Prolog.01

78.4K 2.9K 10
                                    

'Halo, lo dimana? Skripsi udah mau dikumpulin sekarang!'

'Gue masih ngantre ditempat print, gimana dong?'

'Ya gimana, kalau gak di kumpulin sekarang lo gak bakal ikut wisuda tahun ini,'

'Ih, terus gimana? Ini tempat print-nya rame banget.'

'Cari tempat lain aja, Rhey?'

'Gak ada waktu lagi Le, ini udah paling dekettt.'

'Yaudah deh, nanti gue bujuk dosennya, lo lanjut dulu, kalau enggak lo bujuk tukang print-nya biar lo duluan?'

'Mana bisa sih?'

Tuutt

Rheyna Azherkan, mahasiswi tingkat akhir yang harus merevisi semua skripsinya gara-gara ulah dosennya.

Mana mungkin skripsi yang sudah benar secara keseluruhan harus direvisi? Bukan masalah uang, tapi masalah waktu. Dia sudah melakukan pengetikan ulang kemarin sore dan belum sempat mengubah semua revisiannya karena dari kemarin semua tempat fotocopy didekat rumahnya penuh dan ada beberapa yang tutup. Jadi Rheyna baru bisa mencetak ulang skripsinya pagi ini, pukul 09.15.

"Bang, masih lama gak?" pada akhirnya Rheyna meruntuhkan benteng gengsi dan mencoba untuk menawar kepada si abang tukang print.

"Masih, neng. Mau print apa emangnya?" tanya balik si tukang print.

"Mau ngeprint skripsi bang..bantuin dong bang biar cepet selesai," jawab Rheyna.

"Aduh neng ini juga ada yang nitipin dari semalem skripsi juga, apa mau nunggu dulu aja, gak lama kok?"

"Yah bang, gak bisa ditikung dikit gitu?" tanya Rheyna.

"Nanti orangnya sebentar lagi kesini Neng." jawab si abang.

Rheyna menghela kemudian mengangguk pasrah lalu mendudukan kembali dirinya diatas bangku yang sudah disediakan disana.

Pikirannya dipenuhi dengan beberapa kemungkinan ia tidak akan wisuda ditahun ini, dan itu membuat jantungnya berdebar sangat kencang. Dibukanya ponsel Rheyna, kemudian ia mulai mencari beberapa tempat fotokopi terdekat.

"Gak ada lagi emang." gumamnya dengan alis yang mengkerut.

Dengan kesabaran yang masih tersisa, Rheyna pun memutuskan untuk menunggu sembari membeli minuman dingin dan camilan. Ia memakan sebungkus batagor hangat dan es teh manis yang cocok untuk menemani pagi harinya yang kacau.

Tidak berselang lama, ponselnya kembali berdering memperlihatkan nama panggilan Alea yang kembali menelponnya.

'Hallo, kenapa lagi, Le?'

'Gue udah kasih tau pak Al, lo bisa kok ngumpulin skripsinya sekitar jam 3-an.'

'Yaudah...makasih banyak ya Le,'

'Iya sama-sama, btw lo lagi makan apaan?'

'Batagor, lo mau gak?'

'Bisa-bisa nya lo makan batagor ditengah kondisi genting kayak gini?'

'Ya habis gimana? Gue laper.'

'Terserah lo aja deh, nanti kalau udah selesai kabarin gue ya?'

'Iya, sayang.'

Tanpa menjawab apapun lagi,Alea langsung memutuskan panggilan itu sepihak dan membuat Rheyna menghelacukup berat.

Duda LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang