14.SHE IS MINE

649 31 0
                                    

Pagi ini Dian sudah rapih dengan seragam sekolahnya Ia menuruni tanggah dengan langkah berat setelah sampai di ruang makan ia langsung mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Ma, Pa aku pamit dulu."

"Kamu gak sarapan Dian ?."

"Nanti aja."

"Yaudah kamu hati-hati."

****
Di depan Dian melihat Dion belum berangkat ia sedang berdiri di depan mobil pintu mobil itu terbuka dan keluar Dero yang juga memakai seragam yang sama seperti Dian dan Dion. Tiba-tiba Dion langsung memukuli Dero sontak membuat Dian berlari kearah mereka.

"Bang, lo apa-apaan sih." Dian segera menghalangi Dion yang ingin memukuli Dero lagi.

"Ngapain lo belain dia ?."

"Karena Dero gak salah."

"Dia putusin lo tanpa sebab sekarang dia berani datang kesini setelah apa yang udah dia lalukan sama lo."

"Gue udah maafin dia Dero punya alasan mutusin gue."

"Alasan apa ?."

"Nanti gue kasih tahu gak sekarang."

"Gue tunggu di rooftop jam istirahat." Dian menganguk.

"Sekali lagi lo nyakitin Dian gue gak segan-segan habisin lo." Dion menatap tajam Dero. Dion langsung masuk ke dalam mobilnya dan menjalankannya keluar dari halaman rumah.

"Mana yang sakit? biar gue obatin" Dian memegang wajah Dero sudut bibirnya berdarah dan sedikit memar dipipinya.

"Gue gak papa, Di."

"Gak papa gimana? itu bibir lo robek. Gue ke dalam dulu ambil obat."

"Gak usah, gue punya dimobil." Dian segera menarik tangan Dero masuk kedalam mobil dan menyuruhnya duduk dikursi penumpang.

"Biar gue yang nyetir."

"Gue gak papa, biar gu--"

"Gue gak suka dibantah. Cepetan mana obatnya biar gue obatin luka lo." Dero membuka Dasbord mobilnya dan mengambil Kotak p3k kemudian memberikannya pada Dian.

"Deketan sini biar gue bisa ngobatinnya." Dero mendekatkan wajahnya Dian mulai mengobati lukanya.

"Kalo sakit bilang." Dero menganguk ia sedang sibuk menatap wajah Dian.

"Udah selesai." Dian memundurkan kepalanya ia baru sadar jika wajahnya dan wajah Dero sangat dekat ia bisa merasakan hembusan nafas cowok itu.

"Makasi." Dian menganguk dan menjalankan mobil Dero keluar dari halaman rumahnya.

*****

Dian dan Dero keluar dari mobil mereka sudah sampai di parkiran sekolah siswa-siswi menatap mereka dengan berbagai macam tatapan.

"Stok cogan sekolah kita nambah nih guys"

"Merekah cocok"

"Euu, kemarin sama Ghali eh sekarang sama yang lain lagi"

Dian sama sekali tidak mengambil pusing itu ia lebih memilih melanjutkan langkahnya mengantar Dero ke ruang kepala sekolah. Di koridor Dian dan Dero berpapasan dengan Ghali mereka saling melirik sekilas dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Makasi, udah nganterin gue."

"Iya gue ke kelas." Dero menganguk dan megetuk pelan pintu ruang kepala sekolah.

****

Bell istirahat berbunyi. "Di, kantin yuk" Ajak Airin sejak tadi perutnya berbunyi minta diisi

"Lo duluan aja nanti gue nyusul."

"Oke."

Dian menaiki tangga menuju rooftop sesampainya disana ia mendorong pelan pintu yang menghubungkan tangga dengan rooftop. Di sana ia melihat Dion duduk di atas bangku kecil ia tidak sendiri tapi di temani dua orang yaitu Ghali dan Revan. Ghali duduk di pembatas rooftop sedangkan Revan duduk di lantai bersandar di pembatas rooftop. Dian masuk dengan kepala yang sedikit ia tundukan ia menghampiri Dion dan langsung duduk di sampingnya.

"Jelasin." Dian menganguk dan mulai menjelaskan mengapa ia memaafkan Dero. Dian kembali menundukan kepalanya sedari tadi Ghali menatapnya dengan tatapan dingin dan datar.

"Gue gak suka lo deket-deket sama dia."

"Kenapa? Gue aja ngak pernah ngelarang lo buat deket sama seseorang."

"Bisa gak sih lo dengerin apa kata gue. Bentak Dion."

"Dengerin? Buat apa? lo juga gak dengerin gue buat gak ikutan geng motor tapi apa lo anggota geng glacier kan ?."

"Lo-lo tau dari mana ?."

"Lo gak perlu tau, gue tau darimana." Dian segera berdiri dan berjalan tapi tertahan karena Dion mencekal tangannya kuat.

"Lo tau dari mana ?."

"Bukan urusan lo gue tahu darimana." Dian menatap nyalang Dion. Ghali meliahat tangan Dion terangkat segera berlari kearah mereka tapi terlambat.

Plakkk

Dian menatap Dion sambil memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan Dion. "Lo apa-apaan sih dia itu cewek adek lo." Hantaman keras mengenai perut Dion. Ghali cowok itulah yang menghantam perut Dion. Ghali mendekat mengusap pelan pipi Dian. Dian menepis tangan Ghali dari pipinya.

"Gak usah sok peduli."

"lo mau tahu gue tahu darimana gue tahu karena gue leader last wolf puas lo." Tanpa sepatah kata lagi Dian segera berlari menuruni tangga dengan air mata yang membasahi pipinya bagi Dian itu tidak sakit sama sekali tetapi yang membuatnya menangis karena baru kali ini Dion berbuat kasar padanya.

Dion termenung mendengar perkataan Dian tadi. "Dia bilang apa? Leader last wolf ?." Gumam Dion.

Dian berlari kearah taman belakang disana ia dapat menangis sepuasnya. "Di, ternyata lo disini ehh kok nangis ?."

Dian sangat mengenali suara itu segera memeluk Dero dan menangis membuat seragam Dero sedikit basah Dero membalas pelukan Dian tangannya terangkat mengelus puncuk kepala Dian.

"Bilang sama gue siapa yang bikin lo nangis." Dero merenggangkan pelukannya menangkup sisi wajah Dian ia dapat melihat dengan jelas pipi sebelah kiri Dian sedikit membiru.

"Siapa yang lakuin ini sama lo." suara Dero meninggih Dian menggeleng pelan.

"Siapa ?." Dian hanya menggeleng.

"kita ke uks ya."

"Gak usah."

"Tapi ini harus diobatin, Di."

"Gue bilang gak usah."

"Gak, Di. Lo tunggu disini gue cari alat kompresan dulu." NDero kembali membawa sebuah handuk kecil dan kantong kresek hitam.

"Minum dulu" Dero menyodorkan sebotol air mineral pada Dian. Dian mengambilnya dan menenguk hingga tersisa setengah. Dero mengeluarkan es batu dari kantong kresek itu kemudian membungkusnya menggunakan handuk yang ia bawa tadi. Dero mulai mengompres pipi Dian dengan sangat hati-hati setelah selesai Dero menghapus air mata Dian yang kembali jatuh membasahi pipinya. Dero membawa Dian kedalam pelukannya membiarkan Dian menangis di dada bidangnya.

Tanpa mereka sadari sejak tadi ada seseorang
menatap mereka dengan kilatan amarah.

*****
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
Jangan lupa vote dan komen!

She Is MineDonde viven las historias. Descúbrelo ahora