11.SHE IS MINE

842 38 0
                                    

Dian baru saja ingin turun dari mobil Ghali karena mereka sudah sampai dipakiran sekolah tiba-tiba Ghali mencekal tangannya. Dian memutar tubuhnya menghadap ke arah Ghali.

"Gue bukain pintu"

"Gak usah biar gue aja"

"Ian,gue yang buka" Dian menghembuskan nafasnya panjang kemudian menganguk. Ghali tersenyum dan segera keluar dari mobil memutarinya dan membukakan pintu untuk Dian sontak perlakuan Ghali mengundang perhatian dari beberapa siswa-siswi yang berada disekitar parkiran.

"Tangan lo" Dian menautkan alisnya tidak mengerti maksud Ghali.

"Tangan lo sini" Ghali menggandeng tangan Dian.

Dian berhenti berjalan ketika merasakan saku seragamnya bergetar seseorang menelfonya Dian segera mengambil ponselnya Ghali menatap Dian sejenak hinggah akhirnya ikut berhenti.

Raihan is calling

"Halo,han ada apa?"

"Gue,gak ganggu kan?"

"Gak kok"

"Ara undang lo ke acara ulang tahun dia nanti malam"

"Ok.udah lama gue gak ketemu sama tuh anak"

"Lo mau pergi gak? Kalo mau gue jemput jam 8"

"Iya"

"nanti jam 7 gue jemput,btw gue kangen sama lo"

"Lebay gue juga kangen sama lo,baru aja kemarin ketemu"

"see you"

"See you to"

Dian menyimpan kembali ponselnya di saku seragamnya dan menatap Ghali yang juga menatapnya datar.

"Sorri, lama"Ghali menganguk tetap menatap datar Dian.

"Kenapa?" Ghali menggeleng dan kembali menggandeng tangan Dian.

Di depan kelas Dian,Ghali belum juga melepaskan tangan Dian. Dian menunduk menatap tangannya yang masih digenggam Ghali kemudian menatap Ghali yang juga masih menatapnya.

Ghali menghembuskan nafasnya panjang dan kemudian melepaskan tangan Dian.

"Gue kekelas" Dian menganguk tanpa sepatah kata lagi Ghali berbalik dan berjalan meninggalkan Dian yang terdiam di depan pintu kelasnya.

"Di,ngapain bengong dipintu kelas" Airin menepuk bahu Dian.

"Ngagetin aja"

"Temenin gue ke kantin yuk gue belum sarapan" Airin menatap Dian sambil nyengir kuda.

"Hmm,tapi simpan dulu tasnya"Airin mengaguk.

"Siniin tas lo biar gue yang bawa kedalam" Dian segera melepas tasnya dan memberikannya kepada Airin.

"Yuk" Airin dan berjalan bersisian banyak sekali siswa yang terang-terangan menatap mereka berdua lebih tepatnya kearah Dian.
Airin dan Dian menatap sekeliling kantin didepan pintu walaupun masih pagi kantin ini sudah ramai.

"Di,duduk disana aja" Airin menunjuk sala satu meja yang ada dipojokan kantin Dian menganguk dan berjalan kearah meja itu.

"Lo pesan apa?"

"Jus jeruk"

"Yaudah,gue pesan dulu ya"

Dian menyipitkan matanya ketika melihat Ghali,Dion,dan teman-temannya sedang duduk dikantin dimeja yang tidak terlalu jauh dari tempatnya bukankah cowok itu tadi bilang bahwa ia akan kekelas mengapa sekarang cowok itu malah dikantin.

Setelah memesan makanan Airin kembali tempatnya. Airin mengikut arah pandangan Dian sudut bibirnya terangkat ketika melihat disana juga ada Dion. Sejak kenal dengan Dian Airin sering main ke rumah Dian otomatis ia juga sering beremu Dion membuat cewek polos manis itu menyukai Abangnya. Belum lagi karena kecerobohannya saat lewat dipinggir lapangan yang sedang digunakan bermain basket oleh murid-murid yang sedang berolaraga kepalanya terkena bola basket hinggah membuatnya pingsan dan kebetulan saat itu Dion juga lewat dipinggir lapangan dengan sigap Dion menggendong Airin ala bridal style dan menunggu Airin hinggah sadar di uks.

