_20_

513K 50.3K 15.6K
                                    

ghe?

Kenapa bi?

Maaf ya aku ngga bisa anter kamu hari ini

Iya gapapa, hati-hati abi.

Setelah menutup ponselnya ghea bangkit meninggalkan dari kelas. Ghea menumpukan kedua tangannya pada balkon. Ia menatap lalu lalang siswa sekolahnya. Sekolah masih ramai di jam-jam seperti ini, maka dari itu ghea memilih pulang belakangan. Ia malas berdesakan.

Mata ghea tidak sengaja menangkap siluet abi yang berjalan seorang diri.

"loh? Kok abi pulang sendiri?"gumam ghea. Ia kira abi akan pulang bersama vanya makanya tidak bisa mengantar ghea.

Saat tengah sibuk dengan pikirannya, ami menepuk pundak ghea. Ghea berbalik, "udah mau pulang? Hati-hati.

Ami mengangguk, ia melambaikan tangannya. "gue duluan yaa."

"iyaa."

Ghea kembali melanjutkan aktivitasnya. Setelah merasa sekolah mulai sepi, ghea berjalan ke gerbang. Ia berulang kali mencoba menghubungi supir rumahnya. Ketika tengah menunggu jawaban, seseorang menarik perhatiannya.

Masih dengan menempelkan ponselnya di telinga, ghea berjalan cepat. Mengejar seseorang yang sepertinya ghea kenali. Menyadari ghea mendekat orang tersebut mulai berlari, ghea memasukkan ponselnya lalu ikut berlari. Keduanya mengarah menuju tempat yang mulai sepi.

"Tunggu. Gue mohon berhenti." ghea menghentikan langkahnya, nafasnya terengah-engah.

Orang tersebut akhirnya berhenti. Ghea berlari kecil menghampiri orang yang masih membelakanginya.

"rafa?" Tembak ghea setengah ragu.

Orang tersebut berbalik, ia mengangkat topinya. Merasa tebakannya benar, ghea mundur selangkah.

"rafa kan? Lo rafa."

Rafa mengangguk. "ini gue ghe."

Ghea kembali maju mendekat, matanya menatap rafa dengan intens. "lo kemana aja raf? Lo kemana?"

"sorry ghe." Rafa menunduk.

"kenapa lo malah kabur kayak pengecut? Kenapa harus pergi waktu itu? Lo tau ga sih apa yang terjadi sama gue setelah lo pergi? Lo tau ngga sih temen brengsek lo memperlakukan gue kayak apa? Lo tau nggak hah?" ghea memukul dada bidang rafa berulang kali, melampiaskan amarah yang selama ini ia pendam seorang diri.

Rafa menahan tangan ghea, ia menatap ghea dengan lembut. "maaf ghe maaf."

"kenapa orang yang ada disisi gue seneng banget minta maaf sih? Muak gue dengernya. Nggak lo, nggak abi, sama aja raf. Gue minta maaf, oke gue minta maaf karna gue ngga bisa bales perasaan lo waktu itu, gue minta maaf karna lebih milih abi waktu itu. Tapi gue kecewa sama lo raf, gue kira lo bisa gantiin sesosok abang yang akan selalu lindungin gue, atau mungkin gue yang ngga tau diri?" tangan ghea melemas dalam pegangan rafa.

"maaf, maaf ghe maaf." rafa berujar lirih.

"percuma lo minta maaf raf, lo ngga akan jelasin apa-apa kan ke anak enfant. Lo akan biarin gue jadi orang yang disalahin karna lo ninggalin mereka kan? Lo tau? Lo sama aja brengseknya kayak mereka."

°°°

Flashback.

"gue ngga tau sejak kapan rasa ini hadir, yang jelas deket sama lo buat gue nyaman. Mungkin, gue bisa diem seolah ngga terjadi apapun, tapi hati gue ngga bisa bohong. Gue sayang sama lo ghe." Abi menggenggam erat tangan ghea. Ia menatap ghea dengan penuh keyakinan "Would you be mine?"

AbigheaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt