                                    


Vote. Vote. Vote. Vote. Vote. Vote. Vote. Vote!!!!!!!!

Cowok dengan balutan jaket jeans dengan bordiran Last wolf pada bagian punggungnya menatap kosong orang-orang yang menari seperti cacing kepanasan. Tangannya meraih gelas yang sebelumnya telah dituangkan Wine, entah sudah berapa botol habis ditengaknya.

"Raihan? " Raihan mengangkat kepalanya menatap orang yang baru saja mengucapkan namanya meski dengan pandangan buram ia masih tahu jika orang itu Dirga, sahabatnya.
****
Dian menuruni tangga dengan langkah pelan ia sedang menunggu Ghali menjemputnya untuk menemani cowok itu membeli buku entah buku apa yang akan dia beli.
Ponselnya berbunyi tanda panggilan masuk ternyata yang menelponya adalah Raihan dengan segera Dian menggeser tombol hijau.

"Han, tadi gue nyariin lo di sekolah lo kemana? Bolos yah?"

"Eh,Sorry ini bukan Raihan gue Dirga"

"Dirga,kenapa hp Raihan bisa ada di lo? "

"Raihan lagi sama gue tuh anak mabuk terus tiba-tiba dia minta gue telpon lo"

"Lo kenapa biarin dia ke situ dia baru keluar dari rumah sakit"

"Gue gak bareng dia kesini tadi gue datang sama temen-temen gue terus gak sengaja liat Raihan"

"Yaudah lo jagain dia. Gue kesana sekarang" Dian berlari ke kamarnya mengambil kunci mobilnya.

Sesampainya di club, Dian segera mencari keberadaan Raihan,cowok itu masih terus menenguk wine disana tampak Dirga yang sudah kewalahan menangani Raihan yang tidak mau berhenti. Tanpa menghiraukan tatapan sebagian pengunjung yang tertuju padanya,Dian membela kerumunan.

"Han,berhenti" Dian merampas gelas dari tangan Raihan dan ajaibnya tidak ada penolakan dari cowok itu berbeda ketika Dirga tadi. Raihan menatap Dian dengan sorot mata yang begitu sendu cowok itu berdiri dan memeluk Dian erat. Dian terkejut tapi tak urung ia membalas pelukan Raihan.

"Jangan tinggalin gue"

"Gue disini gue gak akan pernah tinggalin lo sekarang kita pulang"

"Lo bohong" Raihan semakin mengeratkan pelukannya. Cowok itu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Dian.

"Gak Raihan. Ga, tolong lo urus motornya Raihan" Dian merabah saku jaket Raihan mencari kunci motor cowok itu dan memberinya pada Dirga. Dian memanggil salah satu bartender dan membayar minuman Raihan ia ingin cepat-cepat keluar dari sini.

Setelah berhasil membawa Raihan masuk ke mobilnya. Dian berpikir kemana ia akan membawa Raihan. Ia melirik cowok itu yang sepertinya tertidur.

"Apartemen" Dian menganguk mungkin Raihan ada masalah dengan keluarganya karena setahunya Jihan tidak mengizinkan Raihan tinggal di apartemennya lagi.

Dian membaringkan Raihan di kamar cowok itu dan menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Raihan. Tak lama Raihan terbangun dan muntah. Dian menggulung selimut itu dan membuka jaket dan baju Raihan yang masih memakai seragam sekolah, baju itu terkena muntahan Raihan. Ia menatap sekeliling kamar Raihan mencari keranjang baju kotor dan meletakkan selimut dan baju itu kemudian membuka lemari disamping kasur mencari handuk kecil dan baju kaos serta selimut ia melangkah ke dapur mengambil baskom kecil dan mengisinya dengan air.

Dian mencelupkan handuk kecil itu ke dalam baskom dan memerasnya dengan pelan ia mengusap tubuh Raihan setelah selesai Dian menyeka tubuh Raihan dengan handuk kering kemudian dengan susah payah ia memakaikan Raihan baju dan menyelimuti Cowok itu tak sengaja tangannya bersentuhan dengan kulit Raihan,tubuh cowok itu terasa hangat. Dian meletakkan telapak tangannya di kening Raihan,cowok itu demam.

She Is MineWhere stories live. Discover now