"Rin,pesanan lo udah sampai dari tadi ngeliatin Dion muluh lo" Airin menghiraukan ucapan Dian dan lebih memilih memakan makananya.

"Di,lo berangkat bareng ya sama Ghali?"

"Hmm" Dian hanya menjawab pertanyaan Airin dengan deheman tatapannya fokus kearah ponselnya.

"Dian,gue kangen sama lo"Dian mengalihkan pandanganya kini menatap jijik kearah cowok yang baru saja bicara padanya meski Dian akui bahwa cowok ini memiliki wajah yang tampan dan juga merupakan ketua futsal selain itu farel juga lumayan banyak digilai kaum hawa di sekolanya Dian juga tidak habis pikir dari ia baru masuk kesekolah ini Farel sudah mengejar-ngejar sampai sekarang meski Dian tidak pernah mengubrisnya.

Di tempat lain Ghali menatap sekeliling kantin matanya menangkap Dian yang sedang berbicara dengan seorang cowok Ghali mengenalnya cowok itu adalah ketua futsal.

"Ngapain tuh kapten futsal nyamperin Dian?"gumam Ghali yang bisa didengar oleh Dion yang duduk di sebelahnya.

"Farel,tuh anak emang dari dulu suka sama Dian"

"Ekhm,gue mencium bau-bau cemburu nih" celutuk Revan,mencomot gorengan dan memasukkannya kedalam mulut.

"Sok tau lo bangsat"

"Yaudah samperin gih"

"Buat apa?"

"Udah samperin aja"Ghali diam sejenak hinggah akhirnya menggeser kursinya ke belakang kemudian menghampiri Dian.

Ghali sudah berdiri dibelakang Farel
"Lo kenapa sih Di,kok gak mau nerima gue jadi pacar gue padahal gue cinta banget sama lo"

"Karena gue gak suka sama lo"

"Gue kurang apa coba? sampai lo nolak gue"

"Kalo Dian gak mau jangan dipaksa" Ghali mengambil kursi yang ada disamping Dian duduk dan tangannya merangkul bahu Dian. Dian dan Airin terlonjak kaget mereka sama sekali tidak melihat kedatangan Ghali tadi.

"Emang lo siapa?" Farel menatap remeh Ghali ia sangat tidak suka melihat Ghali merangkul bahu Dian dan lebih parahnya lagi cewek itu tidak menolak setahunya cowok itu belum lama dekat dengan Dian sedangkan dirinya sudah lama mendekati Dian jangankan merangkul Dian berbicara padanya pun cewek itu kelihatan enggan.

"Lo mau tahu gue siapa?" dengan spontan Farel menganguk Ghali mengangkat tangannya menyuruh Farel mendekat.

"Calon pacarnya Dian" bisik Ghali ditelinga Farel.

"Baru calon jadi gak usah sok ngatur"

"Emang kenapa? gak suka?"

"Iya,gue gak suka lo baru aja dekat sama Dian sedangkan gue udah lama"

"Gue tantang lo balapan motor nanti malam kalo gue menang lo harus jauhin Dian begitu juga sebaliknya"Dian membulatkan matanya menatap Ghali.

"Gue terima tantangan lo"
Farel menatap Dian sekilas dan memutuskan untuk meninggalkan mereka karena tidak tahan melihat Ghali merangkul Dian.

"gue anterin kekelas"

"Gak usah "

"Ok"Ghali melepaskan rangkulannya dan berdiri ingin kembali ketempat teman-temannya terhenti karena Dian mencekal tangannya ia berbalik menatap Dian dengan kerutan dikeningnya.

"Kenapa?"

"Harus yah gitu?"

"Maksud lo?"

"Taruhan"suara Dian sedikit meninggih membuat beberapa orang melihat kearah mereka.

"Iya,karena gue gak suka liat dia deketin lo"

"gak usah ngatur gue. Gue gak suka"

"Bisa gak si kalo dibilangin dengerin" Bentak Ghali menatap tajam Dian

"Lo gak berhak larang-larang gue"

"Terserah"Ghali segera berlalu dan keluar dari kantin.

She Is MineWhere stories live. Discover now